Selasa, 31 Juli 2007

Harry Potter and The Deathly Hallows

Akhirnya seri terakhir dari kisah petualangan si penyihir cilik Harry Potter keluar juga. Yap Harry Potter yang penyihir ini memang tokoh fiksi hasil rekaan tante JK Rowlings tapi ceritanya mampu menyihir jutaan pembaca dari seluruh dunia baik anak-anak maupun orang dewasa untuk rebutan membaca kisahnya, hasilnya yang jadi happy dan sugih tentunya sang pengarangnya sendiri. Saking lakunya buku Harry Potter terjual di seluruh penjuru bumi ini, tante Rowling yang tadinya cuma seorang warga Inggris kelas menengah bawah mendadak berubah jadi seorang jutawati yang kekayaannya nyaingin kekayaan Ratu Inggris. Harry Potter memang berhasil menyihir pengarangnya jadi seorang multi millionaire tetapi Harry Potter ngga mampu menemukan mantra yang paten untuk membendung serangan para pembajak di dunia maya. Sedikit saran untuk Harry Potter, mungkin bisa dicoba mantra karangan saya, wes ewes ewes bablas piratus ne.

Seri ketujuh atau terakhir ini diberi sub judul Harry Potter and The Deathly of Hallows. Buku terakhir ini menjadi seri Harry Potter yang paling gelap dan penuh duka. di seri-seri sebelum Rowlings udah dengan teganya menebar duka dengan mematikan beberapa tokoh yang penting dalam kehidupan Harry Potter tapi tidak pernah sampai sebanyak di seri ini. Pembaca Harry Potter pertama kali diperkenalkan dengan kematian pada seri Harry Potter and The Goblet of Fire, disini yang tewas adalah Cedric Diggory teman sekaligus rival Harry Potter dalam kompetisi Triwizard Challange dan kehidupan percintaan. Lalu pada buku berikutnya yaitu Harry Potter and The Order of Phoenix kembali pembaca dibuat sedih dengan kematian Sirius Black godfathernya Harry Potter. Dan yang paling bikin shock pembaca Harry Potter adalah kematian professor Dumbledore di Harry Potter and The Half-Blood Prince. Tapi itu belum seberapa dibandingkan dengan kematian beberapa tokoh penting lainnya di seri pamungkas ini, salah satunya adalah Hedwig si burung hantu teman Harry Potter yang paling setia.


Selain lebih gelap, buku Harry Potter kali ini juga menampilkan petualangan yang sangat berbeda dari seri-seri sebelumnya. Apabila di seri sebelumnya sebagian besar cerita bersetting di Hogwart, sekolahannya Harry Potter, maka di seri ini Harry beserta dua temannya Ron dan Hermione harus berpetualang ke berbagai tempat makanya petualangan mereka kali ini jadi lebih seru. Bila di seri sebelumnya pembaca bisa saja mengikuti ceritanya dengan baik tanpa membaca seri sebelumnya maka di buku ini jangan harap pembaca baru bisa mudeng dengan ceritanya sebab untuk bisa mngerti ceritanya dengan baik diperlukan pengetahuan-pengetahuan dari cerita pada seri-seri sebelumnya.


Ceritanya sendiri masih seputar Harry Potter yang dikejar-kejar oleh musuh lamanya Lord Voldemort dan anak buahnya yang disebut death eaters. Kali ini posisi Voldemort lagi kuat-kuatnya jadi ngga heran kalau jatuh banyak korban. Sementara itu selain berusaha menyelamatkan diri dari kejaran Voldemort, Harry juga punya kewajiban moral untuk menyelesaikan tugas yang diamanatkan professor Dumbledore sebelum tewas. Untuk itu maka Harry, Ron dan Hermione memutuskan untuk minggat dari Hogwart dan pergi berpetualang ke berbagai tempat yang diyakini menyimpan petunjuk untuk menyelesaikan tugas yang mereka emban. Petualangan mereka ini ternyata mampu membuka beberapa tabir-tabir rahasia yang seputar dunia persihiran dan seputar kehidupan pribadi beberapa orang penting dalam hidup mereka. Pada akhirnya berkat pengetahuan dan senjata-senjata yang mereka peroleh dari petualangannya itu, Harry berhasil mengenyahkan Voldemort baik dari dalam jiwanya maupun dari muka bumi ini. Pertempuran terakhir Harry dengan Voldemort dilakukan di Hogwart yang merupakan rumah bagi mereka berdua. Ternyata ada sebuah kejutan besar yang terungkap di akhir cerita tepat sebelum Harry duel dengan Voldemort yaitu tentang Snape yang terlihat selalu membenci Harry tapi di sisi lain beberapa kali pernah menyelamatkan hidupnya ternyata mempunya rahasia yang besar yang menjadi kunci kemenangan Harry Potter atas Voldemort.


Ngga ngebayangin kalau seri terakhir ini difilmkan, apakah ada sutradara yang mampu menuangkan fantasi-fantasi tersebut ke layar kaca. Seharusnya bila ada sutradaranya sukses menterjemahkan buku ini ke film, hasilnya akan lebih bagus daripada The Lord of The Ring. Tapi sekali lagi disarankan untuk tidak berekspektasi terlalu besar untuk mendapatkan versi film Harry Potter yang sedasyat versi bukunya.

Selasa, 24 Juli 2007

Si Penggoda

Aku punya teman yang punya hobi godain lawan jenis, sebut saja miss S (S untuk Siren). Miss S ini sebetulnya sudah punya pacar tapi entah kenapa dia itu tetap saja hobi menggodai pria-pria di sekitarnya bahkan sampai tidak pandang bulu, entah itu suami orang atau laki-laki yang usianya jauh dibawahnya, pokoknya asal laki-laki bakalan dia embat. Mungkin juga miss S ini kesepian kali ya... tapi seharusnya ngga gitu dong caranya. Kalau memang sudah ngga nyaman sama pacar sendiri ya udah putusin aja dan cari lagi yang lain tokh sebagai cewek penggoda gue yakin miss S ini gampang aja untuk mendatangkan laki-laki lain kepelukannya. Hampir seluruh mahluk berjenis kelamin laki-laki di kantornya yang dapat dikategorikan muda pernah digoda miss S ini, ada juga yang risih ada juga yang kege-eran dan ada juga yang sengaja menikmatinya. Namanya juga cowo kalau sedikit diperhatiin aja langsung lupa daratan. Ngga taulah gimana cara ngomong miss S ini kepada para laki-laki tapi secara bahasa tubuh kentara banget penggodanya mulai dari mengelap sendok sampai mengelap keringat laki-laki lain yang bukan pacarnya.
Miss S ini ngga sekadar menggodai cowok-cowok saja, kadang-kadang dia juga suka agak eksibisionis terhadap teman perempuannya. Maksudnya disini adalah miss S ini juga suka memamerkan kelengketannya terhadap berbagai macam laki-laki tanpa malu-malu di depan temannya sendiri. Sebagai teman aku sangat tidak menyukai caranya ini, mau menasehati tapi kesannya kok cemburu gitu, nanti si miss S ini makin ge-er aja ya udalah cuekin aja selama dia ngga ganggu aku.
Secara fisik sih dia ngga bagus-bagus amat tapi mungkin ada pendekatan khusus yang aku dan para umumnya perempuan baik-baik ini ngga tau. Apa sih yang dia cari dari petualangannya mendekati berbagai macam pejantan? Sebetulnya aku liat ngga terlalu banyak benefitnya kecuali beberapa kali ada yang nganterin dia pulang, malah kesannya jadi seperti cewek bitchy gitu deh... Walapun teman tapi ngga ngerti juga jalan pikiran anak ini, kadang aku suka merasa mungkin ada bagian dari jiwanya yang sakit atau mungkin jiwanya yang memang kesepian, atas alasan inilah aku masih berhubungan baik dengannya walapun kadang-kadang sering ngomongin kelakuan dia di belakang.
Untuk para pria yang sedang baca blog ini mungkin mengenal sosok yang sedang aku bicarakan ini bahkan barangkali anda juga adalah mantan korban perasaan miss S ini???

