Senin, 15 September 2008

Balap F1 dari sirkuit Monza, Italy, semalam memang luar biasa. Akibat hujan yang beberapa hari ini turun di kota Milan ini membuat sirkuit menjadi basah sehingga kedasyatan mobil-mobil cepat menjadi sia-sia saja. Balap di kondisi sangat basah yang sangat diperlukan adalah kecermatan tim menyusun taktik serta skill, kenekatan dan yang terutama adalah faktor keberuntungan. Makanya tidak heran pada balapan hujan sering muncul juara kejutan atau istilahnya "from zero to hero".


Rupanya Dewi Fortuna di sirkuit Monza memilih untuk berpihak kepada tim kelas dua Toro Rosso. Toro Rosso yang berarti Banteng Merah adalah tim "kelas dua" dari tim peserta F1 lainnya yaitu Red Bull. Selain itu kekelas duaan Toro Rosso makin terihat dari mesin yang mereka gunakan adalah bekas mesin mobil ferarri beberapa musim lalu. Monza. Melalui pembalap SebastianVettel, Toro Rosso sukses menempati podium pertama di sirkuit yang sebetulnya adalah homebase Ferarri. Kegemilangan Toro Rosso sudah terlihat dari sesi kualifikasi dimana Vettel berhasil menjadi pole position seater termuda sepanjang sejarah F1. Begitu sesi kualifikasi berakhir dan dipastikan catatan waktu Vettel di Q3 tidak ada yang menandingi, kontan saja terjadi pesta di kubu Toro Rosso.


Keesokan harinya, Vettel dan Toro Rosso membuktikan kalau keberhasilan menempati pole position di Monza bukan sekedar kemujuran belaka dengan menjuarai balapan dengan sangat gemilang.Otomatis setelah menjadi pole position termuda, Vettel juga mencatatkan dirinya sebagai juara GP termuda dengan menumbangkan rekor milik Fernando Alonso.


Mungkin Enzo Ferarri diatas sana sedang bercanda dengan mengirimkan tuahnya melalui perantaraan Dewi Fortuna kepada tim Banteng Merah ini untuk menjadi juara di sirkuit miiknya. Bagaimana nasib kakak-kakak Toro Rosso? Ferarri sang penguasa sah Monza hanya sanggup menempatkan Felipe Massa di tempat ke-6. Sedangkan penampilan kakak kandung Toro Rosso sendiri yaitu Red Bull melempem bagaikan kerupuk kena hujan dengan hanya sanggup finish ke-8. Padahal Mark Webber dari Red Bull cukup gemilang pada saat kualifikasi hingga mendapatkan posisi start ke-3.


Melihat suasana podium Monza kemarin serasa Dejavu beberapa tahun lalu saat lagu kebangsaan Jerman disandingkan dengan lagu kebangsaan Italy. Di musim balap 5 tahun kedua lagu kebangsaan tersebut begitu begitu sering terdengar hingga membuat muak penonton melalui Michael Schumacher dan Ferarri yang terlalu mendominasi sepanjang musim balap. Kali ini rasanya mendengar paduan kedua lagu kebangsaan tersebut menjadi sangat indah karena berhasil dilantunkan kembali oleh pembalap dan tim yang sama sekali tak pernah diperhitungkan untuk menjuarai sebuah balapan GP.

Minggu, 14 September 2008

Konspirasi Keriting

Menonton Kick Andy pada Jumat malam lalu yang membahas tentang film "Laskar Pelangi" segera saja terlintas dalam otak saya kalau tema yang tepat seharusnya adalah Konspirasi Keriting. Andy Noya sang tuan rumah acara bincang-bincang tersebut berambut keriting, bahkan kekritingannya itu menjadi maskot Kick Andy. Tokoh utama dari novel maupun film "Laskar Pelangi" adalah seorang anak kampung yang bernama Ikal. Dari namanya saja rasanya ngga perlu dijelaskan bagaimana jenis rambut sang tokoh utama tersebut. Tokoh Ikal adalah cerminan masa kecil dari Andrea Hirata pengarang novel "Laskar Pelangi". Jadi tak perlu melihat orangnya langsung, sudah dapat dipastikan Andreapun berambut keriting.

