Selasa, 18 Desember 2007

B.O.M.B.A.Y

Nangis bombay adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tangisan yang sangat dasyat dibanjiri oleh aliran air mata dan suara sesenggukan yang menyayat hati, biasanya setelah nangis bombay mata akan belekan dan bengkak. Entahlah siapa orang yang pertama kali menemukan istilah ini? Heran juga kenapa kata bombay yang dipakai? Apabila bombay disini mengacu pada bawang bombay rasanya kurang tepat sebab diiris efek "gas airmata" bawang bombay masih kalah jika dibandingin bawang merah walaupun secara ukuran bawang bombay lebih besar. Mungkin saja bombay disini berhubung dengan film-film Bollywood yang memang paling jago bikin cerita film yang sedih-sedih. Fiilm-film Bollywood memang nampak ceria sebab sebentar-sebentar ada adegab nyanyi-nyanyi dan nari-nari tapi kalau sudah masalah yang menyedihkan seperti menantu miskin yang selalu dihina mertuanya, dijamin bakalan bikin penontonnya berlinangan airmata. Jadi aku pikir pencipta istilah nangis bombay ini adalah penggemar film lndia terutama cerita-cerita drama sedih yang bikin dia nangis sejadi-jadinya.

Pada tahun 1995 pemerintah India secara resmi mengganti nama kota Bombay menjadi Mumbai dengan alasan bahwa sebetulnya Mumbai adalah nama asli daerah tersebut sebelum penjajahan Portugis sedangkan Bombay adalah nama jadi-jadian yang diberikan kaum kolonial ketika menjajah India. Seharusnya dengan pergantian nama Bombay menjadi Mumbai maka Bollywood pun seharusnya berubah jadi Mullywood atau malah Mummywood (ihh syerem kaya nama kota hantu aja). Lalu tidak ada lagi nangis bombay melainkan jadi nangis mumbai, si bawangawang tambunpun seharusnya ikutan ganti nama jadi bawang mumbai, ih kok kedengerannya jadi ngga enak sih. Memang sih perubahan itu ngga gampang, perlu waktu untuk membiasakannya.

Ngomongin soal bawang bombay atau bawang mumbai (terserah deh..), dulu aku pikir bahasa inggrisnya adalah bombay onion eh ternyata istilah ini tidak sepenuhnya benar karena bombay onion cuma dipakai oleh orang-orang melayu. Onion sendiri sebetulnya sudah mengacu kepada bawang bombay namun dalam kamus sering diterjemahin sebagai bawang jadi ngga heran kalau aku sewaktu masih baru belajar bahasa inggris mengira bahasa inggrisnya bawang putih adalah white onion ha...ha... kacau banget ya... Di restoran cepat saji modern sering dijual juga makanan yang namanya onion ring kesannya keren banget ternyata makanan tersebut adalah goreng bawang bombay bersalut tepung. Bawang bombay adalah bumbu yang paling sering dipakai dalam masakan India ibaratnya seperti bawang putih dimasakan Cina maka dari mungkin dari sinilah nama bawang bombay ini berasal. Saingannya tentu saja bawang batak yang jadi bumbu wajib dalam membuat ikan arsik. Berbeda dengan bawang bombay yang memang pantas menyandang nama tersebut karena aslinya berasal dari tanah India, maka bawang batak ini sebetulnya berasal dari tanah tiongkok alias cina daratan. Nama ilmiahnya saja Allium Chinese G.Don dan sebagian besar orang menyebut jenis bawang ini adalah Lokio tapi entah kenapa orang batak berani-beraninya mengklaim bawang ini sebagai bawangnya... Ooops ampun ya bang, kak... cuma becanda doang kok....

Senin, 17 Desember 2007

Suara-Suara Indah


Menyoal suara indah tentunya orang segera berasosiasi dengan penyanyi namun sebetulnya bukan cuma penyanyi saja satu-satunya profesi yang perlu modal suara indah tapi masih ada penyiar radio, voice over, dubber, pembawa acara dan banyak lagi. Bila kita pergi nonton di bioskop jaringan duasatu pasti kita kan mendengar kalimat ini : "Perhatian-perhatian, pintu teater satu telah dibuka, bagi anda yang telah memiliki tiket dipersilakan memasuki teater satu". Kalimat tersebut disampaikan oleh sebuah suara wanita yang terdengar sangat empuk, tegas tapi tidak bekesan kasar. Ternyata pengisi suara pengumuman di 21 tersebut adalah Maria Oentoe sang dubber legendaris, menurut sebuah sumber yang pernah aku baca, rekaman tersebut dibuat pada tahun 1986, wow... Sudah lama sekali ya... Ngga tahu apakah terlalu cinta terhadap suara itu atau karena faktor pelit sehingga rekaman tersebut bisa bertahan hingga lebih dari 2 dekade. Aku juga ngga tahu apakah ada rekaman suara Maria Oentoe yang lain untuk digunakan di bioskop 21 ini, misalnya saja untuk pengumuman pintu tidak bisa dibuka ; "Perhatian-perhatian, pintu teater satu tidak dapat dibuka, bagi anda yang telah memiliki tiket dipersilakan menukarnya kembali ke loket".

Misteri suara wanita di bioskop 21 telah diketahui tapi aku masih penasaran dengan suara wanita yang sering muncul apabila nomor telepon yang kita tuju tidak terdaftar atau tidak dapat dihubungi. Memang sih suaranya tidak terlalu empuk seperti suaranya Maria Oentoe malah berkesan menyebalkan. Menyebalkan? mungkin rasa menyebalkan itu timbul akibat kekesalan kita sendiri yang tak dapat menghubungi nomor telepon yang kita tuju. Kira-kira siapa ya yang mengisi suara tersebut?? Kalau kita melewati palang kereta api dibeberapa tempat sudah dilengkapi dengan rekaman petuah mengenai keselamatan. Lagi-lagi yang digunakan adalah suara wanita, sayang aku tidak pernah mendengar suara wanita itu dengan jelas hanya sayup-sayup karena biasanya suaranya kalah kencang dengan suara deruman kendaraan. Jadi kepikiran berapa ya bayaran mereka-mereka yang suaranya sering kita dengar sehari-hari? Kalau menggunakan sistem royalti seharusnya mereka bisa lebih kaya dari penyanyi manapun.
Di dunia olahraga tinju profesional ada seorang legendaris, dia bukan petinju melainkan seorang announcer. Namanya Michael Buffer yang terkenal dengan kalimat "Let's get ready to rumble", bahkan kalimat andalannya tersebut telah didaftarkan sebagai trademark. Selain dengan kalimat andalannya itu, cara Michael Buffer membacakan nama petinju yang hendak bertarung pun dilakukan dengan penuh improvisasi sehingga membuat suasana menjadi panas. Hampir setiap pertarungan tinju kelas dunia Michael Buffer yang jadi announcernya, mungkin saja kekayaan Michael Buffer bisa melebihi kekayaan petinjunya sendiri, semuanya cuma modal suara saja. Jangan pernah membandingkan Michael Buffer dengan announcer tinju lokal seperti Undang Suhendar dan Ary Sudarsono yang sering meniru-niru gaya Michael Buffer tapi gatot alias gagal total.

Sewaktu maraknya telenovela banyak juga orang-orang yang mendadak berprofesi menjadi dubber, walaupun berkesan cuma modal suara tapi susah juga karena harus punya artikulasi yang jelas dan dapat menjiwai suara sesuai dengan adegan yang terjadi. Menurutku dubber yang paling top adalah pengisi suara Doraemon, hebat juga bertahun-tahun bisa menjaga suara unik ala doraemon tersebut. Para dubber tersebut memang tidak seterkenal pemain sinetron tapi mereka ini cenderung lebih lama bertahan dibandingin pemain sinetron, sebuah bukti kalau suara indah lebih long lasting dibandingin fisik menarik.

Minggu, 16 Desember 2007

Cross - James Patterson

James Patterson termasuk penulis best-seller yang sangat produktif. Buku-bukunya sebagian besar menceritakan seri petualangan Detektif Alex Cross, Women Murder Club, Maximum Ride dan beberapa novel lepas lainnya. Cross sebetulnya bukan novel pertama James Patterson yang mengisahkan cerita petualang Alex Cross tapi dalam Novel ini James Patterson seolah membuat prequelnya dengan menceritakan kejadian yang mengubah hidup Alex Cross yaitu kematian Maria sang istri tercinta.

Sebagai seorang penegak hukum karir Alex sangat cemerlang bermula dari detektif polisi lalu di promosikan sebagai profiler di FBI. Karir Alex yang cemerlang ini diikuti pula oleh kesuksesannya dalam mebina keluarga, seorang istri yang sangat dicintai telah memberikannya tiga orang anak yang manis-manis. Dan ada juga Mama Nana sang nenek yang telah membesarkan Alex yang telah menjadi yatim piatu sejak kecil. Walaupun sibuk Alex selalu berusaha meluangkan waktunya untuk keluarga, pokoknya kehidupan Alex begitu sempurna. Patterson juga menceritakan seorang kriminal muda bernama Michael Sullivan alias The Butcher. The Butcher menjadi seorang pemerkosa dan pembunuh sadis akibat mengalami trauma masa kecil akibat tindakan kekerasan yang dilakukan oleh ayahnya yang berprofesi sebagai tukang daging atau butcher.

Alex bertemu The Butcher secara tidak sengaja di sebuah TKP, sempat terjadi adu pandang diantara keduanya. Lalu secara tak diduga The Butcher mendatangi rumah Alex namun tidak melakukan ancaman apapun karena saat itu di rumah sedang ada anak-anak Alex. Maria yang kebetulan bertugas merawat salah seorang korban The Butcher menjadi target karena kemungkinan sang korban telah bercerita banyak hal terhadap Maria. Tak lama setelah kedatangan The Butcher, Maria terkena tembakan yang dilakukan seseorang di tengah keramaian jalan dan Maria akhirnya tewas dalam pelukan Alex ketika dalam perjalanan menuju Rumah Sakit.

Cerita berpindah ke masa sekarang untuk melihat kehidupan Alex juga Michael Sullivan a.k.a The Butcher dimasa kini. Alex memilih untuk mengundurkan diri dari FBI pasca meninggalnya Maria sementara The Butcher telah menikah dan mempunyai anak. Pada suatu kesempatan Alex diminta pertolongannya dalam sebuah kasus penyanderaan, The Butcher yang sedang menonton TV melihat kembali sosok Alex dan pikirannya segera melayang kepada peristiwa bertahun-tahun lalu. Naluri membunuh untuk kepuasan The Butcher kembali keluar dan kembali ia melakukan pemerkosaan dan pembunuhan seperti dulu. Takdir kembali mempertemukan Alex dengan The Butcher ketika mantan partner Alex di kepolisian menemukan fakta baru mengenai kematian Maria dan mengajak Alex untuk kembali menyelidikinya. Dengan membaca The Cross ini para penggemar Alex Cross akan bisa semakin memahami jiwa sang detektif dan tentunya akan semakin jatuh cinta terhadapnya.

Sabtu, 15 Desember 2007

Pemanasan Gombal

Konferensi Perubahan Iklim atau UNCCC (United Nation Climate Change Conference) 2007 yang diselenggarakan di Nusa Dua Bali baru saja berakhir. Konferensi yang membahas mengenai usaha-usaha menghentikan pemanasan global ini berakhir dengan hasil yang katanya belum memuaskan. Hasil konferensi yang dirumuskan dalam Peta Jalan Bali atau bahasa kerennya Bali Road Map masih jauh dari apa yang diharapkan para anggota konferensi. Salah satu faktor kurang mulusnya hasil konferensi ini adalah kekerasan kepalaan Amerika Serikat yang tidak mau menyetujui perjanjian pengurangan emisi karbon. Selama ini emisi karbonlah yang sering dituding sebagai penyebab pemanasan global melaui efek rumah kacanya. Pemanasan global yang ditakuti ini konon telah menyebabkan berbagai penyimpangan cuaca di seluruh dunia serta mencairnya es di kutub yang mengakibatkan naiknya permukaan laut. Aku jadi teringat issue serupa beberapa tahun yang lalu yaitu mengenai bolongnya lapisan ozone akibat efek rumah kaca yang disebabkan oleh emisi karbon tersebut namun anehnya issue ini sekarang sepertinya menguap begitu saja padahal penyebab dan efeknya sama seperti pemanasan global…

Aku termasuk orang yang agak bersikap skeptic terhadap issue Pemanasan Global ini sebab aku kuatir issue ini hanya wacana yang bersifat trend semata. Sebelum ini issue yang gencar dikampanyekan dunia adalah Make Poverty History atau penghapusan Kemiskinan namun sekarang issue ini bagaikan lenyap ditelan oleh issue Pemanasan Global, yang ada malah kemiskinan di seluruh dunia jadi makin parah lantaran efek dari kenaikan harga minyak dunia. Seperti yang sudah-sudah para kaum selebritis juga tak mau kalah dalam berkampanye aneka issue yang lagi hot dibahas di dunia termasuk issue Pemanasan Global ini, misalnya saja si ratu talkshow Oprah yang belakangan ini sering mengkampanyekan program Go Green (selain tentunya mengkampanyekan Barrack Obama sebagai capres) dalam acaranya, tapi seperti Oprah sendiri melakukan hal itu hanya sekedar ikut-ikutan tren atau sekedar untuk menarik perhatian audience. Buktinya Oprah tetap mengadakan shownya dalam studio mewah yang sangat full lighting, bayangkanlah berapa daya listrik yang dipakai Oprah untuk setiap shownya. Jadi apakah gunanya dia mengkampanyekan Go Green yang salah satunya adalah penghematan listrik.