Jumat, 20 Juli 2007

RIP : Pintu Kantin

Tadi siang kira-kira jam 12 kurang di kantorku terjadi peristiwa yang cukup menghebohkan yaitu rubuhnya pintu kantin secara tiba-tiba. Saat itu sudah merupakan jam makan siang bagi sebagian karyawan terutama bapak-bapak di bagian produksi dan bertepatan pula dengan hari Jumat sehingga banyak yang sengaja pergi makan lebih cepat. Tiba-tiba saja tidak ada hujan tidak ada angin pintu tersebut rubuh begitu saja ke arah luar persis seperti pintu yang habis ditendang orang dalam film-film action hollywood padahal saat itu tidak ada orang yang melewati atau berdiri di dekat pintu tersebut. Rubuhnya pintu secara mendadak yang kebetulan terjadi di hari Jumat ini langsung menimbulkan spekulasi dari bapak-bapak tersebut, mulai dari teori yang agak-agak supranatural hingga ke teori ilmiah yang canggih.
Sebetulnya kejadian tersebut aku rasa sama sekali bukan sebuah peristiwa supranatural tapi karena memang pintunya saja yang sudah seharusnya diganti. Jenis pintu kantin kantorku sepertinya ingin dibuat sejenis swing door gitu deh tapi ternyata bahan pintunya sendiri tidak terlalu kokoh yaitu hanya terbuat dari triplek dengan rangka kayu. Jenis pintu swing door dirancang untuk bisa dibuka baik dengan cara ditarik maupun didorong, begitu kita lepas dia akan otomatis menutup sendiri. Makanya dikasih nama swing door karena pintu ini gemar berswing-swing sendiri (apaan coba) sehingga beban yang ditanggung pintu berayun ini menjadi lebih berat dibandingkan dengan pintu konvensional. Secara setiap hari dibuka dan diswing oleh ratusan orang yang akan masuk/keluar kantin maka otomatis pada suatu saat pintu tersebut akan give up dan memutuskan untuk tewas ala pintu yaitu dengan merubuhkan dirinya sendiri secara tiba-tiba. Dan pintu kantinku ini memutuskan untuk berisitirahat dengan cara yang damai, Rest in Peace... Bisa dikatakan damai karena walaupun telah bikin heboh dengan rubuh disaat kantin penuh orang tapi pintu ini memilih untuk tidak mencari korban lain dengan menjatuhkan dirinya ke kepala orang. Memang itulah cara pintu kantinku untuk mengakhiri tugasnya, rubuh dengan damai... Selamat berisitirahat pintu kantinku mudah-mudahan dirimu tidak dijadikan zombie oleh orang-orang maintenance yang memang suka mendaur ulang barang rusak...

Kamis, 19 Juli 2007

Simpsons quote

Buat Para fansnya The Simpson bentar lagi versi layar lebar film favorit kalian akan beredar di bisokop. Sebelumnya ada cungkilan quotes terbaik yang disarikan dari sebuah blog milik salah seorang fansnya "The Simpsons". Apakah ada yang jadi favorit kalian?


101 Greatest Simpsons Quotes
By James A. on July 19th, 2007


If “The Simpsons” have taught us anything it’s that two-dimensional characters are funnier than three-dimensional ones. There are as many great Simpsons quotes as there are Republicans in hell, which is another way to say “a lot.” For 18 years the residents of Springfield have been piling up the wittiest quotes ever uttered on TV. So, before the animated series hits the silver screen next week, here are the best quotes in Simpsons television history, in no particular order…



Homer: D’oh.
Ralph: Me fail English? That’s unpossible.
Lionel Hutz: This is the greatest case of false advertising I’ve seen since I sued the movie “The Never Ending Story.”
Sideshow Bob: No children have ever meddled with the Republican Party and lived to tell about it.
Troy McClure: Don’t kid yourself, Jimmy. If a cow ever got the chance, he’d eat you and everyone you care about!
Comic Book Guy: The Internet King? I wonder if he could provide faster nudity…
Homer: Oh, so they have Internet on computers now!
Ned Flanders: I’ve done everything the Bible says — even the stuff that contradicts the other stuff!
Comic Book Guy: Your questions have become more redundant and annoying than the last three “Highlander” movies.
Chief Wiggum: Uh, no, you got the wrong number. This is 9-1…2.
Sideshow Bob: I’ll be back. You can’t keep the Democrats out of the White House forever, and when they get in, I’m back on the streets, with all my criminal buddies.
Homer: When I held that gun in my hand, I felt a surge of power…like God must feel when he’s holding a gun.
Nelson: Dad didn’t leave… When he comes back from the store, he’s going to wave those pop-tarts right in your face!
Milhouse: Remember the time he ate my goldfish? And you lied and said I never had goldfish. Then why did I have the bowl, Bart? *Why did I have the bowl?*
Lionel Hutz: Well, he’s kind of had it in for me ever since I accidentally ran over his dog. Actually, replace “accidentally” with “repeatedly” and replace “dog” with “son.”
Comic Book Guy: Last night’s “Itchy and Scratchy Show” was, without a doubt, the worst episode *ever.* Rest assured, I was on the Internet within minutes, registering my disgust throughout the world.
Homer: I’m normally not a praying man, but if you’re up there, please save me, Superman.
Homer: Save me, Jeebus.
Mayor Quimby: I stand by my racial slur.
Comic Book Guy: Oh, loneliness and cheeseburgers are a dangerous mix.
Homer: You don’t like your job, you don’t strike. You go in every day and do it really half-assed. That’s the American way.
Chief Wiggum: Fat Tony is a cancer on this fair city! He is the cancer and I am the…uh…what cures cancer?
Homer: Bart, with $10,000 we’d be millionaires! We could buy all kinds of useful things like…love!
Homer: Fame was like a drug. But what was even more like a drug were the drugs.
Homer: Books are useless! I only ever read one book, “To Kill A Mockingbird,” and it gave me absolutely no insight on how to kill mockingbirds! Sure it taught me not to judge a man by the color of his skin…but what good does *that* do me?
Chief Wiggum: Can’t you people take the law into your own hands? I mean, we can’t be policing the entire city!
Homer: Weaseling out of things is important to learn. It’s what separates us from the animals…except the weasel.
Reverend Lovejoy: Marge, just about everything’s a sin. [holds up a Bible] Y’ever sat down and read this thing? Technically we’re not supposed to go to the bathroom.
Homer: You know, the one with all the well meaning rules that don’t work out in real life, uh, Christianity.
Smithers: Uh, no, they’re saying “Boo-urns, Boo-urns.”
Hans Moleman: I was saying “Boo-urns.”
Homer: Kids, you tried your best and you failed miserably. The lesson is, never try.
Homer: Here’s to alcohol, the cause of — and solution to — all life’s problems.
Homer: When will I learn? The answers to life’s problems aren’t at the bottom of a bottle, they’re on TV!
Chief Wiggum: I hope this has taught you kids a lesson: kids never learn.
Homer: How is education supposed to make me feel smarter? Besides, every time I learn something new, it pushes some old stuff out of my brain. Remember when I took that home winemaking course, and I forgot how to drive?
Homer: Homer no function beer well without.
Duffman: Duffman can’t breathe! OH NO!
Grandpa Simpson: Dear Mr. President, There are too many states nowadays. Please, eliminate three. P.S. I am not a crackpot.
Homer: Old people don’t need companionship. They need to be isolated and studied so it can be determined what nutrients they have that might be extracted for our personal use.
Troy McClure: Hi. I’m Troy McClure. You may remember me from such self-help tapes as “Smoke Yourself Thin” and “Get Some Confidence, Stupid!”
Homer: A woman is a lot like a refrigerator. Six feet tall, 300 pounds…it makes ice.
Homer: Son, a woman is like a beer. They smell good, they look good, you’d step over your own mother just to get one! But you can’t stop at one. You wanna drink another woman!
Homer: Facts are meaningless. You could use facts to prove anything that’s even remotely true!
Mr. Burns: I’ll keep it short and sweet — Family. Religion. Friendship. These are the three demons you must slay if you wish to succeed in business.
Kent Brockman: …And the fluffy kitten played with that ball of string all through the night. On a lighter note, a Kwik-E-Mart clerk was brutally murdered last night.
Ralph: Mrs. Krabappel and Principal Skinner were in the closet making babies and I saw one of the babies and then the baby looked at me.
Apu: Please do not offer my god a peanut.
Homer: You don’t win friends with salad.
Mr. Burns: I don’t like being outdoors, Smithers. For one thing, there’s too many fat children.
Sideshow Bob: Attempted murder? Now honestly, what is that? Do they give a Nobel Prize for attempted chemistry?
Chief Wiggum: They only come out in the night. Or in this case, the day.
Mr. Burns: Whoa, slow down there, maestro. There’s a *New* Mexico?
Homer: He didn’t give you gay, did he? Did he?!
Comic Book Guy: But, Aquaman, you cannot marry a woman without gills. You’re from two different worlds… Oh, I’ve wasted my life.
Homer: Marge, it takes two to lie. One to lie and one to listen.
Superintendent Chalmers: I’ve had it with this school, Skinner. Low test scores, class after class of ugly, ugly children…
Mr. Burns: What good is money if it can’t inspire terror in your fellow man?
Homer: Oh, everything looks bad if you remember it.
Ralph:Slow down, Bart! My legs don’t know how to be as long as yours.
Homer: Donuts. Is there anything they can’t do?
Frink: Brace yourselves gentlemen. According to the gas chromatograph, the secret ingredient is… Love!? Who’s been screwing with this thing?
Apu: Yes! I am a citizen! Now which way to the welfare office? I’m kidding, I’m kidding. I work, I work.
Milhouse: We started out like Romeo and Juliet, but it ended up in tragedy.
Mr. Burns: A lifetime of working with nuclear power has left me with a healthy green glow…and left me as impotent as a Nevada boxing commissioner.
Homer: Kids, kids. I’m not going to die. That only happens to bad people.
Milhouse: Look out, Itchy! He’s Irish!
Homer: I’m going to the back seat of my car, with the woman I love, and I won’t be back for ten minutes!
Smithers: I’m allergic to bee stings. They cause me to, uh, die.
Barney: Aaah! Natural light! Get it off me! Get it off me!
Principal Skinner: That’s why I love elementary school, Edna. The children believe anything you tell them.
Sideshow Bob: Your guilty consciences may make you vote Democratic, but secretly you all yearn for a Republican president to lower taxes, brutalize criminals, and rule you like a king!
Barney: Jesus must be spinning in his grave!
Superintendent Chalmers: “Thank the Lord”? That sounded like a prayer. A prayer in a public school. God has no place within these walls, just like facts don’t have a place within an organized religion.
Mr. Burns: [answering the phone] Ahoy hoy?
Comic Book Guy: Oh, a *sarcasm* detector. Oh, that’s a *really* useful invention!
Marge: Our differences are only skin deep, but our sames go down to the bone.
Homer: What’s the point of going out? We’re just going to wind up back here anyway.
Marge: Get ready, skanks! It’s time for the truth train!
Bill Gates: I didn’t get rich by signing checks.
Principal Skinner: Fire can be our friend; whether it’s toasting marshmallows or raining down on Charlie.
Homer: Oh, I’m in no condition to drive. Wait a minute. I don’t have to listen to myself. I’m drunk.
Homer: And here I am using my own lungs like a sucker.
Comic Book Guy: Human contact: the final frontier.
Homer: I hope I didn’t brain my damage.
Krusty the Clown: And now, in the spirit of the season: start shopping. And for every dollar of Krusty merchandise you buy, I will be nice to a sick kid. For legal purposes, sick kids may include hookers with a cold.
Homer: I’m a Spalding Gray in a Rick Dees world.
Dr. Nick: Inflammable means flammable? What a country.
Homer: Beer. Now there’s a temporary solution.
Comic Book Guy: Stan Lee never left. I’m afraid his mind is no longer in mint condition.
Nelson: Shoplifting is a victimless crime. Like punching someone in the dark.
Krusty the Clown: Kids, we need to talk for a moment about Krusty Brand Chew Goo Gum Like Substance. We all knew it contained spider eggs, but the hantavirus? That came out of left field. So if you’re experiencing numbness and/or comas, send five dollars to antidote, PO box…
Milhouse: I can’t go to juvie. They use guys like me as currency.
Homer: Son, when you participate in sporting events, it’s not whether you win or lose: it’s how drunk you get.
Homer: I like my beer cold, my TV loud and my homosexuals flaming.
Apu: Thank you, steal again.
Homer: Marge, you being a cop makes you the man! Which makes me the woman — and I have no interest in that, besides occasionally wearing the underwear, which as we discussed, is strictly a comfort thing.
Ed Begley Jr.: I prefer a vehicle that doesn’t hurt Mother Earth. It’s a go-cart, powered by my own sense of self-satisfaction.
Bart: I didn’t think it was physically possible, but this both sucks *and* blows.
Homer: How could you?! Haven’t you learned anything from that guy who gives those sermons at church? Captain Whatshisname? We live in a society of laws! Why do you think I took you to all those Police Academy movies? For fun? Well, I didn’t hear anybody laughing, did you? Except at that guy who made sound effects. Makes sound effects and laughs. Where was I? Oh yeah! Stay out of my booze.
Homer: Lisa, vampires are make-believe, like elves, gremlins, and Eskimos