Entah kebetulan atau tidak, pembuat film "Laskar Pelangi" adalah duo keriting Riri Riza dan Mira Lesmana. Duo keriting ini termasuk pioneer kebangkitan film Indonesia yang sempat mati beberapa tahun lalu melalui karya mereka "Petualangan Sherina". Sebuah novel hebat yang telah menginspirasi banyak orang akan dibuat versi layar lebarnya oleh para sineas yang selama ini telah menelurkan film-film bermutu, tentu ekspektasi orang akan tinggi sekali. Memang tidak mudah mengadaptasi sebuah karya sastra ke layar perak dengan sukses namun rasanya duo keriting ini akan mampu membuat "Laskar Pelangi" akan sespekta novelnya atau paling tidak akan jauh lebih baik daripada kebanyakan film Indonesia yang sedang beredar saat ini.

Keterlibatan manusia keriting dalam "Laskar Pelangi" tidak cukup sampai situ saja. Sebuah film rasanya akan kurang hidup tanpa soundtrack …Dan penggarap soundtrack film "Laskar Pelangi" adalah grup Nidji yang vokalisnya, Giring, berambut keriting juga. Makanya dalam pikiranku segera timbul teori konspirasi keriting secara kisah hidup si Ikal ini digarap oleh orang-orang berambut keriting. Mulai dari Andrea Hirata si pengarang, Mira dan Riri yang mentransfernya ke layar perak serta penggarap soundtracknya Nidji. Jangan lupakan pula peranan Andy Noya manusia keriting lain yang turut berjasa membuat "Laskar Pelangi". Melalui acara Kick Andy beberapa tahun lalulah saya dan banyak pembaca lainnya pertama kali mengenal "Laskar Pelangi".

Konspirasi tidak selalu harus berkonotasi negatif. Menurutku konspirasi keriting ala "Laskar Pelangi" ini adalah sebuah contoh konspirasi yang baik lantaran semua yang terlibat harus diakui memang termasuk yang terbaik dibidangnya masing-masing. Memang kebetulan semuanya berambut keriting sesuai dengan rambut tokoh Ikal.

Jumat, 12 September 2008

Criminal Minds (Ryan)

Aku saat ini sedang senang-senangnya mengikuti film serial TV yang berjudul “Criminal Minds” lewat DVD. Criminal Minds berkisah tentang para personil dari “Behavioral Analysis Unit” atau disingkat BAU, sebuah unit di FBI yang tugasnya adalah memprofile sebuah kejahatan sehingga bisa dicari pelakunya. BAU biasanya menangani kejahatan berantai yang pelakunya melakukan tindakan kriminalnya dengan sangat rapi sehingga sulit untuk ditangkap. BAU akan mencari pola atau tanda khusus yang bisa memberikan gambaran pribadi sang pelakunya.

Berbeda dengan CSI, yang menangkapi para penjahat melalui petunjuk fisik yang didapat di TKP, maka BAU mencari petunjuk dengan cara menempati diri seolah-olah sebagai pelaku sehingga dapat memahami pola pikir pelaku. Dengan cara inilah BAU berusaha mencegah pelaku kejahatan untuk melakukan aksinya lagi dan sekaligus mengungkapkan identitasnya. Sebagai penggemar cerita-cerita detektif, aku sangat terkesan dengan serial ini. Penonton diajak oleh para tokoh utamanya untuk menyelami pikiran para pelaku criminal tersebut.

Akibat kerajinan nonton Criminal Minds ini, aku juga jadi ikut-ikutan sok memprofile tersangka pelaku kejahatan yang lagi ngetop-ngetop di Indonesia yaitu si Jagal Romantis Ryan. Begini kurang lebih analisku tentang Ryan.

Kenapa Ryan melakukan pembunuhan itu? Ryan termasuk seorang psikopat. Seseorang menjadi psikopat biasanya karena yang bersangkutan pernah mengalami luka batin yang dalam. Beberapa orang mencoba mengobati luka batin melalui cara yang positif tapi ada juga yang berusaha mencari pelampiasan melalui tindakan-tindakan menyimpang yang dapat merugikan orang lain atau dirinya sendiri. Rupanya Ryan termasuk orang yang gagal mengobati luka batinnya sehingga terbentuklah monster psikopat yang haus darah. Dalam kasus Ryan memang nampak ada motif ekonomi sebab semua harta benda korban milik korban dikuasainya juga. Namun sebetulnya motif utama adalah hasrat (passion) dari dalam diri Ryan untuk menghabisi nyawa orang lain. Bagi pembunuh psikopat ada kepuasaan batin tertentu setelah melakukan tindakan pembunuhan. Kepuasaan batin itu seperti candu sehingga tidak cukup sekali tapi dilakukan hingga berkali-kali.