Aku sebetulnya mau-mau saja melakukan apa yang disarankan dalam kampanye Go Green seperti penghijauan atau penghematan energi tapi alasannnya semata hanya demi kenyamanan dan tentu saja penghematan biaya karena pikiranku masih belum nyampe ke issue Pemanasan Global ini. Selama ini aku masih merasa ragu apakah pemanasan global ini fakta atau sekedar mitos yang digulirkan oleh beberapa pihak berkuasa di dunia sebagai pengalihan terhadap issue lain yang lebih penting misalnya kelaparan dan kemiskinan. Aku berfikir pemanasan global ini adalah bagian dari evolusi bumi seperti yang telah terjadi selama ini. Ingatkah akan pelajaran sejarah atau geografi yang mengatakan bahwa pada awalnya buki ini sangat panas lalu lama-lama mendingin bahkan sampai pernah mengalami jaman es yang memusnahkan Dinosaurus? Lalu setelah itu dunia kembali mengahangat hingga pada tahap ideal yaitu saat ini dimana manusia berkembangbiak dan menguasai kehidupan di bumi ini. Lalu sekarang orang-orang kuatir akan suhu bumi yang makin meningkat padahal menurutku mungkin saja apa yang terjadi di bumi ini hanyalah bagian dari rangkaian evolusi bumi yang tak akan pernah berhenti hingga planet bumi ini musnah. Karena evolusi terus berjalan maka rasanya tidak mungkin kondisi bumi akan ajeg seperti saat ini. Manusia saat ini boleh saja berusaha memperlambat proses evolusi bumi namun jangan lupa yang kita hadapi adalah sang mother of nature.

Terlepas dari sisi religi, sudah sepatututnya kita sadar bahwa manusia bukan penguasa bumi satu-satunya tapi jangan pernah melupakan sang ibu alam yang sebetulnya penguasa bumi. Masih dari cerita sejarah, kali ini mengenai letusan Gunung Tambora di Nusa Tenggara yang meletus tahun 1815. Letusan Gunung Tambora ini sungguh dashyat hingga menebarkan sulfur dalam jumlah banyak ke stratosfer akibatnya terjadi anomali iklim yang terjadi di seluruh dunia. Sulfur yang memenuhi stratosfer bumi ini menyebabkan sinar matahari terhalang masuk ke permukaan bumi hingga rata-rata suhu bumi saat itu turun sekitar 0.4-07 C. Bahkan di belahan bumi utara pada tahun 1816 tidak mengalami musim panas. Jangan lupa pula dengan benda-benda langit yang mungkin saja akan menabrak bumi, efeknya bisa melebihi efek yang dihasilkan oleh letusan gunung Tambora. Kepunahan Dinosaurus diperkiraan karena perubahan iklim bumi yang ekstrim akibat dari meteorid raksasa yang jatuh ke bumi. Meteorid raksasa yang bertumbukan dengan permukaan bumi tersebut menghasilkan kabut debu di atmosfer sehingga sinar matahari yang masuk ke bumi terhambat dan mendorong terjadinya perubahan iklim global yang mengakibatkan kepunahan Dinosaurus sang mahluk penguasa bumi saat itu. Kalau alam menghendaki, bukan tidak mungkin hal ini bisa terjadi lagi dan kali ini manusia yang harus mengalami nasib seperti Dinosaurus. Jadi manusia sebagai anaknya jangan pernah coba menentang kemauan sang Ibu Alam.

Atas dasar pemikiran itu aku membuat kesimpulan kalau issue Pemanasan Global ini hanya sekedar wacana gombal yang dilempar oleh para penguasa untuk mengalihkan perhatian dunia dari hal penting lainnya. Sebetulnya menurutku akan lebih bermanfaat kalau para penguasa ini berkumpul untuk membahas perdamaian dunia dan memberantas kemiskinan agar sisa waktu manusia yang akan hidup terbatas di dunia ini akan lebih bermakna.

Jumat, 14 Desember 2007

Polisi dan Nenek

Pagi tadi ketika hendak berangkat ke kantor aku melihat sebuah pemandangan yang cukup menarik. Waktu itu aku hendak menyeberang jalan menuju kantor, kutengok lampu lalu lintas sudah kuning sehingga aku tahan diri untuk menunggu lampu kembali merah. Saat lampu lalu lintas hijau dan mobil-mobil siap untuk jalan lagi kulihat ada seorang nenek yang sudah terlanjur menyeberang tapi baru sampai di tengah-tengah. Mungkin ketika nenek itu mulai menyeberang lampu lalu lintas masih merah tapi karena sudah renta maka jalannya tidak bisa cepat lagi sehingga sebelum si nenek sampai di seberang jalan, lampu lalu lintas sudah keburu hijau lagi. Aku kaget dan sangat kuatir melihat nenek tersebut, namun kekuatiranku segera sirna ketika kulihat seorang polisi dengan sigap menghentikan kembali kendaraan yang hendak melaju walaupun lampu masih hijau. Tak cuma menghentikan, sang polisipun dengan sabarnya menuntun sang nenek hingga aman di tepi jalan dan nampaknya Pak Polisi yang baik hati itu juga menanyakan tujuan si nenek. Anehnya para pengguna jalan yang terpaksa harus mengalah demi si nenek ini tidak ada yang protes, tak ada terdengar suara klakson yang biasa dibunyikan apabila pengemudi mendapat hambatan di lampu hijau, mungkin mereka juga kasihan terhadap si nenek yang sudah sangat renta tersebut.
Para pengguna jalan yang melihat kejadian tersebut pastinya akan memberikan nilai plus terhadap polisi tersebut sebab selama ini sebagian besar pengguna jalan mencap polisi sebagai pencari kesalahan pengemudi demi uang semata. Apa yang terjadi pagi tadi semestinya bukan sesuatu yang luar biasa karena itu memang sudah tugasnya polisi seperti semboyannya Melindungi dan Melayani Masyarakat. Tapi perlulah kita berikan kredit karena hal tersebut menjadi barang langka di tengah kehidupan masyarakat kita yang cenderung individualis.

Kamis, 13 Desember 2007

The Kingdom

Pandangan para film maker Amerika seputar dunia terorisme sepertinya sudah mulai bergeser, kini sudah mulai banyak film-film mengenai terorisme yang diusahakan dibuat dengan berimbang. Salah satunya adalah film terbarunya Jamie Foxx dan Jennifer Garner, The Kingdom. Film The Kingdom ini bergenre aksi namun dicampur dengan unsur drama yang cukup kuat. Memang sih masih menampilkan ke super poweran Amerika namun di sisi lain pihak yang selama ini dianggap musuh juga ditampilkan sebagai manusia biasa juga sehingga walaupun bercerita tentang terorisme namun sang sutradara tidak menampilkan pernyataan politik apapun.

Film The Kingdom diawali oleh narasi sejarah singkat Kerajaan Saudi Arabia dan hubungannya dengan minyak dan Amerika Serikat. Adegan awal menggambarkan keriaan berbagai kegiatan hari libur disebuah lingkungan tempat tinggal warga Amerika di Saudi Arabia. Keriaan tersebut tiba-tiba berubah menjadi kepanikan ketika sebuah mobil polisi dibajak oleh sepasang teroris yang melepaskan tembakan membabi-buta kearah kerumunan ekspatriat itu. Seorang petugas keamanan seolah memberi instruksi kepada massa yang panik untuk berlari kearahnya namun ketika orang-orang mulai mendekat tiba-tiba petugas keamanan yang ternyata gadungan itu meledakan sebuah bom. Namun tragedi tidak berhenti disitu dan bahkan itu hanyalah umpan untuk memancing orang lebih banyak datang ketempat kejadian dan sebuah ledakan lain yang lebih dasyat terjadi kembali menewaskan banyak para korban, petugas medis dan para penyelidik. Seluruh adegan yang sangat tidak manusiawi itu direkam oleh para pelakunya sendiri bahkan mereka mencuci otak seorang anak kecil dengan memaksanya menyaksikan adegan tersebut.

Di Amerika Serikat terjadi juga sebuah perdebatan karena ada sekelompok anggota FBI yang ngoto ingin pergi ke Saudi untuk menyelidiki kejadian tersebut karena salah satu rekan mereka menjadi korban tewas. Setelah melalui lobi yang alot akhirnya serombongan penyidik FBI berangkat ke TKP untuk menyelidiki kejadian tersebut. Pada awalnya mereka banyak sekali mendapat hambatan namun berkat pendekatan yang jitu akhirnya pihak keamanan setempat mau menerima mereka. Mereka juga disana tidak bisa dengan leluasa menlakukan penyelidikan karena sering terganjal oleh norma-norma adat lokal. Berkat bantuan dari pihak polisi Saudi Arabia yang juga membenci tindakan terorisme itu akhirnya mereka bisa mengungkap pelaku tindakan keji tersebut. Disinilah bedanya film The Kingdom dengan film terorisme made in Amerika lainnya yaitu yang pahlawan sesungguhnya justru adalah sang polisi Saudi Arabia.

Tampilan gambar di film The Kingdom ini mirip film dokumenter tapi dengan intensitas jalan cerita yang cepat apalagi di seperempat bagian terakhir film. Seluruh adegan seolah-olah terjadi di depan mata kita sendiri terutama ketika adegan ledakan bom. Pengambilan gambar pada adegan tembak menembakpun sengaja dibuat tidak terlalu fokus dan malah berkesan shaking yang justru bikin kita merasa seperti di tengah-tengah medan pertempuran. Para pemainnya pun terutama Jamie Foxx dan Jennifer garner memang sudah terbiasa main film aksi sehingga tidak canggung lagi melakukan berbagai adegan aksi tapi juga tetap tampil meyakinkan ketika melakukan adegan yang memerlukan penjiwaan. Namun sepertinya kebanyakan penonton film Amerika masih belum bisa menerima kenyataan kalau mereka sesungguhnya tidak sesuperpower yang mereka kira sehingga film Kingdom ini tidak terlalu bagus dalam pendapatan box officenya, sama nasibnya seperti film Lions for Lambs yang mengkritisi kebijakan invasi amerika di timur tengah yang juga gagal di box office walaupun didukung oleh bintang-bintang ternama.

Rabu, 12 Desember 2007

The Altman Code - Robert Ludlum

Robert Ludlum memang lebih dikenal sebagai pengarang novel seri petualangan Jason Bourne yang saking populernya hingga kisah Jason Bourne ini dijadikan film layar lebar. Tapi sebetulnya Robert Ludlum juga mengarang seri petualangan lain yang tidak kalah seru dari petualangan Jason Bourne yaitu seri Covert-ONE. Hampir serupa dengan kisah Jason Bourne, seri Covert-ONE juga bercerita tentang agen rahasia jagoan. Kalau Jason Bourne adalah seorang mantan agen rahasia yang amnesia dan berusaha mencari jati dirinya, kalau Cover-ONE ini adalah sebuah jaringan agen mata-mata yang sangat rahasia sehingga tidak dikenal seperti CIA atau FBI namun mereka memberikan report langsung kepada presiden. Pada serial Covert-ONE ini, Ludlum juga punya jagoannya sendiri yaitu Letkol Jonathan Smith atau biasa disebut Jon Smith, seorang agen rahasia anggota militer AS yang memiliki latar belakang ilmuwan. The Altman Code merupakan seri keempat dari seri Covert-One ini setelah The Hades Factor, The Cassandra's Compact dan The Paris Option.

Ketika sedang menghadiri sebuah konferensi di Taiwan, tiba-tiba Jon Smith mendapat perintah dari Covert-ONE untuk berangkat ke China karena menurut informasi yang didapat ada sebuah kapal barang China dengan tujuan ke Basra Irak yang katanya mengangkut bahan untuk membuat senjata kimia dengan kedok mengangkut alat-alat pertanian. Tugas Jon Smith semula adalah bertemu dengan seorang informan yang telah memegang kopi dari manifest isi kapal yang sesungguhnya, nanti bukti dari manifest ini akan digunakan untuk menyetop kapal tersebut. Ternyata tugas ini tidak sesederhana seperti yang diduga semula, rupanya ada pihak-pihak lain yang terlibat termasuk diantaranya adalah orang dalam Gedung Putih. Sang informan tewas sebelum kopi manifest diterima oleh Jon namun sebelum tewas sang informan sempat memberikan informasi lain yang sangat mengejutkan yaitu tentang seorang amerika yang menjadi tawanan politik di Cina diketahui ternyata adalah ayah kandung dari Sam Castilla, sang presiden amerika. Jon pun segera memberika informasi ini kepada bosnya di Covert-ONE, Fred Kline. Setelah dikonfirmasi kepada presiden langsung, ternyata memang betul ayah kandung presiden adalah seorang agen rahasia amerika yang dinyatakan telah meninggal di China namun tidak pernah ditemukan mayatnya. Sekarang tugas Jon bertambah satu lagi yaitu mengembalikan sang tawanan tersebut ke amerika sambil tetap mencari kopi manifest kapal Cina tersebut.