Rabu, 18 Juli 2007

Bajakan di Hypermarket Perancis

Kemarin sore aku mengunjungi sebuah toko jaringan hypermarket terkemuka asal Perancis yang berlokasi di Jakarta Timur persisnya di bekas area milik TNI AU. Ketika jalan-jalan ke area elektronik, aku cukup terkejut ketika melihat sebuah display TV dan DVD player yang ternyata sedang memutar film "300". Setahuku DVD original film "300" ini belum beredar (Menurut Google baru akan release bulan Agustus depan). Secara kasat mata dapat dilihat kualitas gambar yang agak kurang dan teks terjemahannya yang agak-agak ngaco, maka dapat disimpulkan bahwa DVD yang diputar adalah DVD bajakan.
Sungguh ironis sebuah hypermarket yang katanya jaringannya internasional ikut-ikutan pedagang kaki lima muter film bajakan di display produknya. Aku ngga ngerti entah disengaja atau tidak toko tersebut memutar film bajakan. Bisa juga tidak sengaja mungkin ada karyawannya yang sangat menggemari film "300" ini sehingga memutarnya di display tersebut. Bisa jadi memang disengaja untuk membuktikan kualitas DVD player tersebut yang mampu membaca DVD bajakan dengan baik. Memang ada beberapa merk DVD player terkenal yang agak susah membaca DVD bajakan seperti pengalaman seorang teman yang membeli sebuah DVD player merk perusahaan elektronik terkemuka eropa. Sewaktu dicoba pertama memakai DVD original hasilnya sangat bagus sekali tapi sewaktu mencoba memutar DVD bajakan, playernya ternyata tidak mau membaca tapi ketika DVD bajakan tersebut dicoba di player merk ecek-ecek malah bisa terbaca.
Jadinya aku agak sangsi dengan hypermarket tersebut, jangan-jangan diantara barang yang mereka jual juga terdapat barang bajakan atau palsu... hi... Merk Internasional ternyata ngga jamin juga...

Selasa, 17 Juli 2007

Krisis Air

Sudah dua hari ini di kantorku mengalami krisis air bersih gara-gara ada kebocoran pada pipa saluran air. Semula airnya masih keluar tapi kotor, warna kecoklatan penuh tanah gitu deh... Terpaksalah kalau mau buang air kecil harus mengambil air minum galon untuk bersih-bersih areal sensitif. Aku pun mengalaminya sendiri pengalaman "bersih-bersih" menggunakan air minum galonan. Aku yang saat itu kebelet sudah terdesak HIV (Hasrat Ingin Vivis) buru-buru mengambil air dingin dari dispenser tanpa dicampur oleh air panasnya alhasil ketika diguyurkan ke sekitar selangkangan rasa dingin langsung menyebar ke seluruh tubuh. Efek semriwing ini ternyata tidak cepat hilang sehingga efek semriwing ini masih terasa dalam jangka waktu yang agak lama. Lama-lama keadaan menjadi parah karena katanya lagi dalam perbaikan jadi saluran air dimatikan sama sekali, wah kalau dah begini makin repot aja sebab jika sebelumnya sisa-sisa buang hajat kita masih bisa diflush dengan air kotor sekarang sudah tidak bisa sama sekali, masa untuk membuang residu ekskresi kita harus menggunakan air minum juga???

Kini baru aku sadari kelemahan sistem pertoiletan modern yang sudah meninggalkan model bak dan ember dan diganti dengan keran shower ternyata punya kelemahan yang agak fatal. Di sistem pertoiletan tradisional yang menggunakan bak dan ember memungkinkan untuk dilakukan "penimbunan" air sehingga ketika terjadi force majeure seperti air padam, pipa bocor ataupun banjir paling ngga masih ada stock air bersih yang bisa dipakai untuk kasus-kasus kebelet.

Krisis air juga jadi isu yang lagi anget-angetnya dibicarakan selebritis dunia, sewaktu konser Live Earth pekan lalu di beberapa kota besar dunia, inilah salah satu isu yang digotong. Bahkan seorang Jennifer Aniston menyarankan untuk membudidayakan kebiasaan mandi menggunakan shower karena cara ini lebih irit air ketimbang mandi menggunakan gayung dan bathtub. Iya sih sebetulnya ide mantan istri Brad Pitt ini ada benarnya juga tapi mungkin miss Aniston ini belum pernah mengalami sengsaranya tinggal di Jakarta yang udaranya panas dan penuh polusi, ketika pulang hendak membersihkan badan dari keringat dan debu tiba-tiba air di shower tidak jalan karena ada gangguan dari saluaran PAM... tada... kesian deh loe...

Jadi yang modern itu ngga selamanya baik dan canggih. Memang sih cara modern lebih memudahkan hidup tapi janganlah kita melupakan unsur-unsur tradisional sebab ternyata cara tradisional lebih tahan krisis daripada cara modern.

Senin, 16 Juli 2007

Perfume - Patrick Suskind

Novel fiksi karya pengarang Jerman Patrick Suskind memiliki judul asli Das Parfum ini bercerita tentang perjalanan hidup seorang anak manusia yang dilahirkan di sebuah kios ikan kumuh di kota Paris yang pada masa itu (sekitar abad 18) sangat bau dan jorok sekali. Sang anak yang diberi nama Jean-Baptiste Grenouille sejak bayi sudah ditelantarkan oleh ibunya ini memiliki kelainan yaitu tidak memiliki aroma tubuh selain itu ada aura negatif yang dipancarkannya membuat orang lain enggan lama-lama berdekatan dengannya. Disamping kekurangan ternyata Grenouille juga dianugerahi kelebihan pada indera penciumannya yang dapat mengindentifikasi berbagai macam bebauan bahkan dari jarak yang sangat jauh dan semua bebauan yang pernah diciumnya itu secara otomatis langsung terekam dalam bank data pada otaknya. Hidupnya yang sangat kekurangan cinta membuat Grenouille tumbuh menjadi manusia aneh yang sangat anti sosial.