Kenapa Ryan selama ini tidak tertangkap? Ciri pembunuhan seorang psikopat adalah adanya pola tertentu serta dilakukan dengan perhitungan yang tepat serta rapi. Berdasarkan hasil pemeriksaan polisi dan hasil otopsi, para korban dihabisi dengan cara dipukul hingga tewas lalu dikuburkan di halaman rumah orangtuanya. Pembunuhan serta tindakan-tindakan menutupi jejak dilakukan Ryan sedemikian rapi dan terencana matang sehingga tak ada satupun orang lain yang menaruh curiga terhadapnya. Dalam kasus hilangnya salah satu korbannya yaitu Ariel Sitanggang, Ryan sempat diperiksa polisi karena keluarga meyakini Ryanlah orang yang terlihat terakhir bersama Ariel. Namun dengan tenangnya Ryan bisa mengelabuhi polisi sehingga kecurigaan keluarga Ariel bisa dipatahkan.

Kenapa akhirnya Ryan tertangkap? Pembunuhan sebelumnya dilakukan dengan hasrat, nothing personal, semua rencana dijalani dengan kepala dingin . Namun di pembunuhan terakhir ada unsur personal yang terlibat karena sang korban dianggap Ryan berusaha merebut pacarnya. Dibakar cemburu, pembunuhan dilakukan dengan emosi sehingga merusak pola rapi yang selama ini berhasil dijalin Ryan. Pembunuhan dilakukan di Jakarta bukan Jombang seperti sebelumnya, korban dimutilasi dan dibuang begitu saja bukan dikubur di tempat aman yaitu pekarangan rumah orangtuanya. Akibat emosi juga, tindakan pembunuhan tanpa perhitungan matang sehingga banyak meninggalkan jejak bagi polisi untuk mudah mengusut pelakunya. Seperti di “Criminal Minds”, para pelaku kejahatan berantai sering mulai terungkap ketika mereka melakukan tindakan yang keluar dari pola sebelumnya.

Senin, 01 September 2008

Masihkah 108 Dapat Dipercaya?

Pada hari Jumat tanggal 29 Agustus 2008 sekitar jam 6an sore saya ada keperluan untuk menghubungi penyedia jasa pengiriman Pahala Kencana yang berlokasi di Matraman, Jakarta. Karena memang belum tahu nomor teleponnya secara pasti dan saya juga tidak memiliki buku Yellow Pages Jakarta maka saya menghubungi layanan 108 Jakarta. Petugas yang mengangkat telepon saya saat itu menginformasikan kalau no. telp. Pahala Kencana di Matraman adalah 8509***. Namun ketika saya hubungi no. tersebut, ternyata itu adalah no. telp. Hotel Grand Menteng yang memang berlokasi di Matraman juga. Saya kembali menghubungi 108 Jakarta dan mendapatkan no. yang berbeda dengan sebelumnya yaitu 8190***. Segera saya hubungi no. telepon tersebut namun ternyata no. tersebut tulalit. Untuk ketiga kalinya saya kembali menghubungi layanan 108 Jakarta dan kembali saya mendapatkan no. yang berbeda dengan sebelumnya yaitu 8194***. Kali ini saya tak lupa menanyakan selain nomor ini apakah ada nomor lain, sang petugas dengan yakin memberitahukan kalau itu adalah satu-satunya nomor telepon Pahala Kencana yang terdaftar di Telkom. Dan untuk ketiga kalinya saya mendapatkan kekecewaan karena nomor tersebut adalah sebuah nomor untuk fax.


Kecewa dengan layanan 108 yang telah 3 kali memberikan nomor telepon yang salah maka saya memilih untuk mencari tahu nomor telepon yang saya maksud itu melalui mesin pencari Google di internet. Ternyata cara ini jauh lebih efektif karena saya segera bisa mendapatkan nomor telepon yang benar hanya dalam hitungan detik saja.


Saya jadi bertanya-tanya seperti apakah system database Telkom Jakarta kalau memberikan informasi no telepon saja bisa salah hingga 3 kali. Kalau untuk mencari nomor telepon sebuah perusahaan yang cukup besar seperti Pahala Kencana tentu bisa ditengok di internet namun bagaimana kalau yang dicari itu adalah nomor telepon rumah perseorangan? Padahal tak semua orang punya akses internet.