Tidak heran kalau buku karangan Robert Ludlum sering jadi best seller karena memang Ludlum sangat pandai bercerita sehingga pembacanya akan selalu penasaran untuk terus membuka halaman demi halaman bukunya. Membaca The Altman Code sama menegangkannya seperti nonton film Bourne Ultimatum.

Selasa, 11 Desember 2007

Sambal Tumpang - Busuk Tapi Nikmat


Tidak selamanya yang busuk-busuk itu buruk dan hanya pantas menghuni tong sampah... Buktinya adalah sebuah masakan bernama Sambal Tumpang yang berbahan baku utama tempe bosok (nyaris busuk) yang cukup digemari banyak orang terutama yang berasal dari suku Jawa. Tempe sendiri saja sudah terbuat dari kedelai yang sengaja dibuat berjamur, ini malah ditambah pula pakai acara dibosokin segala. Nama yang cocok yaitu double busuk, yiks menjijikan sekali sepertinya. Tapi jangan pernah meng underestimate kemampuan kuliner ajaib orang-orang Jawa, ditangan mereka tempe double busuk ini bisa jadi makanan yang sangat lezat, tentunya bagi mereka yang menyukainya. Sambal Tumpang sendiri di setiap daerah sebetulnya agak lain isinya namun secara garis besar tetap ada kesamaannya yaitu tentu saja wajib menggunakansi tempe bosok ini. Memang tidak semua mau dan suka terhadap masakan Sambal Tumpang ini sebab selain merasa jijik, sebagian besar orang tidak menyukai aroma menyengat khas dari tempe yang telah mengalami proses pembusukan ini.


Aku bukan orang yang beretnis Jawa namun aku termasuk orang yang menggemari masakan Sambal Tumpang ini. Aku sampai bertanya-tanya sendiri kenapa ya tempe yang sudah busuk ini bisa menjadi makanan yang lezat. Memang sih harus diakui ada beberapa makanan yang makin busuk makin enak, sebetulnya kata busuk tidak begitu tepat juga sih karena kesannya agak menjijikan. Baiklah akan aku ganti kata "busuk" itu dengan kata "fermented" atau berfermentasi. Contoh lain makanan fermented adalah Peuyeum, Tape Uli, Terasi, Petis dan Keju. Beberapa jenis minuman juga akan menjadi makin enak setelah mengalami proses fermentasi seperti misalnya wine yang makin tua makin mahal atau versi kampungnya tuak atau arak. Bahkan Kopi Luwak yang disebut-sebut sebagai kopi terenak dan tentu saja termahal di dunia saja harus ternyata harus melalui proses fermentasi yang sangat menjijikan. Kopi Luwak berasal dari biji kopi yang telah dimakan oleh hewan bernama Luwak, lalu setelah melalui proses pencernaan dalam perutnya biji kopi tersebut keluar melalui proses ekresi alias buang air besar. Nah biji kopi yang keluar dari pantat luwak inilah yang dijadikan sebagai bahan pembuat kopi luwak ini. Menjijikan? sangat, tapi malah jadi enak banget.


Baiklah kita kembali lagi ke Sambal Tumpang, perkenalan pertamaku dengan masakan Sambal Tumpang ini terjadi ketika aku mengunjungi rumah seorang teman di daerah Boyolali, sebut saja temanku itu sebagai si Jeng. Ketika aku dan beberapa orang teman dijamu makan, di meja makan terdapat semangkuk makanan berkuah yang anehnya malah diletakan terpisah jauh dari lauk lainnya. Iseng-iseng aku tanya kepada si Jeng perihal sayur yang diletakan terpisah tersebut. Si Jeng bilang kalau nama sayur tersebut adalah Sambal Tumpang, kuatir teman-temannya ini tidak menyukainya maka dia sengaja memisahkan Sambal Tumpang tersebut jauh-jauh daripada terlanjur termakan dan bikin rusak selera makan. Aku jadi penasaran ingin mencobanya, pertama sih cuma icip-icip saja tapi ternyata rasanya uenak tenan... Cerita tentang bahan baku utamanya yang menjijikan itu sama sekali tidak berpengaruh justru makin menambah nikmat.


Aku memang belum pernah mencoba Sambal Tumpang buatan orang lain kecuali buatan si Jeng ini, jadi aku tidak tahu persis apakah semua sayur Sambal Tumpang akan seenak buatan si Jeng. Setiap kali si Jeng membuat Sambal Tumpang, aku tidak bisa menahan diri untuk mencicipinya, seperti semalam ketika sebetulnya aku tidak terlalu lapar namun jadi ikutan makan karena ada Sambal Tumpang made in si Jeng. Sambal Tumpang made in si Jeng sebetulnya sangat sederhana berbumbukan cabai, kencur, kemiri, bawang putih, bawang merah, gula, garam, daun jeruk, salam. lengkuas, santan dan tentu saja tempe bosok. Isi Sambal Tumpangnya pun hanya tahu dan petai tanpa daging seperti Sambal Tumpang Jawa Timuran. Biasanya teman setia makan Sambal Tumpang ini adalah urap sayuran dan kerupuk karak, very humble but simply irresistible.

Senin, 10 Desember 2007

Nasi Goreng Daun Mengkudu


Mamaku punya sebuah masakan yang resepnya adalah warisan dari nenek moyang kami, masakan itu adalah Nasi Goreng Daun Mengkudu... Hah daun mengkudu??? Ngebayangin buahnya aja udah kebayang bau dan pahit banget tapi sim salabim di tangan mamaku daun mengkudu tersebut bisa jadi sayuran pelengkap nasi goreng yang lezat sekali. Menurut mamaku, dulu sewaktu dia kecil, opaku (bokapnya mama) sering membuat nasi goreng daun mengkudu ini jadi bisa dibilang resep masakan nasi goreng mengkudu ini adalah resep warisan keluarga. Aku juga baru belakangan ini mencoba Nasi Goreng Daun Mengkudu ini sebab mamaku setelah bertahun-tahun baru mencoba lagi resep ini ketika di rumahku tumbuh pohon mengkudu. Kebetulan juga Papaku punya penyakit asam urat jadinya Nasi Goreng Daun Mengkudu ini jadi menu wajib kalau asam urat papaku kambuh.

Semula aku agak-agak sangsi ketika hendak mencoba nasi goreng ajaib ini, yang terbayang adalah rasa pahit yang tidak mengenakan. Tapi setelah mencicipinya ehhmmmm segala anggapan negatif tentang daun mengkudu langsung sirna sebab ternyata rasa Nasi Goreng Daun Mengkudu ini benar-benar lezat. Mamaku sempat membocorkan resep rahasianya kepadaku tapi aku belum pernah mempraktekannya sih...
Gini nih resepnya

Bahan :
Daun Mengkudu, Nasi, Bawang Merah, Kunyit, Kencur, Garam dan tentu saja Mintak Goreng (untuk ukuran silahkan kira-kira saja sendiri sesuai selera)
Cara Membuat :
1. Daun Mengkudu dicuci bersih, sambil dicuci Daun Mengkudunya diremas-remas untuk membuang rasa pahitnya
2. Bawang Merah,Kunyit dan Kencur diulek secara bersama-sama hingga menjadi bumbu halus
3. Daun Mengkudu yang sudah dicuci diiris-iris tipis
4. Masukan Minyak Goreng ke wajan
5. Setelah Minyak Goreng bumbu halus, garam dan irisan Daun Mengkudu
6. Setelah Daun Mengkudunya terlihat mulai layu, baru masukan Nasi Putih
7. Aduk-aduk Nasi, bumbu halus serta irisan daun mengkudu hingga merata
8. Kalau sudah teraduk rata, tinggal angkat dan selamat menikmati...
Kalau sukses bikinnya maka tampilan Nasi Goreng Daun Mengkudu ini adalah berwarna kuning dengan variasi warna hijau dari daun mengkudu, maaf belum sempat bikin fotonya. Selain lezat Nasi Goreng Daun Mengkudu ini sangat sehat karena mengkudunya sendiri (Termasuk daunnya juga) dikenal sebagai obat Asam Urat, kunyit juga dikenal sebagai anti radang alami serta kencur yang banyak manfaatnya juga. Mau enak tapi sehat? silakan cona Nasi Goreng Daun Mengkudu ini...

Minggu, 09 Desember 2007

Peristiwa Bojongkokosan; Sebuah Potongan Sejarah




Bagi mereka yang tinggal di daerah kabupaten Sukabumi tepatnya sekitar daerah Parungkuda hari pahlawan itu bukan jatuh tanggal 10 November melainkan tanggal 9 Desember. Kenapa demikian? Karena tanggal 9 Desember 1945 terjadi sebuah peristiwa heroik ketika sejumlah pejuang lokal melakukan serangan terhadap pasukan sekutu. Peristiwa diawali oleh informasi yang mengatakan bahwa akan ada sekitar 2 truk pasukan sekutu dari Jakarta yang akan bergerak menuju Bandung dalam rangka hendak melucuti tentara sekutu. Para pejuang lokal ini bersiap-siap mengambil posisi di kedua sisi sebuah tebing dekat talang air di desa Bojongkokosan. Secara geografis daerah ini memang cocok untuk melakukan penyergapan karena jalan raya utama berada di tengah-tengah tebing yang dirimbuni oleh semak-samak selain itu juga talang air yang dipilih para pejuang ini juga berada di sebuah belokan tajam. Sekitar jam 3 kurang, rombongan pasukan sekutu yang ternyata berjumlah lebih banyak dari pekiraan yaitu sekitar 1000 orang memasuki daerah Bojongkokosan dan mereka dikejutkan oleh serangan mendadak dari para pejuang lokal. Sebetulnya secara matematis kita kalah dalam pertempuran selama 2 jam tersebut karena kita sebagai pihak penyerang harus kehilangan 70 orang pejuang dan disisi lain tentara sekutu yang tewas hanya 50 orang. Namun perlu diingat secara senjata kita kalah jauh, hanya sedikit pejuang kita yang pakai senjata api sisanya hanya mengandalkan batu sedangkan seluruh tentara sekutu bersenjata lengkap.


Pertempuran Bojongkokosan yang tidak terlalu dikenal dalam buku sejarah nasional ini rupanya berefek sangat besar baik bangsa Indonesia maupun pihak sekutu. Peristiwa penyergapan tentara sekutu oleh para pejuang di desa Bojongkokosan ini rupanya memberikan inspirasi dan menambah motivasi para pejuang di Bandung dalam melawan tentara sekutu hingga akhirnya timbul perisiwa bersejarah lainnya yaitu Bandung Lautan Api. Sementara di Inggris sana sebagai dedengkot tentara sekutu langsung terjadi kehebohan karena jumlah korban yang jatuh di pihak sekutu dianggap cukup besar dan salah satu yang tewas ada seorang perwira tinggi tentara kerajaan Inggris. Terjadi perdebatan di parlemen Inggris yang juga menarik perhatian dunia. Akhirnya Inggris membalas perbuatan para pejuang tersebut dengan menugaskan angkatan udaranya untuk memborbardir kawasan Cibadak dan Cisaat.


Peristiwa ini memang kalah terkenal jika dibandingkan dengan peristiwa 10 November di Surabaya namun bagi masyarakat sekitar kejadian tersebut lebih nyata karena masih ada beberapa orang yang mengalami langsung peritiwa tersebut yang tidak jemu-jemu menceritakan kembali kisah heroik tersebut kepada anak-anak muda. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemda setempat agar peristiwa tersebut bisa diakui sebagai sejarah nasional. Hasil positif mulai didapat dari provinsi Jawa barat yang menjadikan tanggal 9 Desember ini sebagai hari juang Siliwangi. Selain itu untuk mengenang peristiwa tersebut makan pemda setempat juga membangun sebuah monument yang dinamakan Museum Palagan Bojongkokosan.





Sumber :
http://www.indomedia.com/tribunjabar/detail.asp?id=3056.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Bojong_Kokosan
Cerita dari mulut ke mulut

Sabtu, 08 Desember 2007

The Inheritance of Loss - KIran Desai

Alkisah seorang pensiunan hakim lulusan sekolah hukum di Inggris bernama Jemubhai memilih untuk tinggal disebuah desa bernama Kalimpong (namanya seperti kampung) yang terletak di kaki pegunungan Himalaya. Pada awalnya Jemubhai atau biasa dipanggil Jemu hanya tinggal bersama seorang juru masak yang tidak disebutkan namanya dan seekor anjing betina yang diberi nama Mutt (kependekan dari Mutton Chop). Jemu yang dulunya merupakan seorang hakim yang sangat dihormati setelah pensiun mengalami Post Power Syndrome dan kegiatan sehari-harinya hanyalah mengutak-ngatik permainan catur. Jemu yang pernah menjalankan pendidikan di Inggris begitu bangga pada adat istiadat negara tersebut sehingga ketika berbicarapun dia selalu menggunakan aksen Inggris yang kental. Hingga suatu saat datanglah seorang biarawati Inggris yang membawa seorang anak remaja berusia 16 tahun yang bernama Sai. Sai sebetulnya adalah cucu Jemu yang terpaksa jadi yatim piatu karena kedua orangtuanya mengalami kecelakaan. Kedatangan Sai menjadi anugrah bagi Jemu karena kini Jemu punya seseorang yang bisa dia curahkan perhatiannya apalagi Sai juga sebelumnya pernah tinggal di eropa sehingga sang kakek merasa punya teman yang sepandangan.