Bisa dikatakan bahwa Grenouille melihat dunia dengan hidung bukan mata. Waktu luangnya digunakan untuk berkeliling kota sambil membaui segala macam yang dilewati hingga suatu saat dia berhasil menagkap sebuah aroma yang sangat menarik hatinya yaitu aroma seorang gadis perawan yang baru mekar. Grenouille yang agak sinting ini bahkan sampai nekad membunuh gadis malang tersebut dan seluruh aroma tubuhnya dia serap habis. Hasrat Grenouille muda akan berbagai macam aroma terasah setelah ia berhasil mendapat pekerjaan di sebuah toko parfum yang nyaris bangkrut di kota Paris. Disinilah kemampuan Grenouille benar-benar terasah sekarang ia mampu membuat aneka macam wewangian yang sesuai dengan kemauannya.


Rasa penasarannya akan berbagai macam teknik pengambilan aroma dari suatu benda membawa Grenouille berpetualang hingga ke sebuah kota kecil bernama Grasse. Walaupun terbilang berukuran kecil, Grasse rupanya adalah sebuah sentra penghasil parfum bahkan disini bisa ditemukan berbagai macam teknik penyulingan yang lebih halus daripada apa yang telah dipelajari oleh Grenouille di Paris sebelumnya. Di kota ini pulalah Grenouille terperangah ketika tiba-tiba dia kembali mencium aroma memabukan yang sama seperti aroma gadis yang dibunuhnya di Paris dulu. Hal ini makin membuat obsesinya makin menggila, dengan ketekunan dan kesabaran, Grenouille berusaha untuk membuat parfum beraroma gadis tersebut langsung dari tubuhnya dengan cara tentunya dibunuh dulu. Ngga cuma itu untuk menyempurnakannya terlebih dulu Grenouille juga membunuh 24 gadis perawan lainnya sehingga tercipta sebuah aroma yang membuat semua orang akan memandang dan memujinya bagai seorang dewa. Walaupun dia sudah berhasil membuat semua orang yang mencium aromanya tergila-gila terhadapnya namun jiwanya tetap terasa kosong karena segala puja-puji tersebut adalah palsu bukan berasal dari cinta yang sesungguhnya. Hal ini membuat Grenouille tersadar dan akhirnya dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara yang sangat tragis.

Minggu, 15 Juli 2007

Harry Potter and The Order of Phoenix- the movie

Film Harry Potter and The Order of Phoenix adalah satu-satunya versi layar lebar cerita petualang Harry Potter yang aku tonton secara utuh dari awal hingga akhir. Dulu aku pernah nonton seri pertamanya Harry Potter and The Sorcerer's Stone di DVD tapi ngga sampai tuntas karena aku keburu kecewa dengan filmnya yang aku rasa tidak sesuai dengan imajinasiku. Terutama aku kecewa dengan pemeran Harry Potter yang menurutku terlalu manis, menurut imajinasiku Harry Potter itu seharusnya bertampang kumuh tidak terawat dan berambut acak-acakan. Setelah ngambek ngga mau nonton serial selanjutnya, akhirnya aku penasaran juga pingin nonton seri kelima film Harry Potter ini karena disinilah Harry yang anak-anak mulai tumbuh menjadi seorang pemuda yang sedang menuju kedewasaan. Kali ini sebelum nonton aku tidak terlalu berekspektasi terlalu tinggi terhadap filmnya dan memposisikan diri sebagai penonton yang belum pernah baca cerita versi bukunya. Dengan pola pikir seperti ini aku agak mulai bisa menikmati film Harry Potter ini karena sebetulnya cerita versi filmnya (tanpa perlu membandingkan dengan bukunya) ternyata cukup bagus juga.

Emang ngga gampang untuk memfilmkan karya fiksi fantastis yang penuh imajnasi seperti serial Harry Potter ini karena setiap pembaca punya daya imajinasi yang berbeda-beda. Buat yang tidak terlalu hobi berimajinasi mungkin menganggap film Harry Potter sebagai sesuatu yang beyond imagination tapi untuk para pembaca yang punya daya khayal yang berlebihan seperti aku, Harry Potter versi layar lebar masih jauh dari apa yang dikhayalkan. Bagaimanapun film ini masih bisa jadi box office karena nama besar novel Harry Potter yang jadi best seller book dimana-mana dan konon serial Harry Potter ini jadi cetakan terlaris nomor dua di dunia itupun cuma dikalahkan oleh The Holy Bible.


Versi buku Harry Potter and The Order of Phoenix ini punya ketebalan 870 halaman dan rasanya ngga mungkin banget semua unsur cerita dalam bukunya bisa ditampilkan di versi layar lebar yang hanya punya durasi 2.5 jam saja. Jadi ngga heran ada banyak bagian buku yang tidak ditampilkan dalam versi filmnya ini. Untuk para penonton yang ngga baca bukunya, sama sekali tidak akan terganggu karena pengurangan adegan tersebut tidak terlalu mempengaruhi jalan ceritanya. Walaupun cukup bisa menerima film Harry Potter and The Order of Phoenix ini tapi aku masih agak kecewa dengan tidak ditampilkannya sama sekali adegan pertandingan quidditch yang jadi trade mark nya serial Harry Potter. Kalau saja sutradaranya mau sedikit memperpanjang durasi film hingga 3 jam bisa jadi adegan pertandingan quidditch tersebut dapat diselipkan. Mungkin sutradara sengaja tidak menampilkan adegan tersebut dengan alasan budget karena sudah dapat dipastikan untuk membuat adegean pertandingan quidditch diperlukan dana yang tidak sedikit.


Pemeran Harry Potter sudah mulai menanjak dewasa mengikuti karakter yang dimainkannya, dan pemeran Ron lah yang jadi favoritku karena dialah satu-satunya karakter utama dalam film Harry Potter yang sesuai dengan imajinasiku. Setelah menonton Film Harry Potter 5 ini jadinya sekarang aku malah penasaran untuk menunggu versi layar lebarnya seri Harry Potter berikutnya yaitu Harry Potter and The Half Blood Prince karena sampai sejauh ini (Sebelum buku seri terakhir Harry Potter and The Deathly Hollows keluar) seri inilah yang paling dramatis. Seharusnya jika adaptasinya sempurna, film yang dihasilkan bisa berkualitas sekelas pemenang Oscar.

Sabtu, 14 Juli 2007

Kejujuran Diatas Angkot

Sewaktu naik angkot kemarin, gue menemukan sebuag kejadian yang menurut gue amat langka terjadi sekarang ini terutama di Jakarta yang orang-orangnya sudah sangat matre dan individualis. Begini nih ceritanya : Ada seorang penumpang membayar ongkos untuk satu orang dengan uang sepuluh ribuan, pada saat yang bersamaan ada seorang penumpang lain yang membayar ongkos untuk dua orang dengan uang lima ribuan. Rupanya si supir angkot pikiranya entah sedang kemana yang jelas dia ngga konsen banget sama uang-uang para penumpang. Penumpang pertama dikembalikan dengan jumlah yang benar yaitu delapan ribu kedua tapi penumpang kedua dikembalikan enam ribu rupiah. Sang penumpangpun kaget dan menegur supir "Wah kembaliannya salah nih bang? Mungkin yang dipikir sang supir, penumpangnya protes karena kembaliannya kurang lalu dia menjawab dengan agak marah, : "Bedua kan neng? satu orang orang ongkosnya dua ribu!". Si penumpangpun menjawab : "Iya bang saya juga tahu ongkosnya dua ribu seorang tapi tadi uang saya lima ribu". Supir angkot yang pikirannya lagi melayang-layang entah dimana ini memberikan jawaban yang ngaco juga "Tadi duit eneng tadi itu sepuluh ribu" katanya dengan mantap sambil menunjukan uang sepuluh ribuan yang diberikan penumpang pertama. Si penumpang yang jujur ini brusaha menyadarkan supir angkot tersebut : "Bang uang sepuluhribuan itu punya ibu itu, uang saya limaribuan yang tadi dipake abang buat kembalian uang si Ibu..." kata penumpang tersebut sambil ngembaliin uang lima ribuan ke supir angkot yang masih terbengong-bengong. Si supir pun menerima uang tersebut dengan wajah bingung dan tak berkata apa-apa.
Mungkin si supir angkot lagi banyak pikiran jadinya ngga konsen atau malah dia lagi mabuk??? Walah yang jelas menurutku ini kejadian langka dimana biasanya supir dan penumpang meributkan masalah ongkos atau kembalian yang kurang tapi kali ini supir dan penumpang malah meributkan kelebihan kembalian. Perlu diacungi jempol pula untuk penumpang yang sangat jujur, coba kalau dia mau memanfaatkan situasi tentunya dia akan mendapatkan keuntungan naik angkot gratis dan dapet bonus enam ribu rupiah dari supir angkot. Padahal sempet juga ada penumpang lain yang ngomporin si eneng jujur ini dengan bilang, "Ya udah neng ambil aja, ngga baek nolak rejeki". Tapi dia tetep keukeuh untuk berlaku jujur... hebat...hebat...

