Allianz Jakarta Heart Run (AJHR) adalah ajang lomba lari nostalgia buat
saya. Di AJHR 2012lah pertama saya mengikuti lomba lari jalan raya. Sedikit
kilas balik, setahun yang lalu seorang kawan menantang saya untuk ikut lomba
lari di jalan raya. Saya terima tantangannnya walau dalam hati agak kuatir,
takut pingsan atau tiba-tiba mules di tengah jalan. Meski sudah terbiasa lari
di treadmill tapi belum pernah lari di luar ruangan kecuali pada saat sekolah
dulu. Mendaftar yang 5km, saat itu saya merasa sangat nekad karena saat berlari
di treadmill saya terbiasa menerapkan HIIT Cardio 20 menit yang jarak tempuhnya
sekitar 2.5 sampai maksimal 3km saja.
Hingga akhirnya saya ikut lomba tersebut. Sebagai pelari treadmill saya
mendapatkan kejutan besar ketika berlari di jalanan berupa sensasi runner's
high. Sensasi ini ternyata menjadi semacam candu, jadi ketagihan ingin
mengikuti lomba lari lagi dan lagi. Saat itu juga saya mencanangkan tahun depan
(2013) harus ikut 10km. Maka dari itu AJHR saya anggap sebagai ajang yang
spesial, sehingga ketika pendaftaran AJHR 2013 dibuka saya segera mendaftarkan
diri.
AJHR 2013 dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2013. Baiklah saya akan
mencoba membuat perbandingan ajang AJHR 2012 dengan AJHR 2013.
1. Proses Pendaftaran
Untuk proses pendaftaran hampir sama dengan tahun lalu
bisa online dan offline. Yang lain untuk tahun ini peserta yang sudah daftar
namanya tercantum di situs AJHR.
2. Race Pack
Tahun ini race pack-nya lebih oke punya. Kaus lari masih sama dari Reebok tapi
sekarang sudah bisa memilih ukurannya mulai dari S sampai XL. Bib tahun ini
sudah dilengkapi dengan RFID Tag System.
3. Persiapan Dan Start
Jika tahun lalu garis start/finish AJHR dilaksanakan di sekitar silang Monas,
tahun ini pindah ke plasa selatan GBK. Sama seperti tahun lalu, tak sulit
menemukannya sebab cukup banyak petunjuknya. Lantaran tahun lalu pelaksanaan
AJHR sangat molor maka kali ini saya datang agak siang. Nyaris jam setengah 7.
Ternyata peserta AJHR rajin-rajin datang pagi sehingga saya kebagian posisi
start di barisan belakang. Menurut jadwal, nomor 10km start pada pukul 6.30.
Mulanya saya pesimis akan ketepatan waktu sebab pada pukul 6.25 baru mulai
aneka sambutan. Namun rupanya para pemberi sambutan hanya pidato tak lebih dari
3 kalimat sehingga pukul 6.33 rombongam pelari 10km bisa dilepas. Seharusnya
pelari 5km start pada pukul 6.45 namum ternyata jam 6.35 bendera start sudah
dikibarkan. Sungguh bikin terkejut sebab saya belum mempersiapkan Nike Running
+.
4. Pelaksanaan Lomba
Memulai lomba dari barisan belakang merupakan sebuah perjuangan apalagi jalur
di jalan Pintu 1 GBK sempit sehingga sulit untuk menyalip. Tahun lalupun saya
mulai dari belakang namun jalan Thamrin yang lebar sangat memungkinkan untuk
bermanuver ke kiri dan kanan. Keadaan diperparah akibat jarak start yang
terlalu berdekatan, setelah melewati beberapa peserta 5km ternyata harus
berhadapan dengan rombongan 10km terbelakang. Memasuki jalan Asia Afrika dan
Gerbang Pemuda harapan untuk mendapatkan ruang yang lebih lebar tidak terwujud.
Rupanya kedua jalan tersebut tidak ditutup total, AJHR hanya menggunakan 1
jalur saja. Di jalur sempit ini terjadi penumpukan peserta 5km dengam 10km
alhasil kondisi ini sungguh merusak pace. Ditambah perlu waspada karena di sisi
sebelah jalur lari banyak kendaraan lalu lalang. Oh ya, tak ada tali atau cone
atau alat apapun yang memisahkan jalur pelari dengan jalur kendaraan. Sungguh
situasi yang amat membahayakan peserta. Tapi itu belum puncaknya bahaya.
Menjelang fly over JCC jalanan menyempit, alhasil pelari dan kendaraan mulai
rebutan jalan. Demi keamanan, saya memilih untuk naik ke trotoar yang berarti
harus mengurangi kecepatan karena banyak pelari lain yang naik ke trotoar juga.
Marshal? Ada sih tapi di titik ini dia ada di pinggir jalan dan tak berdaya. Di
U turn fly over JCC adalah tempat putar balik peserta sekaligus lokasi check
point. Disinilah terjadi rebutan gantungan penanda telah melewati check point
karena kurangiya marshal yang bertugas disitu. Ketidaksigapan petugas air minum
juga amat sangat menghambat peserta. Segala macam rintangan tersebut membuat
catatan waktu tidak maksimal. Sebetulnya setelah memasuki jalan Asia Afrika
kembali kepadatan peserta lari mulai berkurang sehingga saya berencana menambah
pace untuk memperbaiki waktu namun sayangnya napas sudah memendek padahal baru
berlari sekitar 3km lebih. Sepertinya saya terlalu banyak menhisap polusi
kendaraan bermotor. Jika di race tahun lalu merasakan sensasi runner's high
maka di lomba kali ini justru saya merasakan frustasi. Tepatnya saat kembali ke
jalan Pintu 1 GBK, disini jalanan kembali menyempit dan tak steril dari
kendaraan. Beberapa kali harus berjalan dan bahkan berhenti karena terhalang
oleh kendaraan yang keluar-masuk komplek GBK. Tekad untuk memperbaiki catatan
waktu buyar sudah. Yang tersisa hanyalah niat cukup sampe finish dan ambil
medalinya saja. Setibanya di garis finish saya melirik ke timer dan hasilnya
memang
lebih buruk dari tahun lalu.
5. Area Finish dan Refreshment
Area finish cukup lebar dan relatif bersih dari kerumunan karena finisher
langsung diarahkan ke area refreshment. Disana sudah tersedia minumam dan
pisang serta petugas pembagi medal. Selanjutnya peserta bisa main-main ke booth
sponsor yang mengadakan aneka kegiatan berhadiah. Kekesalan agak terobati oleh
medali finisher yang keren. Paling keren dari yang pernah saya dapat.
Sebetulnya secara umum AJHR sudah banyak peningkatan dari tahun lalu. Hanya
saja pemiliham rute lomba yang kurang tepat menjadi cacat yang fatal.
1 komentar:
keren gan article nya...kunjungi juga blog saya ya gan chaniaj.blogspot.com
Posting Komentar