Jemu tidak mensekolahkan Sai di sekolah umum biasa tapi memilih untuk mendatangkan seorang tutor untuk mengajarkan aneka pelajaran kepada Sai. Sang tutor tersebut bernama Lola seorang janda dari seseorang yang juga terpandang seperti Jemu. Lola ini tinggal bersama saudaranya Noni disebuah rumah mewah yang diberi nama Mon Ami. Walaupun menguasai berbagai ilmu namun Lola lemah dalam bidang matematika sehingga Jemu harus mendatangkan seorang tutoe matematika bagi Sai. Sang tutor ini bernama Gyan seorang mahasiswa dari sebuah perguruan tinggi ternama. Sai rupanya menaruh hati pada Gyan namun Jemu berusaha menghalangi karena kelas sosial mereka berbeda, Gyan selain berasal dari keluarga tak mampu juga seorang India keturunan Nepal yang sering diperlakukan sebagai kaum minoritas. Pada awalnya Gyan masih sabar menghadapi sikap otoriter Jemu namun lama-lama Gyan tidak tahan juga apalagi ditambah dengan kelakukan Sai yang sangat kebarat-baratan membuatnya berubah jadi orang yang sinis. Tidak cuma itu saja, Gyan juga mulai ikut-ikutan kelompok pemberontak kaum minoritas Nepal.




Sementara di sisi dunia lain yaitu di New York hiduplah seorang imigran gelap asal India yang bernama Biju. Biju adalah putra tunggal dari juru masak yang bekerja di rumah Jemu. Karena ingin memperbaiki taraf hidupnya, Biju nekat berimigrasi secara gelap ke Amerika. Dalam bayangannya tinggal di Amerika akan membawa kesuksesan dan kemakmuran, Biju menghayalkan bisa punya sofa, TV dan tabungan yang banyak di bank. Namun sebagai imigran gelap terpaksa Biju bekerja berpindah-pindah dengan upah yang kecil karena harus main kucing-kucing dengan pihak imigrasi. Walaupun telah tinggal jauh di Amerika sana, Biju masih mentempatkan diri untuk mengirim surat kepada ayahnya dan menceritakan hanya hal-hal yang baiknya saja. Sang ayah sendiri di India begitu menyanjung-nyanjung putranya tersebut dan menganggap bahwa anaknya telah jadi orang sukses di Amerika sana karena putranya tidak pernah mengeluhkan apapun.




Kehidupan di desa Kalimpong yang semula damai dan sejahtera tiba-tiba berubah drastis setelah pecah pemberontakan dari kaum minoritas India-Nepal. Kekerasan terjadi dimana-mana, orang miskin menjadi makin banyak, tingkat kriminalitas menjadi tinggi dan barang-barang kebutuhan pokok menjadi langka. Jemu yang selama ini bergaya hidup baratpun terpaksa harus mengkonsumsi makanan lokal India. Lola dan Noni pun terpaksa harus merelakan halaman rumah mereka yang indah dipakai sebagai tempat tinggal kaum pemberontak. Sai yang terlanjur jatuh cinta pada Gyan harus menelan kepedihan akibat diputuskan cinta oleh sang kekasih yang memilih bergabung dalam pemberontakan. Justru pada saat terjadi keacauan itu, Biju memutuskan untuk pulang mudik dengan membawa sedikit uang hasil bekerja di Amerika. Kekacauan ini memang mengubah hidup para tokoh di dalamnya menjadi manusia baru.




The Inheritance of Loss merupakan karya kedua dari pengarang muda India Kiran Desai (Putri dari pengarang legendaris Anita Desai), buku ini juga mendapatkan penghargaan Booker Prize pada tahun 2006. Seperti umumnya karya sastra pemenang penghargaan, memang perlu konsentrasi tinggi untuk dapat menyimak kisahnya karena jalan ceritanya yang tidak konvensional. Dalam The Inheritance of Loss digambarkan bagaimana globalisasi dan kapitalisme telah membuat sejumlah gegar budaya dari masyarakat tradisional yang akhirya membuat mereka menjadi "pengkhianat" atas budaya mereka sendiri. Kiran Desai juga berusaha menampilkan politik-politik kotor kaum mayoritas terhadap kaum minoritas yang terjadi di India sana. Tidak cuma menceritakan berbagai kekacauan akibat globalisasi , kapitalisme dan kolonialisme saja namun juga masih ada cerita cinta dari sepasang anak muda, cinta seorang kakek terhadap cucunya, gejolak batin sepasang saudara yang mulai memasuki usia lanjut serta kebanggan seorang ayah terhadap anaknya.




Sebagai orang Indonesia, membaca The Inheritance of Loss sepertinya sangat familiar dan terasa bukan kisah dari negeri asing. Mungkin karena kultur budaya dan tingkat ekonomi India yang mirip dengan Indonesia. Apa yang terjadi di desa Kalimpong bisa saja terjadi diberbagai daerah di Indonesia ini. Tokoh-tokoh yang berkarakter seperti Jemu, Sai, Gyan, Lola, Noni, juru masak dan putranya Beji bisa kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan akibat globaslisasi dan kapitalisme bisa kita lihat efeknya pada masyarakat kita contohnya saja makin menjamurnya hypermarket asing dan makin terdesaknya pasar tradisional. Juga mengenai kolonialisme terselubung dari kaum mayoritas terhadap minoritas memang juga terjadi di Indonesia, buktinya masih ada aja kelompok separatisme.

Jumat, 07 Desember 2007

Perang mayA Indonesia - Malaysia

Pagi-pagi aku dapat kiriman e-mail dari temanku Riska yang berisi link sebuah forum yang membahas soal pencurian kebudayaan Indonesia oleh Malaysia. Dalam forum ini terjadilah perang kata-kata antara orang Indonesia dengan orang Malaysia, sedemikian panasnya hingga keluar beberapa kata-kata yang tak senonoh dan juga kata-kata berbau SARA. Aku membaca forum tersebut tanpa maksud apapun kecuali sekedar lucu-lucuan membaca perang komentar tersebut dan sama sekali tidak tertarik untuk ikut-ikutan sumbang komen. Bukannya ngga nasionalis tapi sepertinya komen-komen saling menjatuhkan tersebut sama sekali ngga mutu dan cerdas misalnya saja orang Indonesia memelesetkan Malaysia jadi Malingsial atau sebaliknya Malaysia menyebut kita sebagai Indosyalan. Aku justru lebih "mendukung" aksi para hacker Indonesia yang sukses menghacked situs kebudayaan Malaysia dengan mengganti tampilan asli dengan tuntutan seperti ini :
1. Hentikan pencurian kesenian dan kebudayaan dari Indonesia
2. Adili pelaku kekerasan terhadap WNI yang berada di Malaysia
3. Bubarkan Pasukan Rela

Aksi mereka ini jauh lebih cerdas dan jelas-jelas sangat sukses menampar keras Malaysia, paling tidak bisa bikin malu Malaysia yang gagal memproteksi situs kebudayaannya tersebut. Menurut detikcom, setelah beberapa saat kena hacked situs tersebut tidak dapat lagi dikunjungi lagi alias error. Namun pihak pemerintah Malaysia masih menampik errornya situs pariwisata mereka karena kena hacked, mereka bilang servernya down karena terlalu banyak pengunjungnya ha...ha... Bisa jadi benar lantaran tiba-tiba saja banyak orang Indonesia yang masuk ke situs tersebut lantaran ingin menyaksikan "kemenangan" kecil para hacker Indonesia. Untungnya sekarang ini sudah tidak ada lagi acara Titian Muhibah yang dulu sering disiarkan TVRi dan TV3 Malaysia. Bayangkan acara yang dimaksudkan untuk mempererat hubungan kedua bangsa serumpun melalui bidang kesenian ini kalau masih ada sekarang ini mungkin bisa jadi acara saling hujat secara langsung.

Sebetulnya perselisihan antara Indonesia dan Malaysia sudah terjadi sejak dulu, bahkan Presiden Soekarno sempat emosi berat menyerukan untuk Ganyang Malaysia dan nyaris menginvasi Malaysia. Dalam bidang Olahragapun Indonesia dan Malaysia sering beradu gengsi terutama dalam olahraga Bulu tangkis saat pertandingan Thomas Cup. Sampai-sampai tercetus doktrin yang mengatakan kita boleh kalah lawan siapa saja asal jangan kalah lawan Malaysia. Dari jaman Sidek bersaudara hingga sekarang setiap kali Indonesia bertemu dengan Malaysia di Thomas Cup pasti suasananya akan panas.


Sekarang ketika sedang giat membangun industri pariwisatanya dan entah sengaja atau tidak, Malaysia menggunakan beberapa macam jenis kebudayaan yang mirip dengan kebudayaan asli Indonesia sebagai icon pariwisata mereka contohnya yang paling heboh yaitu kasus lagu Rasa Sayange dan Reog Ponorogo. Tanpa maksud membela Malaysia tapi rasanya kurang bijaksana menyebut mereka sebagai pencuri sebab harus diakui sebagai negara serumpun tentu ada saja kebudayaan Malaysia yang mirip dengan kebudayaan Indonesia. Jangankan dengan Malaysia yang dekat, Thailand pun yang secara geografis lebih jauhan dibandingkan Malaysia juga punya kebudayaan yang mirip dengan kita seperti beberapa tarian mereka yang mirip tari Jawa.


Hubungan Indonesia dengan Malaysia ini bisa diibaratkan bagai kehidupan bertetangga yang kadang-kadang ada selisih pahamnya. Indonesia yang kaya budaya ini diibaratkan seperti sebuah keluarga yang punya banyak ayam namun sering lalai memberi makan ayamnya. Sementara Malaysia ibarat sebuah keluarga yang tidak punya ayam namun pingin punya ayam sehingga sering kali jatuh cinta melihat ayam-ayam Indonesia. Karena rasa cinta Malaysia terhadap ayam maka ketika ayam-ayam Indonesia kelaparan karena lupa diberi makan oleh pemiliknya, diam-diam mereka ikut memberi makan ayam-ayam malang tersebut. Akibatnya ayam-ayam Indonesia ini lebih senang main di pekarangan rumah Malaysia. Saking sering ayam Indonesia main di pekarangannya maka Malaysia sendiri sampai lupa kalau ayam tersebut bukan miliknya dan mengklaim kepada semua orang kalau ayam tersebut adalah ayamnya. Jadi kalau ditanya siapakah yang paling salah? Kedua-duanya salah, kalau saja Indonesia tidak lalai tentu saja Malaysia tidak bisa dengan leluasa mengakui ayam eh kebudayaan Indonesia sebagai miliknya.


Beberapa hari yang lalu aku menonton berita di sebuah stasiun TV (aku lupa persisnya) yang memberitakan bahwa sebetulnya memang benar kalau tarian Barongan milik Malaysia tersebut adalah Reog Ponorogo sebab yang memperkenalkan tarian tersebut di Malaysia adalah sejumlah seniman reog asli dari Ponorogo. Mereka ini terpaksa merantau ke Malaysia karena apresiasi orang Indonesia terhadap kesenian reog ini rendah, singkat katanya dengan hanya mengandalkan hidup dari berkesenian ini mereka tidak bisa hidup layak. Beberapa seniman ini mencoba peruntungan dengan merantau ke Malaysia dengan harapan bisa mendapatkan apresiasi yang lebih, ternyata di Malaysia mereka mendapatkan perhatian dan tentunya hidup mereka jauh lebih baik daripada ketika masih di Indonesia. Kebetulan nama sanggar kesenian reog tersebut ada barong-barongnya (maaf aku lupa nama lengkapnya) sehingga tarian tersebut lebih populer disebut orang Malaysia sebagai Tari Barongan. Kejadian ini menguatkan teori tentang kelalaian Indonesia menjaga kebudayaannya.


Akibat didemo habis-habisan, pemerintah Malaysia menghapuskan tari Barongan ini dari situs kebudayaannya dan juga melarang pementasan tari Barongan dalam acara kenegaraan resmi. Apakah ini berarti sebuah kemenangan bagi Indonesia? menurutku sih tidak sebab bukan itu yang seharusnya terjadi. Menurutku boleh-boleh saja Malaysia mementaskan dan bahkan mengembangkan tari Barongan tersebut tapi mereka juga tidak boleh lupa menyebutkan asal tari tersebut yang diadaptasi dari seni reog dari Ponorogo Indonesia. Memangnya pernah orang Cina memprotes orang Indonesia karena memainkan tarian barongsai? Kan tidak pernah juga. Dan lihatlah hasilnya tarian Barongsai bisa kita temui diseluruh penjuru dunia , walaupun bisa ditemukan dimana-mana tapi semua orang tetap tahu kalau seni barongsai ini adalah kebudayaan asli Cina.