Jumat, 13 Juli 2007

Otak di Dengkul

Otak di dengkul adalah istilah yang berasosiasi dengan kebodohan, ngga jelas juga siapa yang menciptakan istilah tersebut dan ngga tau juga kenapa dengkul yang dipakai jadi tempat otak orang bodoh. Mungkin karena posisinya yang dibawah dan ukuran tempurungnya yang kecil bisa menggambarkan otaknya yang kecil dan ngga bisa dipakai mikir yang tinggi-tinggi.
Seandainya Tuhan memang menciptakan otak menusia di dengkul tentunya akan banyak sekali kasus gegar otak terutama dikalangan pemain bola he...he... dan ngga kebayang juga bentuk dengkul orang-orang jenius, untungnya otak manusia sekarang ini ada di kepala...

Kamis, 12 Juli 2007

Nasib PSSI

Kiprah Indonesia di partai awal Piala Asia kali ibarat sebuah koin yang mempunyai 2 sisi. Sisi pertama adalah sisi positif yaitu kemenangan timnas Indonesia pada partai pertama atas timnas Bahrain dengan skor 2-1. Kemenangan ini menorehkan harapan kepada timnas Indonesia untuk bisa melaju ke babak berikutnya. Sebelum menjalankan partai perdana, banyak yang meragukan kemampuan timnas kita untuk berbicara di ajang terelit sepakbola Asia ini. Walaupun tuan rumah Indonesia menjadi underdog di grup D karena kita segrup dengan Korsel dan Saudi Arabia yang pernah main di putaran final Piala Dunia serta Bahrain yang di Piala Asia lalu pernah mengalahkan Indonesia dan akhirnya menjadi juara 4. Ternyata walaupun menjadi underdog dan diragukan kemampuannya, timnas kita berhasil mencuri 3 angka dari partai perdana. Para penggemar bola yang semula apatis dengan timnas Indonesia mendadak bangkit kembali untuk mendukung timnas.
Aku sendiri ngga nonton partai Indonesia vs Bahrain kemarin tapi kata berbagai media permainan timnas memang patut diacungi jempol. Aku sempat nonton partai Malaysia vs China, entah kenapa ada rasa kurang suka terhadap negeri jiran tersebut, jadi ketika gol-gol tim China lancar mengalir ke gawang Malaysia, aku dan teman-temanku berteriak-teriak bahagia.
Kembali ke kiprah Indonesia di Piala Asia ini, selain ada sisi positifnya terdapat pula sisi negatifnya yaitu peristiwa padamnya listrik di Gelora Bung Karno saat partai Saudi Arabia vs Korea Selatan. Sebuah peristiwa yang sangat memalukan... Terlihat betapa kurang profesionalnya penyelenggara Piala Asia di Indonesia ini, untuk masalah yang sangat vital saja bisa terjadi kebobolan. Memang sih mati lampu itu biasa bagi orang Indonesia terutama pada saat ini yang memang sedang musim pemadaman bergilir, tapi masa sih PLN ngga mau ngedukung PSSI yang sedang mengemban tugas mengharumkan bangsa di forum internasional. Seandainya mati lampunya terjadi di pertandingan lokal sih ngga apa-apa tapi ini terjadi pada partai sekelas Piala Asia yang disiarkan secara langsung di negara-negara pesertanya. Setelah berbangga-bangga dengan kemenangan timnasnya eh Indonesia harus menanggung malu akibat mati listrik. Indonesia oh Indonesia....

Rabu, 11 Juli 2007

Pak Tino Sidin

Masih ingatkah anda akan sosok bapak bertopi baret, berkemeja batik dan berkacamata yang hadir setiap hari minggu sore di TVRI untuk mengajarkan anak-anak Indonesia cara menggambar yang baik lewat acara "Gemar Menggambar"? Untuk anak-anak era tahun 70an dan 80an awal tentu akan sangat mengenal pria ramah dan yang memiliki senyum khas tersebut, yap Pak Tino Sidin boleh dikatakan heronya anak-anak era tersebut karena sejelek apapun gambar kita beliau akan memujinya dengan tulus, baguuus...baguuuus katanya.
Dengan sikap yang sangat kebapakan Pak Tino mengajarkan cara menggambar dengan cara sederhana yang mudah diikuti anak-anak, tapi berhubung memang dasarnya aku ngga becus ngegambar hasilnya tetap aja ngga karu-karuan. Acara Gemar Menggambar ini biasanya dibagi dalam dua paruh. Paruh pertama adalah belajar membuat gambar bersama Pak Tino, kata-kata yang paling sering keluar dari mulutnya adalah "Garis Lurus" dan "Garis Lengkung". Di paruh kedua Pak Tino akan memperlihatkan hasil karya anak-anak yang telah masuk ke redaksi acara Gemar Menggambar, disinilah Pak Tino dengan baik hatinya mengobral kata Baguuus... baguuus...
Sempat juga acara Pak Tino ini diselingi oleh pengajar lukis yang lain yaitu Kak Alex tapi tetep aja bintangnya adalah Pak Tino karena Pak Alex ngga se asyik Pak Tino. Saat ini Pak Tino sendiri sudah almarhum tapi kenangannya masih membekas di anak-anak Indonesia kelahiran tahun 70an. Sayang sekali acara seperti itu sudah tidak ada lagi di TV saat ini padahal acara sejenis ini jauh lebih bagus daripada sinetron-sinetron busuk yang sekarang sangat menjamur.

Selasa, 10 Juli 2007

Do Mi Kado

Do Mi Kado Mi Kado Eska...
Eskado Eskado Bea Beo
Ciip... Ciip...
One Two Three Four...

Masih ingat sengan lagu yang mengiringi sebuah permainan anak-anak yang sangat ngetop pada era awal 80an? He..he.. udah lama banget ya? Permainan ini dilakukan secara rame-rame minimal oleh 4 orang yang membentuk lingkaran, sambil menyanyikan theme song nya para peserta menepuk tangan temannya sebelahnya secara bergantian. Pada saat "Four" disebut tangan pemain terakhir harus cepat-cepat ditarik dan apabila tangan pemain terakhir kena tepuk makan dia harus keluar, jika pemain terakhir berhasil menghindari tepukan maka yang harus keluar adalah pemain sebelumnya yang bertindak sebagai penepuk.
Ngga tau juga siapa yang menciptakan permainan ini tapi sewaktu gue SD kelas 1 atau kelas 2 permainan ini happening banget padahal kalau dipikir sekarang permainan tersebut silly banget. Lagunyapun entah apapula artinya, sepertinya diambil dari bahasa Jepang tapi ternyata tidak juga. Tapi entah kenapa untuk ukuran anak jaman dulu permainan ini sangat menyenangkan sekali mungkin karena permainan ini dilakukan ramai-ramai jadi bawaannya seru aja.
Walaupun terlihat silly tapi permainan ini mengajarkan nilai yang hampir tidak hilang pada permainan anak sekarang yaitu persahabatan dan sportifitas. Anak sekarang yang terlalu sibuk belajar dan menghadiri berbagai macam les hampir tidak punya waktu untuk berinteraksi dengan teman-teman sebayanya, palingan terjadi hanya di sekolah saat istirahat saja. Permainan Do Mikado hanya bisa dilakukan oleh minimal 4 orang, itupun masih belum seru, membuat anak otomatis akan meluaskan pergaulan mereka agar bisa menambah ramai permainnya. Juga diperlukan kejujuran untuk mengakui kena atau tidaknya tepukan tangan dari temannya, dulu jika ada anak yang suka main curang maka otomatis dia akan dijauhi oleh teman-temannya sehingga anak-anak jaman dulu berusaha se sportif mungkin dalam bermain.
Gue ngga bilang anak sekarang ngga sportif hanya saja harus diakui individualitas anak sekarang jauh lebih tinggi. Uhhh Indahnya masa kecil anak era 80an, dunianya cuma main, main dan main...

Senin, 09 Juli 2007

T4xi

T4xi atau dibaca Taxi 4 adalah sequel keempat dari film komedi asal Perancis yang paling terkenal. Si supir taxi tukang ngebut Daniel kembali berpetualang dengan taxi supernya untuk membantu temannya Emilien sang polisi telmi. Diawal film kita akan bertemu dengan selebriti bola Perancis yang pernah bermain di Liverpool Djibril Cisse. Akibat kedodolan polisi Marseille, Cisse nyaris gagal menghadiri pertandingan di stadion Olympique Marseille. Untung ada Daniel dan taksinya sehingga Cisse bisa tiba di stadion persis sebelum wasit meniup peluit untuk kick-off.