Menghadapi kasus seperti seharusnya kita tidak bertindak dengan emosi tapi harus dengan kepala dingin. Janganlah kita habis-habisan memaki-maki Malaysia karena tidak ada gunanya lebih baik kita gunakan jalur lain yang lebih cerdas misalnya lewat pengadilan internasional. Bila Malaysia telah bertindak terlalu jauh dalam menginvasi kebudayaan kita, tak ada salahnya kita mengajukan tuntutan terhadap mereka melalui pengadilan internasional. Tapi naga-naganya bila memalui jalur ini kita kalah lagi sebab sudah sifat kita yang sering lalai menjaga asal-usul budaya serta sejarah negara sendiri. Uh... Jadi pusing nih... Makanya jangan lalai...

Kamis, 06 Desember 2007

Lagu Selingkuh

Lagu merupakan sebuah karya seni yang juga bagian dari budaya bisa menjadi cerminan keadaan suatu masyarakat. Pengarang/pencipta lagu umumnya membuat lirik lagunya berdasarkan pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain namun secara garis besar inspirasinya berasal dari keadaan sekelilingnya. Jadi bisa dikatakan lirik suatu lagu dapat mewakili keadaan masyarakat pada saat itu walaupun tidak sepenuhnya mutlak. Contohnya lagu-lagu anti perang yang marak pada tahun 60an di Amerika sana, pada saat itu memang lagi gencar-gencarnya protes terhadap perang Vietnam. Begitu juga di Indonesia pada tahun 80an, pada saat itu kondisi masyarakat Indonesia sedang terlena oleh keadaan yang "Gemah Ripah Loh Jinawi " rekayasa pemerintah Orde Baru membuat para musisi menjadi hobi menciptakan lagu-lagu dengan lirik ringan seolah hidup ini tanpa beban. Setelah tahun 90an seiring dengan makin bebasnya berkreasi, para musisi sepertinya mulai terbangun dari buaian mimpi-mimpi dan mulai menciptakan lagu-lagu dengan lirik yang lebih berani menyuarakan kenyataan. Termasuk lagu-lagu cinta yang tak lagi penuh dengan kata-kata gombal tapi sudah mulai mengungkap cinta-cinta terlarang seperti perselingkuhan misalnya. Semakin lama semakin banyak saja lagu seputar perselingkuhan karena memang kenyataannya dalam masyarakat kita sekarang ini perselingkuhan yang dulu tabu kini jadi jamak.

Sebetulnya pada era tahun 80an sudah ada lagu yang mengarah kepada perselingkuhan seperti lagu "Mungkinkah Terjadi" yang dinyanyikan duet Trie Utami dan Utha Likumuhuwa namun selingkuhnya masih sebatas niat karena masih ada kesadaran bahwa mereka sudah ada yang memiliki ; "...Manakah mungkin kudapat, Manakah mungkin kaudapat, Terpadu cinta kita berdua, ooh, Kau ada yang memiliki, Aku ada yang memiliki, Walau kita masih saling menyayangi...". Ada juga Atiek CB melalui lagunya yang berjudul "Maafkan", walaupun tidak secara eksplisit terungkap tapi sudah menceritakan tentang kegiatan perselingkuhan melalui liriknya yang berbunyi : "...Lupakanlah kita pernah saling cinta, Karna tuk hidup bersamamu tak mungkin, Kutelah berdua, Dan kau masih punya banyak kesempatan...".

Pada tahun 90an pun lagu perselingkuhan masih diliputi nuansa malu-malu tapi niatnya sudah makin bulat. Era ini diawali oleh sebuah lagu yang jadi finalis lomba cipta lagu remaja yang diadalan Radio Prambors yang berjudul "Salahkah Aku" yang dinyanyikan Titi DJ , "... Salahkah aku bila kini, Ada asmara lain dihati, Salahkah diriku bila kini, Ada yang lain mengisi hatiku ...". Lalu Ruth Sahanaya juga tidak mau kalah dipertengahan tahun 90an mengeluarkan lagu hitnya yang berjudul "Keliru" juga masih bercerita tentang selingkuh namun tidak secara terus terang "...Oh Tuhan maafkan diriku, Telah melangkah lugu, Memberi bimbang di hatinya, Kutahu engkau telah berdua, Tak mungkin kurasa, Melepas kasih antara kita...". Wah salut juga buat cewek-cewek yang jadi pembuka tabir rahasia perselingkuhan melalui lagu. Pada era ini perselingkuhan yang terjadi di sudah mulai biasa tapi masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Baru pada era milenium para musisi tidak malu-malu lagi menceritakan seputar cinta terlarang ini. Sheila on 7 secara terang-terangan mengucapkan selamat tidur kepada Sephia sang kekasih gelap. Ahmad Dhani juga terpaksa harus minta maaf karena selingkuh "... Memang salahku, yang tak pernah bisa, Meninggalkan dirinya ‘tuk bersama kamu...". Kaum hawapun tidak malu-malu lagi mengungkapkan perselingkuhannya, tengok saja Melly dengan bandnya Potret bertutur dengan riangnya seputar peselingkuhan yang dilakukan dalam lagu berjudul "Salah" "... slama ini akupun mendua tapi kau tak tau sayang...". Si nyentrik Melly juga ternyata gemar membuat sebuah lagu seputar selingkuh dengan nada yang juga riang, kali ini neng Rossa yang nyanyi dengan lagu berjudul Pudar; "... Setan dalam hatiku bicara, Bagaimana kalau kuselingkuh saja, Kupunya banyak teman lelaki, Sepertinya kukan bahagia...". Semakin kesini semakin banyak orang berselingkuh secara terang-terangan jadi makin banyak pula lagu-lagu yang bertutur seputar kegiatan selingkuh-menyelingkuh. Cobalah dicek chart lagu-lagu yang lagi hit, hampir di setiap minggu bisa kita temukan minimal satu buah lagu yang bertutur seputar selingkuh. Sekarang ini saja radio-radio lagi gemar memutar hits terbarunya Ungu yang berjudul "Kekasih Gelap", kali ini ngga perlu dikutip liriknya karena dari judulnya saja sudah ketahuan.

Kalau dulu cewek-cewek sering menyanyikan lagu cengeng karena diselingkuhi pasangan maka sekarang ini justru banyak lagu dengan penyanyi cewek yang yang berselingkuh dengan riang gembira. Selain Melly, grup Ratu juga termasuk penggemar lagu-lagu selingkuh berirama riang. Ketika masih bersama Pingkan Mambo, Ratu terkenal dengan lagunya "Jangan Bilang Siapa-Siap", tidak sesuai judul malah bilang ke semua orang kalau dia selingkuh ; "... Setiap kubercinta dengan pacar rahasiaku, Aku ingin kau tak tahu bahwa aku sudah ada yang punya ...". Lalu ketika Pingkan diganti Mulan, Ratu kembali menggebrak dengan lagu yang judulnya sudah langsung menegaskan kalau isinya mengenai perselingkuhan, "Teman Tapi Mesra" alias TTM. Saking populernya lagu ini sampai-sampai judul lagu ini, TTM, jadi istilah yang biasa digunakan orang-orang untuk menjelaskan situasi seputar selingkuh kecil-kecilan. Yang parah cewek-cewek sekarang ini bukan sekedar menikmati selingkuh tapi justru ada yang minta diselingkuhin. Paling top pastinya si Astrid yang menawarkan diri untuk dijadikan yang kedua ha...ha...

Apakah lagu-lagu tersebut terlalu berlebih-lebihan? Tidak juga, si pencipta lagu bisa tercetus ide membuat lagu tersebut tentu berdasarkan apa yang pernah dia lihat dalam kenyataan. Karena lagu adalah cerminan realita maka ngga heran ya tokoh-tokoh seperti Angel Lelga dan Maria Eva bisa mendadak jadi selebritis walaupun prestasinya cuma dibidang perselingkuhan... Saat ini kegiatan cinta terlarang yang lebih parah dari perselingkuhan yaitu kegiatan cinta sejenis lagi marak-maraknya. Maka janganlah kaget dan jadi heboh kalau besok-besok ada lagu juga yang membahas soal cinta sejenis...

Rabu, 05 Desember 2007

Roti Gambang



Siang ini tiba-tiba aku ngidam ingin makan roti gambang... eits jangan bikin gosip dulu, ngidam kan bukan cuma hak ekslusifnya ibu-ibu hamil aja... Jadi boleh dong aku ngidam. Entah kena angin apa kok tiba-tiba aja aku kepikiran dengan sebuah roti yang bentuknya mirip batu-bata mini bertaburkan wijen ini. Roti gambang ini salah satu makanan kedoyanan mamaku yang ditularkan secara paksa kepadaku waktu kecil dulu sampai aku terbosan-bosan dan nyaris membencinya. Namun setelah bertahun-tahun tidak ketemu kue gambang aku jadi kangen juga nih...




Roti gambang memang termasuk makanan khas Indonesia yang sudah nyaris punah makanya jadi langka dan agak-agak sulit mencarinya. Salah satu penyebab kelangkaan roti gambang ini akibat mitos yang mengatakan kalau roti gambang ini adalah rotinya nenek-nenek sehingga para anak muda lebih senang memilih roti isi coklat, keju dan selai-selai lainnya. Entah darimana mitos ini muncul mungkin karena roti gambang adalah roti resep jaman dulu warisan dari para nenek jadinya roti gambang dianggap rotinya nenek-nenek. Juga mungkin karena tampilan fisiknya yang kurang "manis", berbentuk panjang, berwarna coklat dan bertekstur keras sehingga memberikan kesan keras dan kaku namun untungnya masih ada taburan wijen yang membuat roti gambang ini tidak jadi kembarannya batu bata. Bakery-bakery modern mana ada yang menjual roti gambang, apalagi toko roti yang menyebut dirinya sebagai "boutique bakery" yang lebih mengedepankan roti-roti resep dari luar negeri. Mungkin para pengelola butik roti ini mengangap roti gambang adalah roti kampung yang ngga pantes untuk ditampilin di butik"nya.




Dulu mamaku paling suka membeli roti gambang di Toko Roti Tan Ek Tjoan, sebuah bakery yang cukup legendaris di kota Bogor. Ketika masih hangat, roti gambang ini lumayan empuk tapi semakin lama semakin keras dan kalau dibiarkan selama berhari-hari roti gambang ini tetap awet tapi bakalan keras banget sampai bisa dijadikan alat untuk menyambit anjing-anjing nakal. Kekhasan roti gambang terletak pada aroma cinnamonnya yang menggoda lidah dan rasa manis gurih dari gula merah. Paling enak roti gambang dimakan bersama teh atau kopi panas, kalau roti gambangnya mulai keras tinggal celupin aja di teh/kopi dijamin jadi makin nikmat. Roti gambang yang padat ini bikin perut jadi kenyang, cocok banget buat anak kos yang berduit cekak. Mudah-mudahan masih ada yang mau melestarikan roti gambang yang langka ini walaupun peminatnya makin sedikit akibat kalah bersaing dengan roti-roti modern.


Ehmmm membayangkannya saja sudah bikin liurku nyaris netes. Roti Gambang menambah daftar makanan yang harus diselamatkan dari kepunahan dan pembajakan dari negeri orang. Kayanya sore ini aku harus nongkrongin tukang roti keliling terutama tukang roti Tan Ek Tjoan, mana tahu masih ada yang menjual roti gambang. Trus dimakannya bersama teh manis hangat ehhmmmm... Udah ah aku mau pulang dulu ah... supaya bisa ketemu tukang roti daaag...

Selasa, 04 Desember 2007

Colenak Bulan

Bandung acap kali sering disebut sebagai surga jajanan karena disana banyak ditemukan aneka macam penjual makanan mulai yang tradisional seperti batagor, yang modern seperti yoghurt hingga yang modifikasi seperti cimol. Selain Bandung, Bogor juga ngga kalah dalam soal tukang jajanan. Sekarang ini Bogor ngga cuma dikenal lewat toge gorengnya saja tapi juga sudah berani ikutan memodifikasi makanan impor dengan selera lokal seperti macaroni panggang, pia apple pie hingga martabak durian. Baik Bandung maupun Bogor keduanya masuk dalam tataran tanah sunda yang memang banyak mewarisi aneka ragam kuliner yang enak-enak. Tanah Sunda yang subur memungkinkan bisa ditanami berbagai jenis tanaman sehingga otomatis makin banyak pula jenis bahan makanan yang bisa diolah. Karena kaya akan bahan pangan maka orang sunda jadi lebih leluasa berkreasi dalam soal makanan.

Saking cintanya orang sunda terhadap kuliner (baca : Makan) sampai-sampai ada lagu daerah yang membawa-bawa istilah seputar masakan dalam liriknya namun walaupun begitu liriknya sendiri puitis sekali. Lagu tersebut adalah Bubuy Bulan, seperti ini potongan lirik yang aku maksud :
Bubuy bulan... bubuy bulan sangray bentang


Panon poe... panon poe disasate


Arti harfiah dari bubuy bulan sendiri adalah bakar bulan, bakar disini maksudnya bukan seperti bakar sampah tapi seperti membakar peuyeum yang akan dibuat colenak. Sangray atau sangrai dalam kuliner sunda berarti digoreng tanpa minyak sementara bentang artinya langit. Lalu panon poe artinya matahari, kalau disasate udah jelas artinya adalah disate. Ha...ha... memang orang sunda itu sakti-sakti dan doyan makan. Bulan saja yang bisa bikin pantai utara Jakarta kebanjiran dan mengakibatkan putusnya akses jalan ke bandara mau dibikin colenak. Langit yang membentang luas termasuk didalamnya berbagai macam satelit-satelit berteknologi canggih akan disangray seperti mengsangrai kelapa parut. Dan matahari sebagai sumber energi di tatasurya kita ini akan menjadi sate yang panas melebihi panasnya sate kambing. Kalau provinsi Jawa Barat mau bikin kampanye pariwisata, lagu Bubuy Bulan ini bisa dijadiin theme song dengan video klip berlatarkan mojang dan jajaka priangan yang molek-molek dan tentu saja aneka macam jajanan termasuk colenak bulan yang luar biasa itu... Kali ini Malaysia ngga bisa mencuri sebab ngga ada bahasa Sunda di negeri Jiran sana.

Senin, 03 Desember 2007

Gempa

Kemarin pagi sekitar jam 6 pagi aku sedang asik bermalas-malasan di tempat tidur sambil menikmati nikmatnya hari libur. Tiba-tiba aku dikejutkan oleh sebuah goyangan pada tempat tidurku padahal aku sedang tidak melakukan gerakan apapun, kontan aku terbangun karena aku yakin goyangan tersebut adalah gempa. Namun rupanya tidak ada orang dirumahku yang merasakan gempa tersebut dan para tetanggapun santai-santai saja tidak ada yang meributkannya. Mamaku berkesimpulan kalau itu hanya perasaanku saja dan jam segitu memang sudah waktunya bangun. Tapi aku yakin itu gempa karena rasanya seperti goyangan gempa tengah malam beberapa bulan yang lalu yang waktu itu berpusat di daerah sekitar Indramayu, hanya yang aku rasakan sekarang lebih kecil dan tidak lama. Penasaran aku segera memindahkan channel TV ke MetroTV yang biasanya rajin mengupdate berbagai informasi termasuk gempa pada news stickernya. Ternyata gempa pagi hari itu bukan cuma perasaanku saja karena memang telah terjadi gempa pada jam 6 lewat yang berpusat di sebelah selatan Ujung Kulon dan goyangannya terasa hingga ke Bogor dan Sukabumi tempat tinggal orangtuaku.

Gempa bumi seperti menjadi sangat akrab dengan penduduk Indonesia karena hampir setiap minggu ada saja berita soal gempa mulai dari gempa kecil yang tidak terlalu terasa hingga gempa besar yang bikin panik, bahkan sepertinya kita sekarang sudah mengalahkan Jepang dalam soal kena musibah gempa bumi. Gempa Bumi memang tidak bisa di prediksi kapan dan dimana akan terjadi karena mekanisme terjadinya gempa ada pada lapisan kerak bumi dibawah tanah sana sehingga agak sulit ya untuk mengamatinya. Walaupun begitu tapi sering juga muncul berbagai teori seputar cara memprediksi gempa. Teori memprediksi gempa yang paling sering aku dengar adalah teori awan yang memanjang, beberapa saat sebelum terjadi gempa di Bengkulu beberapa saat lalu ada beberapa orang yang mengaku melihat awan aneh yang berbentuk panjang. Namun teori awan ini agak sulit juga dipraktekan sebab kadang langit kita ini sering mendung oleh polusi atau asap.

Prof Jucelino Nobrega da Luz, seorang pengamat gempa asal Brazil telah memperingatkan Indonesia tentang kemungkinan gempa besar yang akan melanda Sumatera pada tanggal 23 Desember nanti. Berbagai kometar muncul menanggapi peringata. Prof. da Luz tersebut, umumnya orang menganggap angin lalu saja namun ada juga yang menanggapinya secara serius karena sebelumnya Prof. da Luz ini konon telah berhasil memprediksi gempa Aceh dan Bengkulu. Ngga heran kalau pernyataan profesor Brazil tersebut sempat membuat resah masyarakat Bengkulu yang sampai saat ini masih sering mengalami gempa-gempa. Aku tidak pernah menemukan kajian ilmiah sang profesor yang berani-beraninya meramal gempa sampai detail ke tanggalnya padahal seperti yang semua orang fahami bahwa gempa itu sama sekali tidak bisa diprediksi. Tapi tidak ada salahnya peringatan profesor da Luz ini ditanggapi juga dengan akal sehat dan hati dingin, dengan cara membuat simulasi penanganan gempa. Apa salahnya sedikit berlatih evakuasi siapa tahu nanti terjadi lagi gempa pada waktu yang tidak kita ketahui akan berguna untuk mengurangi jumlah korban jiwa. Latihan evakuasi sebetulnya penting karena bila sampai terjadi suatu musibah, penduduk sekitar situ sudah tahu apa yang harus dilakukan dan tahu kemana harus pergi. Tapi kayanya disini kesadaran akan latihan evakuasi menghadapi bencana masih dianggap main-main alias belum serius, jangankan untuk bencana tak terprediksi seperti gempa, banjir yang bisa diprediksi saja masih gagal diantisipasi.

Aku bukannya mau mengamini ramalan profesor da Luz tapi aku juga mengkuatirkan kemungkinan gempa yang akan terjadi di bulan Desember ini. Aku bukan seorang ahli gempa atau tukang ramal namun berdasarkan logika yang ada, aku pikir kemungkinan gempa bisa saja. Teori aku berhubungan dengan pendapat para ahli mengenai banjir pasang yang akan terjadi di Jakarta pada bulan Desember. Menurut para ahli yang sering aku saksikan di TV maupun aku baca di koran banjir pasang yang sempat melumpuhkan Jakarta minggu lalu masih belum seberapa karena puncaknya baru terjadi pada bulan Desember karena saat itu bulan mencapai titik terdekat dengan bumi sehingga otomatis gaya gravitasi bulan akan menimbulkan pasang yang lebih besar. Teori ini membuat aku berfikir apakah gravitasi bulan ini cuma mempengaruhi pasang-surut air laut saja? Aku kuatir gravitasi bulan juga akan mempengaruhi gerakan lempeng bumi yang bisa menimbulkan gempa. Ditambah lagi pada bulan Desember matahari juga berada diatas belahan selatan bumi, walaupun jauh tapi matahari juga tetap mempunyai gravitasi juga. Kemungkinan bumi dan bulan mencapai titik terdekat dengan matahari bisa saja terjadi di bulan Desember ini dan tak terbayangkan besarnya gaya gravitasi bulan purnama di bulan Desember ini yang diperkirakan jatuh pada tanggal 24 nanti. Masih teringat bencana gempa yang diikuti oleh gelombang tsunami di Aceh dulu, kejadiannya juga persis ketika terjadi bulan purnama. Tapi teori gempa ini tidak hanya berlaku untuk di Indonesia tapi juga semua kawasan rawan gempa di bumi bagian selatan seperti Chile, Peru, New Zealand dan lainnya.

Sekali lagi kutegaskan, bukan maksud hati untuk sok jadi tukang ramal atau mau nakut-nakutin tapi apa salahnya kita untuk selalu waspada dan selalu ingat kepada Sang Pencipta. Tidak ada salahnya kita untuk selalu waspada lagipula Tuhan menciptakan manusia dengan segala akal dan budi agar bisa mempelajari segala macam tanda alam yang merupakan karya agungNya. Apalagi di bulan Desember ini kita kan menghadapi beberapa hari besar keagamaan seperi Natal dan Idul Adha, sudah waktunya kita menyambut hari keagamaan ini dengan lebih mementingkan unsur religiusnya daripada sekedar hura-hura. Mudah-mudahan teoriku cuma teori ngaco seseorang yang sok tahu saja, aku juga ngga mau ada lagi bencana gempa besar yang menimbulkan kesengsaraan manusia.

Minggu, 02 Desember 2007

Cinta Laura dan Rasa Inferior

Disebuah acara infotainment alias gosip selebritis yang diputar sebuah stasiun TV siang hari ada gosip mengenai pemain sinetron muda Cinta Laura yang konon baru saja putus dari pacarnya yang juga pemain sineton muda tapi katanya Cinta Laura tidak mengaku pernah pacaran dengan cowok tersebut padahal pernah pada sebuah tayangan acara talkshow keduanya tampil mesra oooowww. Pembawa acara infotainment ini memang kerap meledek Cinta Laura dengan meniru-niru gaya bicara Cinta yang beraksen asing kental, maka merekapun mengomentari gosip ini dengan gaya bicara ala sang pemain sinetron tersebut. Entahlah apakah Cinta Laura pernah tersinggung atau tidak dengan cara mereka ini. Aku juga ngga tau apakah kelakuan sang pembawa acara gosip yang mengolok-olok aksen bicara Cinta Laura yang tidak lancar berbahasa Indonesia tersebut masuk dalam kategori tindakan rasisme atau tidak? memang sih aku dan beberapa teman-temanku juga suka ikut meniru-niru gaya bicara Cinta Laura namun hanya untuk sekedar lucu-lucuan dan yang penting tidak untuk dikonsumsi masyarakat umum seperti acara gosip yang diputar di TV nasional.

Marilah kita tinggalkan masalah tersebut karena emang ngga penting juga, tapi tetep masih ada kaitannya dengan Cinta Laura. Cinta Laura yang keturunan asing, maaf ya aku lebih pilih pakai istilah keturunan asing daripada keturunan bule lantaran menurutku istilah bule kesannya terlalu ofensif yang lebih cocok untuk dipakai untuk melecehkan, ya seperti istilah nigga atau negro di US gitu deh. Baiklah kita kembali ke Cinta Laura... Beberapa orang mengeluhkan kalau dunia hiburan (pencitraan) di Indonesia sering kali terasa mengagul-agulkan orang yang memiliki tampang keturunan asing seperti Cinta Laura contohnya. Ehmmm iya juga sih, aku memang ngga pernah nonton sinetron tapi aku juga sering memperhatikan beberapa iklan TV yang mempromosikan sebuah produk buatan Indonesia tapi memakai model iklan yang bertampang eropa padahal produk tersebut dimaksudkan untuk pangsa pasar dalam negeri juga. Ngga ngerti maksudnya mungkin maksudnya si pemasang iklan ingin mengesankan bahwa produknya biasa dikonsumsi oleh orang asing dan kalau udah begitu tentunya kualitasnya ngga diragukan lagi ha...ha... Kok bisa begitu ya??? Asumsiku sih sepertinya si pembuat iklan ingin memanfaatkan jiwa inferior bangsa Indonesia yang masih menganggap orang asing (terutama bangsa eropa dan amerika) adalah bangsa yang lebih hebat daripada bangsanya sendiri. Inilah sisa-sisa kerusakan mental akibat pernah dijajah bangsa eropa selama lebih dari tiga setengah abad lamanya.

Penjajahan suatu bangsa ternyata ngga cuma merugikan secara materi saja tapi juga bias merusak mental suatu bangsa juga, jadi kolonialisme jelas-jelas sebuah tindakan kriminal yang super jahat. Pemikiran bangsa asing itu lebih hebat dari orang Indonesia mengakibatkan banyak perusahaan-perusahaan besar yang memperkerjakan beberapa tenaga asing untuk posisi kunci di perusahaannya. Padahal untuk memperkerjakan mereka tersebut tidak sedikit uang yang harus dikeluarkan, contohnya adalah tempatku bekerja yang juga mempercayai seorang berkewarganegaraan asing untuk menduduki kursi tertinggi. Bayangkan saja gaji mereka bisa berlipat-lipat kali gaji orang Indonesia dan dibayar pakai mata uang asing belum lagi selama tinggal di Indonesia para buruh asing ini mendapatkan berbagai fasilitas yang menunjang hidup mereka. Wah sungguh sebuah bentuk penjajahan jenis baru, padahal belum tentu kemampuan kerja mereka bisa lebih baik dari kemapuan kerja orang Indonesia. Kasus ini juga berlaku untuk ekspatriat di tempat kerjaku saat ini. Ada seorang manajer senior di tempat kerjaku yang masih berjiwa sangat inferior terhadap bangsa asing, beliau selalu lebih mempercayai pendapat dari orang luar negeri daripada rekan sebangsanya sendiri padahal si orang luar negeri tesebut jelas-jelas ngga mengerti masalahnya apalagi latar budaya di Indonesia. Aku bukannya xenophobia atau bermaksud rasis tapi cuma prihatin aja sama orang yang tidak mempercayai bangsanya sendiri.


Orang yang moderen seharusnya tidak perlu merasa inferior terhadap bangsa asing, ngapain kita ngebelai-belain memperkerjakan orang asing kalau ternyata banyak juga orang Indonesia yang telah berkiprah di berbagai perusahaan multinational di seluruh dunia yang berarti sebetulnya banyak juga orang Indonesia yang mampu. I don't know it's too dark alias auh ah gelap. Kalau di dunia hiburan sih aku bisa ngerti kenapa banyak muka-muka asing yang bertebaran karena sudah sifat dasarnya manusia yang lebih menyukai rumput tetangga daripada rumputnya sendiri. Ini juga berlaku di luar negeri, dimana wajah asia seperti kita ini lebih disukai orang-orang eropa sementara kita disini senang banget dengan tampang-tampang keturunan aria. Kalau saja Cinta Laura mudik ke negara bapaknya di Jerman sana, belum tentu dia bisa main sinetron Jerman karena disana mukanya Cinta Laura ngga termasuk ukuran unik versi mereka alias biasa aja. Kalau mbak Sumiyati dari Wonogiri yang pastinya bertampang jawa asli ikut merantau ke Jerman mungkin bisa lebih laris daripada Cinta Laura karena.