Daniel dan Emilien kali ini disibukan oleh urusan pengasuhan anak-anak mereka karena para istri mereka sedang sibuk dengan urusan pekerjaan. Sementara itu di kantor polisi tempat Emilien dihebohkan oleh lolosnya seorang napi yang berbahaya akibat kebodohan Emilien. Akibatnya Emilien dipecat dari kepolisian, demi membantu sahabatnya Daniel yang diserahkan tanggung jawab mengasuh anak-anak terpaksa menitipkan anak-anaknya tersebut ke rumah mertuanya yang seorang jenderal. Ternyata Petra istri Emilien punya tugas untuk menyamar ke komplotan penjahat yang diketuai oleh napi yang kabur tersebut. Emilien yang telmi bahkan tidak mengenali istrinya sendiri walaupun sudah berhadapan face to face. Akhirnya dengan segala kekonyolan dan huru-hara, para penjahat dapat diringkus dan Emilien bisa kembali menjadi Polisi.


Dibandingan dengan sequel-sequel sebelumnya, T4xi tampil sangat mengecewakan. Humor-humor yang ditampilkan tidak terlalu segar karena mengulang seperti sebelumnya. Dan yang paling mengecewakan adalah sedikitnya adegan kebut-kebutan si taksi super canggih tersebut di jalanan kota Marseille. Padahal adegan taksi ngebut tersebut adalah trademark dari film taxi sebelumnya. Well gimanapun juga film ini masih lumayanlah sebagai hiburan untuk menghilangkan stress.

Minggu, 08 Juli 2007

Lucky # 7

Akhir minggu ini bisa disebut sebagai pekan nikah nasional, sebab pada hari sabtu dan minggu ini banyak sekali pasangan yang menggelar upacara pernikahan terutama pada hari sabtu tanggal 7 Juli 2007 atau bila ditulis dalam bentuk angka jadi 777. Anehnya tahun-tahun sebelumnya ketika tanggal bulan dan tahun jatuh pada angka yang sama seperti 6 Juni 2006 atau 5 Mei 2005, jumlah orang yang melangsungkan pernikahan tidak sebanyak tanggal 7 Juli 2007 ini. Ada beberapa alasan mengapa pada saat 777 ini banyak dipilih orang untuk menikah, salah satunya adalah banyak orang yang menganggap angka 7 adalah angka keberuntungan jadi kalau satu angka 7 saja sudah membawa keberuntungan maka diharapkan 777 akan membawa keberuntungan berlipat 3 he...he... ada-ada aja. Selain faktor supranatural seperti itu ada juga yang memilih tanggal itu agar mudah diingat dan kebetulan pula tanggal bagus tersebut jatuh di akhir pekan.

Karena saking banyaknya orang yang hendak menikah tanggal 7 Juli ini, menurut detikcom bahkan waktu penghulunya pun "dijatah" hanya 30 menit. Dan ngga sedikit juga yang ngga kebagian untuk nikah di tanggal 7 ini terpaksa menggeser jadwal pernikahan mereka ke esok harinya tangal 8. Akhir pekan selain banyak ditemui acara pernikahan dimana-mana, banyak juga acara sunatan karena memang bertepatan pula dengan liburan anak sekolah. Alhasil hampir disetiap gang di sepanjang jalanan ibukota minggu lalu akan ditemui janur-janur. Saat keluar ke jalanan ngga cuma janur yang banyak kita lihat tapi juga rombongan orang-orang yang berbatik ria atau pakaian kondangan lainnya. Hampir semua orang punya undangan pada akhir minggu lalu, minimal sebuah undangan dan ngga jarang ada yang bisa dapat lebih dari lima buah undangan berbagai acara pada akhir minggu ini. Aku pribadi menghadiri 3 buah acara undangan akhir minggu ini plus sebuah undangan yang tidak dihadiri karena lupa he..he..

Diketiga undangan tersebut nyaris tidak perlu mengantri dalam mengambil makanan sebab banyak tamu-tamu lain yang hanya sekedar setor muka saja karena harus menghadiri acara serupa di tempat lain. Karena banyaknya undangan dimana-mana bisa dipastikan jumlah amplop yang diterima para pasangan yang mengadakan resepsi tanggal 7 kemarin akan berkurang sebab dana yang akan dikeluarkan para tamu akan terbagi kemana-mana. Jadi apakah anda masih berfikir menikah di angka 777 akan mendapatkan keberuntungan 3 kali lipat? Ehmm yang jelas untuk urusan jumlah nominal angpau akan lebih sedikit daripada mereka yang menyelenggaran pernikahan di tanggal biasa.

Sabtu, 07 Juli 2007

Zidane Sowan

Kemarin legenda sepakbola Perancis Zinedine Zidane berkunjung ke Indonesia. Zidane sih sebetulnya ngga cakep-cakep banget tapi dia punya tatapan mata dan kharisma yang bisa bikin cewek kelepek-kelepek. Setelah pensiun jadi pemain bola profesional, kegiatan Zidane sekarang ini jadi duta PBB untuk urusan anak-anak. Kunjungannya ke Indonesia ini juga berkaitan dengan kegiatan barunya ini tapi ngga gratis tentunya, tetep ada sponsornya. Secara Zidane berasal dari Perancis maka sponsornya pun sebuah perusahaan consumer goods asal Perancis.

Acara pertama Zidane setibanya di Indonesia yaitu berkunjung ke yang "punyanya" rumah yaitu Presiden SBY. Pertemuan diadakan di Istana Negara sehingga kesannya kaku dan sangat formil. Zidanepun datang ke Istana dengan menggunakan batik tapi bawahnya pakai celana jeans, khusus untuk Zidane diperbolehkan pakai celana jeans coba kalau atlet lokal datang ke Istana Negara pakai Jeans pasti dah diusir oleh protokoler Istana. Diskriminasi? ehm ngga komen deh soalnya yang dateng Zidane gitu loooh. Di Istana Zidane memberikan cendera mata berupa jersey yang dipakainya di piala dunia. Selain itu Zidane juga mempertontonkan kebolehannya berjuggling ria dihadapan Presiden SBY. Tapi bukan itu yang menarik perhatianku, ada 2 hal yang menurutku menarik yaitu :


  1. Tampang-tampang mupeng para ibu-ibu anggota TNI pengawal Ibu Ani SBY ketika melihat Zidane. Memang Zidane ngga secakep temannya di timnas Perancis Robert Pires tapi Zidane punya aura seksi yang lebih sehingga otomatis bikin cewek-cewek didekatnya akan terpana. Biasanya ibu-ibu pengawal first lady Indonesia itu memasang tampang tegas dan jarang banget berbaik hati ngasih senyuman tapi sewaktu mereka berada di dekat Zidane, muka sangarnya berubah penuh senyum yang menggoda. Hi...hi... kalau aja aku ketemu Zidane beneran dari dekat seperti mereka tentunya aku juga akan susah menyembunyikan tampang mupengku.

  2. Sewaktu SBY ikutan menendang bola, para birokrat istana langsung bertepuk tangan meriah sama seolah-olah tendangan Presiden itu luar biasa, padahal tendangan SBY standar aja sama seperti orang biasa kebanyakan. Emang dasar para birokrat penjilat berusaha melakukan apa saja asal Bapak Presiden happy.

Setelah mengunjungi Presiden di Istana, Zidane langsung terbang ke Sukabuni tepatnya ke daerah dekat pabrik minuman yang merupakan anak perusahaan yang mesponsori kedatangan Zidane ke Indonesia. Kali ini Zidane tampil lebih santai dengan kaus putih, dengan kostum yang lebih nyantai Zidane terlihat lebih keren dan lebih enjoy. Cukup bijaksana juga panitia yang memilih helikopter sebagai alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut Zidane karena akan terbayang kemacetan yang ditimbulkan apabila Zidane dibiarkan diangkut oleh kendaraan darat. Perlu juga dicontoh oleh para pejabat di Indonesia ini supaya kalau kemana-mana ngga mau kena macet, naiklah helikopter jangan sok-sokan lewat jalan darat tapi minta kendaraan lain dihentikan dan bikin macet dimana-mana.

Jumat, 06 Juli 2007

Pilkada ≠ Balap F1

Kalau dilihat sekilas Pilkada itu agak mirip-mirip dengan balap F1, kemiripannya antara lain:
  1. Pilkada dan balap F1 memerlukannya banyak sokongan dana dari pihak-pihak sponsor.
  2. Kedua-duanya menampilkan sepasang figur utama tapi dibalik itu ada sebuah tim yang solid yang bekerja sama untuk mendukung sang figur utama.
  3. Supaya bisa maju ke pertarungan utama, figur utama bersama figur utamanya harus melakukan sebuah proses seleksi.
  4. Figur utama dan timnya itu pasti berada di sebuah instansi, untuk Pilkada adalah Parpol sedangkan F1 adalah tim pabrikan.
  5. Sama-sama perlu manuver-manuver yang tepat dan kalau perlu agak-agak curang agar bisa memenangkan kompetisi.
  6. Kalau menang akan mendapatkan reward berupa materi yang jumlahnya sangat fantastis.

Kalau memang mirip tapi kenapa ya banyak orang ngga peduli dengan Pilkada? Ternyata setelah ditelaah lebih dalam terdapat pula perbedaan antara Pilkada dengan balap F1, perbedaannya tersebut antara lain :

  1. Di balap F1 apabila seorang peserta mencuri start maka dia akan kena diskualifikasi atau minimal dapat penalty. Tapi di Pilkada tidak ada hukuman bagi mereka yang mencuri start makanya semua pesertanya pun gemar mencuri start.
  2. Di F1 diperbolehkan segala macam usaha apapun agar bisa menang asalkan tidak melanggar peraturan yang telah dibuat, apabila ada yang sedikit melenceng dari koridor peraturan maka timnya akan kena sangsi dari lembaga pengawas balap. Sedangkan pada Pilkada segala macam usaha untuk menang diperbolehkan walaupun pada kenyataannya melanggar peraturan yang telah dibuat dan tidak ada sangsi hukum apapun bagi mereka yang melanggar selama aliran dana kepada lembaga pengawas Pilkada.
  3. Reward yang didapatkan pemenang di balap F1 berupa hadiah uang dari para sponsor yang keberadaannya sudah jelas dari awal. Sedangkan reward bagi pemenang di Pilkada berupa uang-uang tak jelas dari tender-tender proyek pemda.
  4. Di balap F1 siapapun yang kalah akan mengakui kekalahannya dan berusaha memperbaiki diri supaya lebih baik di balap berikutnya. Sedangkan di Pilkada yang kalah tidak akan mengakui kekalahannya begitu saja dan akan berusaha dengan segala macam upaya agar bisa membatalkan kemenangan lawannya.
Karena adanya sedikit perbedaan tapi penting banget inilah yang bikin Pilkada ngga semenarik F1? F1 jauh lebih seru karena dalam kompetisinya ada rambu-rambu yang harus dipatuhi serta juga ada sportifitas dan kerja keras yang bisa dijadikan contoh dalam kehidupan. Sedangkan orang jadi apatis dengan Pilkada karena para pesertanya asyik sendiri dengan berbagai usaha agar bisa menang sehingga meninggalkan sikap sportifitas yang seharusnya mereka tunjukan sebagai calom pimpinan.

Kalau aja Pilkada itu bener-bener dijalankan layaknya balap F1 tentunya harapan kita untuk mendapatkan pemerintahan yang bersh bukan cuma jadi mimpi disiang bolong.

Kamis, 05 Juli 2007

The Interpretation of Murder - Jed Rubenfeld


The Interpretation of Murder adalah sebuah buku fiksi ilmiah karangan Jed Rubenfeld, walaupun nampak berat karena membawa-bawa nama Sigmund Freud, Carl Jung dan Shakespeare tapi sebetulnya buku ini cukup enak dinikmati. Memang sih perlu waktu agak lama untuk menyelesaikan bacaan berlatarbelakang psikoanalisis ini. Saya membeli buku ini berdasarkan rekomendasi dari Richard and Judy Book Club, dan memang perlu diakui buku-buku rekomendasinya memang asik-asik. The Interpretation of Murder mengambil setting di awal abad 20 ketika kota New York sedang giat-giatnya membangun gedung pencakar langit.


Cerita diawali dengan kedatangan Sigmund Freud bersama para kompatriatnya termasuk Carl Jung ke kota New York yang bermaksud menjadi pengajar tamu di Clark University. Pada saat yang bersamaan terjadi pembunuhan seorang wanita socialite di kamar hotelnya yang mewah. Seorang polisi muda bernama Littlemore ditugaskan untuk menyelidikinya, belum tuntas pengusutan kasus ini terjadi kembali penyerangan lagi terhadap seorang wanita kali ini sang korban tidak sampai tewas tapi mengalami tekanan mental yang hebat sehingga tidak lupa ingatan. Untuk itu diperbantukanlah seorang ahli psikoanalitik muda bernama Younger yang kebetulan juga adalah penghubung Freud dengan Universitas Clark. Pelaku pembunuhan dan penyerangan ini sepertinya mengalami penyimpangan seksual karena pada tubuh korban terdapat tanda-tanda bekas kekerasan terutama pada organ-organ seksual wanita. Oleh sebab itu Younger berkonsultasi dengan Sigmund Freud. Younger ini rupanya memiliki hasrat terhadap karya-karya William Shakespeare sehingga berpengaruh terhadap pola pemikirannya. Kedatangan pertama Freud ke Amerika ini terganggu oleh beredarnya rumor-rumor tak sedap seputar cara pemikirannya yang kontroversial untuk jaman itu, diperkirakan rumor tersebut dibuat oleh seterunya yaitu Carl Jung.
Penyelidikan kasus kekerasan dengan hasrat ini membawa kita ke dalam liku-liku misteri kejiwaan banyak orang tidak hanya kejiwaan sang korban sendiri dan para tersangkanya tapi juga kita diajak menyelami sisi kejiwaan para penyidiknya juga. Jangan kuatir akan bosan dengan jalan cerita yang berliku karena selain menampilkan masalah kejiwaan, Jed Rubenfeld juga menambahkan bumbu-bumbu romatisme yang manis dengan tambahan suspense supaya pembaca tidak ngantuk. Akhir dari cerita ini sungguh sangat mengejutkan karena apa yang telah kita duga dari awal ternyata tidak benar.

Buku ini boleh dikatakan bukan buku biasa, setting waktunya terjadi kira-kira seratus tahun yang lalu tapi issue yang disampaikan masih relevan sampai saat ini. Pada dasarnya manusia itu mahluk komplek, tidak hanya segi kejiwaan dan pemikirannya saja tapi juga hasrat seksualnya juga lebih complicated daripada hewan. Meskipun tema yang diusung ada sangkut paut dengan sex, jangan berharap anda akan mendapatkan cerita-cerita erotis karena masalah seksual disini dilihat dari kacamata ilmiah terutama dari sisi psikologi.

Rabu, 04 Juli 2007

Die Hard 4.0 - Kaga Ada Matinye



John McClane si polisi jagoan yang susah mati ini kembali beraksi menumpas penjahat, sequel keempatnya ini diberi judul Live Free or Die Hard. Kali ini sang polisi veteran tapi tetap jago ini harus behadapan dengan hacker teroris yang berusaha melumpuhkan Amerika yang segala aspek kehidupannya tergantung pada sistem jaringan komputer. John McClane yang rada-rada gaptek ini ngga mungkin berjuang sendirian melawan penjahat dunia maya ini maka dipasangkanlah dengan seorang anak muda yang techno freak yang bernama Matt Farrell.

Diceritakan hubungan antara John McClane dengan keluarganya agak-agak runyam bahkan lucy putrinya sendiri tidak mengakui sang ayah, disaat yang sama McClane mendapatkan tugas untuk menjemput Farrell yang sedang diburu oleh kawanan pembunuh bayaran antek sang Hacker Teroris. McClane bisa datang tepat waktu sehingga nyawa Farrell bisa selamat tapi Hacker Teroris kadung menjalankan aksinya yang disebut Fire Sale. Fire Sale itu adalah semula hanya mainan simulasi cara melumpuhkan Amerika yang dilakukan oleh Farell dan kawan-kawan hackernya tapi rupanya ide simulasi jatuh ke tangan hacker teroris yang memang niat untuk menguasai amerika. Fire Sale ini pertama kali melumpuhkan sistem transportasi lalu terjadi kepanikan massa dengan membuat alarm bioterrorism palsu, mengacaukan sistem di wallstreet sehingga terjadi kelumpuhan bidang ekonomi. Di tengah kekacauan akibat kepanikan massa, sistem telekomunikasipun dilumpuhkan. Dan sebagai gongnya adalah dengan mengusai sumber energi baik listrik maupun nuklir sehingga amerika menjadi gelap-gulita. Boleh dikatakan fire sale ini merupakan kiamat digital. Farrell sebagai satu-satunya pencetus fire sale yang masih hidup dan tentu saja bersama McClane si manusia analog di era digital ini berusaha menghentikan serangan teroris yang mulai melumpuhkan sebagian Amerika. Sudah bisa ditebak kombinasi pemuda era digital dengan polisi veteran dari era analog ini berhasil menggagalkan usaha penghancuran Amerika oleh teroris canggih model baru ini. Supaya menambah manis diberi juga bumbu-bumbu tentang penyanderaan putri McClane oleh teroris yang akhirnya bisa memperbaiki hubungan ayah-anak tersebut.