Kamis, 29 November 2007

Blog 101

Tak terasa di blog ketigaku (inarciss.blogspot.com) ini jumlah tulisannya telah mencapai angka 101. Aku mengenal dunia blog tepat 3 tahun yang lalu yaitu pada November 2004, blog pertamaku itu kuberi nama Cuma Tulisan dengan alamat di http://inaif.blogspot.com/. Ketika itu aku ngeblog akibat efek dari kerajinan nonton seri Sex and The City. Disana sang tokoh utama Carrie adalah seorang penulis sebuah artikel untuk di surat kabar. Topik yang dibahas Carrie biasanya topik yang remeh temeh namun tetap menarik untuk dibahas. Kadang-kadang sambil ngopi di cafe, Carrie menulis artikelnya di laptop. Ketika menonton film tersebut aku membayangi enaknya jadi penulis lepas seperti Carrie tersebut yang tidak terikat oleh jam kerja. Berhubung agak mustahil untuk menjadi penulis betulan maka aku menggunakan media blog sebagai alat untuk menyalurkan cita-cita terpendam tersebut. Ternyata aku baru menyadari ternyata pekerjaan tulis menulis tidak semudah nampaknya apalagi kalau berposisi seperti tokoh Carrie yang pastinya ada deadlinenya. Tidak sampai sebulan ngeblog dan hanya menghasilkan 8 entri, aku langsung kehabisan ide dan tidak meneruskan lagi kegiatan tersebut.
Setelah kira-kira vakum dan melupakan kegiatan ngeblog tersebut, pada tahun lalu karena mendapat inspirasi dari temanku Riska, alu kembali mulai ngeblog. Kali ini aku ngeblog di blognya Friendster dan kuberi nama Inarciss karena semula aku hanya menulis seputar kenarsisan aku saja. Blog kedua ini dimulai dari bulan Desember 2006 dan rupanya kali ini aku sudah mulai niat menulis sehingga bisa bertahan cukup lama yaitu hingga bulan Juni 2007. Pada blog kedua ini aku mulai timbul obsesi lamaku untuk menjadi penulis kelas kampung sehingga aku mulai rajin untuk memposting tulisan aneka topik. Saking semangat dan senangnya menulis di blog hingga menjadi suatu addict, malam-malam sebelum tidur biasanya aku mulai sibuk memikirkan kira-kira akan membahas apa di blog besok. Walaupun sudah jadi addict kadang-kadang ada masa jenuhnya juga, ada juga suatu saat dimana aku mati ide sehingga sama sekali tidak punya topik untuk ditulis. Biasanya hal tersebut timbul akibat kepadatan kerja atau juga mood yang memang sedang kurang baik. Setelah 7 bulan ngeblog di friendster aku mulai merasa blog yang disediakan friendster kurang bisa didandani sehingga aku memilih untuk kembali menggunakan blogspot seperti blog pertamaku. Akhirnya setelah ngeblog selama 7 bulan dan telah menghasilkan 103 postingan terpaksa aku harus mengumumkan kepindahanku ke blogspot.
Walaupun pindah nama Inarciss tetap aku pertahankan karena aku sudah menganggap Inarciss adalah trademarkku. Sekarang aku sudah menjalani kegiatan ngeblog di inarciss.blogspot.com selama 6 bulan dan sudah memasukan posting ke-100 kemarin. Untuk saat ini aku belum punya rencana untuk pindah alamat lagi karena sudah merasa puas dengan fasilitas yang disediakan blogspot.

Rabu, 28 November 2007

Selamatkan Combro

Topik yang lagi hangat dibahas oleh media saat ini adalah mengenai tuduhan pencurian seni budaya asli Indonesia oleh negara tetangga kita tercinta Malaysia. Sebetulnya Malaysia ngga salah-salah amat lantaran Indonesia dan Malaysia mempunyai akar budaya yang hampir sama dan juga Indonesia yang konon kaya akan seni budaya sepertinya gagal menjaga asetnya dengan baik sehingga membuat negara tetangga kita tersebut ngiler ingin mencuri. Mulai dari lagu daerah, kain batik hingga seni Reog Ponorogo telah diakui Malaysia sebagai budayanya. Memang sudah waktunya kita mulai peduli terhadap berbagai warisan budaya asli kita sebelum budaya tersebut dicuri dan diakui bangsa lain.

Membicarakan budaya asli aku tidak akan membahas topik yang berat-berat karena takut ngga nyampe ilmunya. Topik yang akan kita bahas sekarang ini mengenai makanan tradisional khas sunda yaitu combro alias oncom dijero. Aku rasa penganan combro ini termasuk makanan tradisional khas tanah sunda sebab aku tidak pernah menemukan combro di tempat lain (kecuali Jakarta yang masih tetanggaan). Combro yang terbuat dari parutan singkong campur kelapa dan pakai filling oncom pedas ini hampir bisa dijumpai di tukang gorengan di berbagai daerah di tanah sunda ini. Combro berisi oncom, oncom sendiri juga merupakan jenis makanan khas sunda juga. Jadi resmilah kalau combro merupakan salah satu heritage cuisine sunda.


Kembali ke masalah curi mencuri budaya, sudah saatnya pemda Jawa Barat untuk mempatenkan Combro dan Oncom. Jangan sampai ada pacik dan macik negeri jiran yang menyenangi combro tiba-tiba mendapatkan ide untuk mengembangkan combro di negerinya. Gimana mungkin combro yang berbahan dasar oncom ini bisa jadi jajanan khas Malaysia? Ya mungkin aja, tempe aja udah dipatenin negera lain jadi bukan ngga mungkin kalau oncom dan combro juga tiba-tiba diakui negara lain.


Mumpung belum terlambat, marilah kita selamatkan combro kalau perlu kalau ada warga asing (kecuali orang Malaysia) yang datang kenalkanlah mereka dengan combro biar mereka tahu kalau combro adalah makanan khas Indonesia atau Jawa Barat khususnya...

Selasa, 27 November 2007

Eleven Minutes - Paulo Coelho

Eleven Minutes adalah sebuah kisah cinta model "Pretty Woman" menurut rekaan pengarang novel best seller Paulo Coelho. Untuk para penggemar kisah cinta ala Harlequin maka jangan harap akan mendapatkan romansa manis yang mudah dicerna sebab kisah cinta yang disampaikan Paulo Coelho yang terkenal melalui karyanya "The Alchemist" ini tidak sedangkal kisah cinta buku Harlequin yang memang mudah dicerna. Karya Coleho kali ini memang agak lain dari karya-karya sebelumnya yang biasanya karena kali ini tema yang diangkatnya adalah tema orang dewasa yaitu seputar persetubuhan, judul Eleven Minutes atau Sebelas menit sendiri mengarah pada durasi rata-rata perbuatan tersebut dilakukan. Namun bukan berarti Eleven Minutes ini melulu hanya membahas seputar hubungan badan saja, tapi juga membahas mengenai cinta, kehidupan dan tentu saja tema favorit Coelho yaitu seputar mimpi-mimpi.
Eleven Minutes mengisahkan tentang seorang gadis bernama Maria yang berasal dari keluarga sederhana di pedesaan Brazil. Seperti pada umumnya gadis-gadis remaja, Maria juga mengalai masa-masa puber, jatuh cinta dan juga patah hati. Rasa patah hati yang menyakitkan membuat Maria tidak mempercayai cinta sejati lagi. Maria yang sadar bahwa dirinya dianugerahi kecantikan raga yang bisa imanfaatkannya untuk mendapatkan apa yang diingini. Ketika beranjak dewasa, Maria memutuskan pergi merantau guna mencari penghasilan sendiri dan juga untuk membantu keuangan orang tuanya. Hasilnya Maria diajak seseorang untuk bekerja di Eropa tepatnya di Swiss sebagai seorang penari. Ternyata penghasilannya sebagai penari tidak terlalu besar maka Maria memutuskan untuk mencari jalan lain yang dapat menghasilkan uang lebih banyak. Jalan yang diambil Maria tersebut adalah dengan menjadi seorang wanita penghibur atau tepatnya pelacur di sebuah club bernama "Copacabana".
Pengalaman Maria sebagai pelacur digambarkan dengan detail oleh Coelho sehingga pembaca seolah-olah dibawa langsung di sebelah Maria untuk mengamati kegiatannya. Selama menjadi wanita penghibur Maria banyak bertemu dengan berbagai macam pria yang menjadi kliennya mulai dari pria yang sekedar mencari teman mengobrol hingga psikopat yang gila masochism. Dalam menjalankan pekerjaannya Maria juga tidak hanya mengandalkan fisiknya yang elok saja namun Maria juga berusaha mengisi otaknya dengan membaca berbagai macam topik seperti ekonomi, politik maupun pengetahuan umum lainnya. Tujuannya agar bisa mengimbangi obrolan kliennya yang kadang-kadang juga sering curhat seputar pekerjaan atau bisnisnya. Strategi ini memang membawa hasil karena klien Maria umumnya adalah para eksekutif kesepian yang tentunya akan memberikan tips yang cukup besar.
Setelah setahun menjalankan profesi gelapnya ini, Maria membuat rencana untuk kembali mudik ke Brazil. Uang tabunangnya sebagai wanita penghibur sudah cukup banyak dan Maria juga bercita-cita untuk membelikan tanah pertanian untuk keluarganya. Demi mewujudkan cita-citanya, Maria mempelajari aneka buku yang membahas seputar manajemen pertanian. Hingga pada suatu pagi ketka hendak membaca di sebuah kafe, Maria bertemu dengan seorang pelukis muda yang ngotot ingin melukis dirinya karena katanya sang pelukis melihat sebuat cahaya dari wajah Maria. Pelukis yang bernama Ralf Hart itu sebetulnya juga pengunjung setia club Copacabana namun mereka belum pernah berhubungan sebelumnya. Pertemuan dengan Ralf ternyata menimbulkan benih-benih cinta diantara mereka, emang sih kadang-kadang timbul gejolak akibat profesi Maria namun rupanya cinta mereka merupakan cinta sejati sehingga keduanya tidak lagi mempermasalahkan masa lalu masing-masing. Bukan cuma Maria yang memiliki masa lalu suram, Ralf juga ternyata pernah bercerai dua kali.
Kisah cinta klasik yang mirip film Pretty Woman namun berat ini memang berakhir bahagia namun banyak sekali kejutan-kejutan tak terduga di dalamnya. Buku ini memang buku bacaan untuk dewasa karena banyak sekali istilah-istilah yang hanya dimengerti oleh orang dewasa saja. Sehingga ketika membaca buku ini selain kita mendapatkan sebuah kisah cinta juga kita akan mendapatkan beberapa pengetahuan seputar sex tapi masih dalam koridor kewajaran karena isinya seperti yang biasa dijumpai dalam majalah sejenis Cosmopolitan.

Senin, 26 November 2007

Alat Jahit Portable

Barang-barang made in China yang benar-benar sudah mengekspansi pasar Indonesia. Peredarannya mulai dari pasar swalayan jaringan international hingga ke pasar tradisional becek dan bahkan sampai ke pedagang asongan. Jenis barang buatan Cina ini macam-macam jenisnya, kalau dulu barang made in China banyak yang berjenis bajakan barang-barang bermerk tapi sekarang ini mulai banyak juga barang-barang unik yang cukup inovatif juga. Seperti yang aku jumpai dalam sebuah bus kota, seorang pedagang asongan menjajakan sebuah alat yang dia klaim sebagai mesin jahit portable ha...ha...
Mesin jahit portable? jangan dibayangkan bentuknya yang sebesar mesin jahit beneran. Seperti yang bisa dilihat pada gambar di atas, mesin jahit portable atau sebetulnya lebih tepat disebut sebagai alat jahit ini bentuknya mirip dengan peralatan kantor yang disebut pengkokot (hekter, jepretan) namun dilengkap oleh jarum dan benang. Menurut penjualnya cukup mengeluarkan uang kecil Rp. 10.000 kita tak perlu lagi pergi ke tukang jahit. Sang penjualpun tak lupa mengadakan demo kecil-kecilan tentang cara dan penggunaan alat tersebut. Cara mempresentasikan promosi dagang jualannya bikin aku jadi penasaran dengan alat lucu tersebut. Aku iseng-iseng membelinya dengan tujuan bukan sama sekali untuk menjahit namun hanya sekedar iseng pingin tahu cara kerja alat tersebut. Seorang ibu disebelahku komen katanya percuma saja beli alat tersebut lantaran fungsinya sangat jauh dengan mesin jahit beneran tapi aku bilang kepada ibu tersebut tujuan aku membeli alat tersebut karena ingin tahu cara kerjanya.
Sesampainya di rumah aku langsung mencoba alat tersebut, rupanya setelah mempraktekannya sendiri aku harus mengakui kalau abang penjualnya memang jago berpromosi. Cara menggunakannya mirip menggunakan alat jepretan, kalau melihat demo yang dilakukan sang penjual di bis cara penggunaan alat ini nampak mudah namun setelah mencoba sendiri baru ketauan kalau cara penggunaannya tidak mudah dan hasilnya tidak sebaik seperti yang di demokan di atas bus. Selain itu seperti umumnya barang-barang made in China lainnya yang kualitasnya berbanding lurus dengan harganya, setelah beberapa kali dicoba sudah mengalami kerusakan ringan. Kerusakannya hanya lemnya saja yang lepas namun sebetulnya masih dapat difungsikan. Mumpung lemnya copot sekalian saja aku buka untuk melihat dalamnya, sebetulnya dalamnya mirip dengan jepretan hanya saja mengalami sedikit modifikasi dengan mengganti bagian atasnya dengan jarum jahit seperti yang dipakai untuk di mesin jahit sungguhan dan plus ditambah tempat benang di bagian sampingnya.
Secara ide, alat jahit mini ini cukup brilian. Kalau saja pembuatannya lebih diseriuskan tentu akan menjadi barang yang sangat berguna karena alat jahit seperti ini sebetulnya cukup praktis dan dapat digunakan untuk kegiatan jahit menjahit ringan seperti membuat tambalan. Kalau dulu Jepang terkenal sebagai bangsa yang inovatif maka sepertinya sebutan ini bakalan bergeser ke negara tetangganya China. Apalagi saat ini negara China juga sedang pesat-pesatnya membangun perindustrian.

Minggu, 25 November 2007

Laskar Pelangi - Andrea Hirata

Setelah membaca bagian kedua (Sang Pemimpi) dan bagian ketiga (Edensor) akhirnya aku berkesempatan juga membaca bagian pertama dari tetralogi karya Andrea Hirata ini. Buku pertama yang berjudul Laskar Pelangi ini menurut orang-orang telah memberikan inspirasi dalam hidup mereka maka dari itu aku jadi tertarik untuk membacanya. Tidak tahu aku yang bebal atau kurang sensitif, kesan aku akan buku ini tidak sedasyat seperti yang dibilang orang-orang dalam acara Kick Andy yang diputar Metro TV beberapa waktu lalu. Memang aku akui kalau buku ini bagus sekali namun tidak terlalu memberikan inspirasi besar buatku paling hanya kesan yang meningatkan aku untuk tidak pernah mengejar mimpi. Bahkan menurutku buku kedua Sang Pemimpi lebih inspiratif daripada Laskar Pelangi karena cerita di Sang Pemimpi lebih membumi. Ada kesan terlalu berlebihan dari kisah yang tertuang dalam Laskar Pelangi. Selain itu dalam buku ini Andrea gemar sekali menggunakan istilah-istilah biologi yang aga-agak malas untuk disimak, kalau ini cuma kesan negatif dari aku pribadi yang waktu jaman sekolah dulu selain tidak menyukai pelajaran mengarang juga membenci pelajaran biologi. Sekali lagi segala kesan ini tidak mengurang rasa kagumku pada kemampuan mengarang Andrea Hirata yang luar biasa.

Laskar Pelangi mengisahkan sepuluh orang siswa yang bersekolah di sebuah SD miskin yang bangunannya nyaris runtuh. Sebetulnya sekolah ini hampir ditutup apabila siswanya tidak sampai genap sepuluh orang namun disaat-saat terakhir datanglah Harus seorang remaja (bukan anak-anak) yang menderita keterbelakangan mental untuk bergabung di SD tersebut lantaran tidak ada SLB di pulau tersebut. Sama seperti Sang Pemimpi dan Edensor, bintang utama dalam kisah ini adalah Ikal, seorang bocah yang merupakan cerminan dari masa lalu sang pengarang sendiri. Ikal adalah murid yang pandai tapi bukan yang terpandai karena ada seorang anak jenius bernama Lintang yang selalu haus akan pendidikan walau untuk bersekolah dia harus bersepeda hingga puluhan kilometer jauhnya. Murid lain yang menonjol antara lain ; Mahar seorang calon seniman berbakat yang sayangnya kurang mnedapatkan apresiasi dari kawan-kawannya karena sering berlaku ganjil. Kucai, bocah juling yang tak pandai secara akademis namun jago berpolitik sehingga menjadikannya ketua kelas abadi. Borek alias Samson yang tergila-gila oleh akan keindahan raga. Sahara satu-satunya siswa perempuan pada saat sekolah baru dimulai. A Kiong anak keturunan Tionghoa yang menjadi musuh Sahara. Trapani anak manis nan ganteng yang cinta mati kepada ibunya. Syahdan yang lebih senang disuruh membeli kapur ke pasar daripada mengikuti pelajaran di kelas. Dan murid baru pindahan dari sekolah swasta yang mahal namanya Flo, gadis cantik yang berusaha melawan kodratnya sebagai wanita. Dan ada sosok yang dengan setia membimbing anak-anak tersebut yaitu Ibu Muslimah yang biasa dipanggil Ibunda Guru oleh para siswanya


Perjuangan bocah-bocah pedalaman ini dalam menuntut ilmu dalam suasana yang serba kekurangan dirangkai dalam cerita yang seperti permen nano-nano kadang mengharukan, kadang menggemaskan dan tak jarang lucu sekali. Kenakalan-kenakalan khas anak-anak bisa membuat kita tersenyum-senyum tapi dilain waktu kita dibuat terharu oleh perjuangan anak-anak tersebut dalam menembus segala keterbatasannya. Namun seperti yang aku singgung diatas, ada juga kisah yang menurutku terlalu berlebihan seperti kemampuan Lintang mempelajari teori-teori rumit fisika. Bukan bermaksud meragukan kemapuan jenius alami Lintang namun rasanya bagi anak SMP apalagi di daerah yang ketersediaan infrastruktur pendidikan serta buku-buku pendukung yang terbatas, kemampuan ekstra luar biasa Lintang dalam menjawab soal-soal pada sebuah perlombaan Cerdas Cermat kampung seperti apa yang diceritakan Andrea sangat berlebihan. Mungkin ada unsur empati yang besar dari Andrea untuk tokoh Lintang yang cerdas namun tidak dapat meneruskan sekolah karena masalah yang klasik yaitu seputar kemiskinan.Pada bagian akhir cerita, dikisahkan apa yang terjadi pada anggota laskar pelangi dua belas tahun kemudian, ada yang sukses dengan cita-citanya, ada juga yang bernasib tragis, dan beberapa memiliki kisah cukup mengejutkan.


Aku juga merasa ada missing link antara Laskar Pelang dengan Sang pemimpi seperti tidak adanya teman laskar pelangi yang diceritakannya kembali di Sang Pemimpi. Selain itu ada tokoh di Sang pemimpi yaitu Arai yang diceritakan "diadopsi" dan disekolahkan oleh bapaknya Ikal ketika masih usia SMP namun sama sekali tidak muncul di Laskar Pelangi. Laskar Pelangi dan Edensor masih ada sedikit kaitannya yaitu seputar cinta pertama Ikal, Aling, beserta buku kenangan dari sang gadis. Namun ada juga kejanggalannnya, di Edensor dikisahkan kalau Ikal pernah menjemput Aling di tokonya untuk naik komidi putar namun di Laskar Pelangi disebutkan kalau Ikal baru bertemu Aling dua kali yaitu pertama kali bertatap muka ketika hendak membeli kapur dan kedua ketika berkenalan secara resmi di dekat kelenteng. Ya sudahlah tak perlu pusing memikirkan kejanggalan tersebut, tak ada yang sempurna bukan... Jadi penasaran menunggu tetralogi terkahirnya Andrea yaitu Maryanah Karpov, sampai sekarang aku belum bisa membayangkan kaitan buku terakhir ini dengan tiga buku yang telah beredar sekarang.

Jumat, 23 November 2007

Ibu Lelly dan IBu Kurni - Pendekar Bahasa Indonesia

Setiap kali mengalami kesulitan dalam menyusun sebuah kalimat ketika membuat tulisan dalam blog aku jadi teringat kepada dua orang guru bahasa Indonesia yang pernah mengajar aku, tanpa bermaksud mengesampingkan peran guru bahasa Indonesia lain yeng pernah mengajariku. Keduanya adalah ibu Lelly Yulianti Spd guru bahasa Indonesia di SMA dan ibu Kurni Setyawati Spd MM dosen bahasa Indonesia waktu kuliah dulu. Yang membuat aku selalu ingat kepda mereka karena keduanya selalu menekankan prinsip kalau pelajaran bahasa Indonesia sangat perlu dan tidak kalah penting dengan pelajaran fisika, matematika atau bahasa Inggris. Maka tidak heran kalau ditangan mereka pelajaran bahasa Indonesia juga jadi serumit pelajaran fisika.
Bu Lelly sangat menyukai sastra sehingga sering kali aku mendapatkan tugas mengarang puisi dan menyusun sebuah prosa. Atau tidak jarang kita diberikan tugas untuk menganalisa makna dari suatu puisi karya sastrawan terkenal yang kata-katanya bersayap-sayap dan "ajaib". Sebagian besar siswa SMAku yang memang jago di bidang eksakta sering kali mati kutu dalam pelajaran bahasa Indonesia, mereka bilang mendingan menganalisa soal-soal fisika daripada disuruh menganalisa puisi. Aku yang dari SD dulu tidak menyukai pelajaran mengarang atau kegiatan tulis-menulis lainnya tentu saja sangat membenci pelajaran bahasa Indonesia saat itu. Jadi ngga heran kalau nilai bahasa Indonesiaku ketika jadi muridnya bu Lelly sangat minim bahkan kalah oleh nilai matematikaku. Memang benar nasihat orang-orang yang bilang jangan terlalu benci nanti malah cinta buktinya sekarang aku jadi gemar menulis di blog.
Bu Kurni lain lagi modelnya, beliau ini boleh dibilang sebagai polisi bahasa karena sangat menjunjung tinggi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah perbahasaan yang berlaku. Tidak jarang dalam bu Kurni sering mengkoreksi langsung penggunaan bahasa mahasiswa yang salah ketika berbicara, mungkin bu Kurni sangat mengidolakan Pak Jus Badudu. Bu Kurni memang tidak terlalu menyukai sastra seperti bu Lelly namun bukan berarti aku bisa bernafas lega lantaran bu Kurni punya hobi memberikan tugas yang nampak sederhan namun sebetulnya susah yaitu menjelaskan arti suatu kata. Contohnya seperti "becak" yang bila di deskripsikan menjadi "Alat transportasi beroda tiga yang digerakan oleh tenaga manusia dengan cara dikayuh". Untuk mendeskripsikan kata benda masih gampang karena bisa kita bayangkan bentuknya yang susah kalau sudah harus mendiskripsikan kata sifat atau kata kerja. Biasanya kalau mendapat tugas seperti ini para mahasiswa berbondong-bondong mengunjungi perpustakaan untuk menyontek kamus besar bahasa Indonesia. Saat itu aku sering bersungut-sungut sendiri karena sebagai bukan mahasiswa jurusan sastra Indonesia kenapa harus sebegitu seriusnya belajar bahasa Indonesia. Sama seperti waktu diajar bu Lelly, nilai mata kuliah bahasa Indonesiaku juga minim tapi syukurlah masih dapet C jadi tidak perlu mengulang lagi.
Ada lagi kesamaan antara bu Lelly dan bu Kurni yaitu mereka berdua sama-sama sangat keras dalam menegakan disiplin para siswa. Jangan harap bisa masuk kelas apabila datang terlambat ketika pelajaran bahasa Indonesia walau hanya beberapa menit saja sehingga keduanya jadi cukuip disegani. Mungkin karena keduanya sangat disiplin sehingga karir keduanyapun tidak hanya jadi sebatas guru atau dosen saja namun juga menduduki posisi yang lumayan tinggi di institusi pendidikannya yang anehnya agak-agak mirip. Bu lelly menjabat sebagai Wakasek atau Wakil Kepala Sekolah sedangkan bu Kurni adalah Purek atau Pembantu Direktur. Pembantu Direktur di tempat kuliahku dalah jabatan yang sama seperti Pembantu Rektor di Perguruan Tinggi lain. Entahlah apa hubungannya antara penggunaan bahasa Indonesia yang baik dengan kedisiplinan dan kelancaran karirtapi begitulah kenyataannya.
Dulu aku memang membenci setengah mati pelajaran bahasa Indonesia dibawah bimbingan kedua guru tersebut tapi sekarang justru aku menyesal karena dulu aku tidak begitu serius menyimak pelajaran mereka. Seandainya dulu aku mau lebih bekerja keras dalam pelajaran bahasa Indonesia bu Lelly yang mengagungkan sastra tentunya isi blogku saat ini pasti bisa lebih indah untuk disimak serta lebih kaya dengan bahasa yang lebih puitis. Dan begitu juga kalau mata kuliah bahasa Indonesia bu Kurni lebih aku simak maka penggunaan bahasa Indonesiaku dalam blogku ini lebih benar yang terangkai dalam susunan kalimat yang rapi dengan mengikuti kaidah SPO.