Walaupun sudah tua, Bruce Willis ini masih pantes jadi jagoan jadinya seri keempat ini masih enak ditonton walaupun rentang waktu dengan seri pertamanya hampir 20 tahun. Selain itu yang bikin film ini tetap enak ditonton adalah ceritanya yang mengikuti tren seperti saat ini yang memang sedang di era digital maka diciptakanlah penjahat yang berbasis di dunia maya. Meskipun dibuat mengikuti tren jaman namun ciri khas film Die Hard tetap ada yaitu intensitas ketegangan dari awal hingga akhir yang diimbangi oleh kekonyolan untuk menyeimbangkan mood penonton. Ciri lain film Die Hard ini adalah tentunya sang jagoan yang walaupun diserang sebuah pesawat tempur canggih sekalipun tetep ngga mati-mati begitu juga dengan penjahatnya yang ngga gampang mati juga. Makanya dibuat judul Die Hard karena tokohnya susah mati dan memang film ini juga ngga ada matinya walaupun sudah bertahun-tahun tetap saja masih enak ditonton.

Film ini menunjukan betapa kita telah terlalu bergantung pada teknologi yang notabene adalah ciptaan manusia yang sangat jauh dari sempurna. Bersyukurlah kita sebagai negara yang ngga terlalu maju sehingga apa yang terjadi di film Die Hard 4.0 ini ngga mungkin terjadi disini setidaknya untuk beberapa tahun kedepan. Tapi film ini juga bisa menginspirasikan teroris betulan di kehidupan nyata, apabila ingin melumpuhkan suatu negara, kuasailah paling tidak sumber energi negara tersebut.

Secara umum film ini cukup menghibur, masalah realitas cerita ngga usah dipikirkan karena tujuan nonton film adalah untuk refreshing sejenak dari masalah realita hidup.

Selasa, 03 Juli 2007

C'est la vie

Tadi pagi gue ada appointment dengan seorang account manager dari sebuah perusahaan jasa kurir yang hendak mengajukan penawaran ke perusahaan tempat gue bekerja. Sebetulnya sedari awal gue udah bilang kepada sang am kalau perusahaan tempat gue kerja itu ada kontrak global sehingga hampir tidak mungkin kita bisa menggunakan jasa kurir lain untuk pengiriman internasional tapi dia begitu gigih merayu-rayu gue dan karena capek diteleponin melulu akhirnya gue bersedia juga untuk menemuinya secara langsung.

Maka bertemulah kami tadi pagi, entahlah apa karena dari awalnya sudah malas ketemu begitu pertama kali ketemu gue udah mulai merasa terganggu dengan cara berbicara si am yang merepet terus seperti petasan cabe rawit di acara sunatan orang betawi. Baru aja gue ngomong sedikit eh dia udah nyamber aja dengan rentetatan kalimat yang sebetulnya ngga nyambung dengan omongan gue sebelumnya, kemudian tiba-tiba mata gue tertuju pada sudut bibirnya terdapat buih- buih putih seperti busa gitu deh, alamak gue jadi mual. Setelah ngalor ngidul ngomongin hal-hal seputar per transport an barang sampailah pada topik mengenai Dangerous Goods, salah satu topik favorit gue apabila sedang berbincang-bincang dengan para sales perusahaan kurir. Sama seperti para sales jasa kurir pada umumnya, bapak satu ini juga berusaha menjelaskan mengenai apa itu barang Dangerous Goods. Biasanya gue selalu mengaku kalau gue juga punyaDG certificate dan kalau gue udah ngomong begini para sales jasa kurir tersebut tidak akan melanjutkan bahasannya karena untuk memiliki DG certificate harus mengikuti training yang ada ujiannya sedangkan mereka umumnya hanya sekedar tahu saja. Tapi kali lantaran gue ngga punya kesempatan untuk ngomong akhirnya gue memilih untuk playing dumb saja dan mencoba mendengarkan penjelasan si am yang panjang lebar tapi agak-agak ngaco itu. Setelah puas bercuap-cuap sang am pun menanyakan peluangnya untuk bisa masuk, guepun mengeluarkan jurus ampuh dalam berdiplomasi urusan penolakan yaitu dengan bilang akan mempertimbangkannya. Sang am yang gigih menawarkan untuk melakukan trial dulu dan gue cuma bisa bilang nantilah kita pertimbangkan. Padahal dalam hati ini gue pengen bilang, trial my arse, kerjaan gue bukan buat percobaan kalau sampai terjadi sesuatu bisa habislah gue ini.

Gue ngga bermaksud jahat sama sang am sebab gue juga faham sang am pun sama seperti gue yang cuma kuli doang, apa yang dia lakukan juga hanya untuk sekedar mencari makan. Maka dari itu gue berusaha jujur dari awal tapi kadang orangnya sendiri yang terlalu gigih hingga ngga mau dengar penjelasan gue. Kadang kasian juga sih sama kegigihan mereka tapi di lain sisi gue juga ngga bisa sembarangan mempercayai pengiriman barang-barang gue ke sembarangan kurir, kalau sampai terjadi kesalahan bisa fatal akibatnya. Memang perlu perjuangan untuk mendapatkan sesuatu, ya begitulah hidup, c'est la vie...

Senin, 02 Juli 2007

Metric System


Beberapa hari yang lalu di Digg gue baca sebuah artikel tentang bangsa-bangsa yang belum menerapkan sistem metrik standar internasional. Sistem metrik yang sesuai standar internasional contohnya adalah meter (mm, cm, m,km) untuk mengukur panjang, gram (mg, g, kg) untuk mengukur berat, celcius untuk mengukur derajat panas, km/h untuk mengukur kecepatan. Sistem metrik standar internasional seperti itu sebetulnya sudah diterapkan di seluruh permukaan bumi ini kecuali di 3 negara yang keukeuh gemar menggunakan sistem metriknya sendiri. Ketiga bangsa katro tersebut adalah Liberia, Myanmar dan AMERIKA SERIKAT...


Ya, orang amerika adalah salah satu bangsa yang masih teguh menggunakan sistem metriknya sendiri. Jarang banget orang amerika pakai ukuran meter dan memilih menggunakan ukuran kaki dan inchi untuk menghitung tinggi badan seseorang serta mereka juga lebih kenal pound daripada kilogran dalam mengukur berat sesuatu. Misalnya dalah sebuah pertandingan tinju disebutkan ukuran vitalnya De La Hoya disebut H : 5' 10½" W : 154, buat bukan orang Amerika tentunya akan kesulitan mencernanya padahal maksudnya adalah De La Hoya punya tinggi 179 cm dan beratnya 70 kg. Lalu orang amerika yang kepanasan bilang kalau suhunya udaranya sampai 100 derajat, untuk orang Indonesia yang biasa pakai celcius tentunya akan berfikir orang amerika tersebut terlalu melebih-lebihkan karena 100 derajat bagi orang Indonesia sudah merupakan titik didih air. Ternyata maksud orang amerika 100 derajatnya itu adalah derajat fahreinheit atau setara dengan 37.8 derajat celcius. Ada lagi ukuran punyanya orang amerika yang bikin rancu orang Indonesia yaitu ukuran berat dengan menggunakan ounce atau oz, sebetulnya 1 ounce itu ekivalen dengan 28.35g tapi kebanyakan orang Indonesia menyangka ounce itu sama dengan ons , padahal ons yang dipakai orang Indonesia itu adalah ukuran berat peninggalan belanda yang setiap 1 ons nya ekivalen dengan 100g. Jauh banget kan antara 1 ounce dengan 1 ons itu, bedanya sampai nyaris 4 kali lipat. Jadi ingat cerita seorang teman yang pergi ke sebuah tempat makan kelas international milik orang amerika, di menu disebutkan berat sepotong steaknya adalah 5 ounces, teman gue mengira berat steak tersebut adalah 500g alias setengah kilo, dia langsung protes dan bilang busyeeet kaya mau ngasih makan anak macan aja, masa buat orang Indonesia yang berperut nasi ini mau dikasih daging sampe setengah kilo gini... Sang waiter yang rupanya faham betul akan ketidakfasihan orang Indonesia dengan ukuran ala amerika ini segera menjelaskan kalau 5 ounces itu kira-kira hanya seberat 140g an. Setelah mendengarkan penjelasan sang waiter barulah teman gue itu faham.


Heran juga padahal udah hampir seluruh bangsa memakai sistem metrik SI kok tetep aja bangsa-bangsa keras kepala ini pakai sistem metrik sendiri. Di F1 aja sekarang ini udah umum digunakan km/h untuk mengukur kecepatan mobil-mobilnya. Kalau orang amerika sih bisa dimaklumi kalau mereka masih sangat pede tampil beda dengan ukuran metriknya sendiri secara mereka emang dari sono adalah negara adikuasa. Nah kalo Myanmar dan Liberia, udah negaranya kecil, masih berkonflik pula eh masih belagu juga sok tampil beda... ehmmm boleh dong beda kata mereka....

Minggu, 01 Juli 2007

Obsesi dicium Lumba-Lumba part II

Masih cerita tentang miss B, teman gue yang punya keinginan yang cukup aneh yaitu dicium lumba-lumba. Akhirnya hari Jumat kemaren miss B berhasil mewujudkan impiannya untuk dicium lumba-lumba dan dan yang menambah kebahagiannya adalah mas I sang pacar walaupun sambil cemberut telah merestui perbuatannya itu. Ngga cuma memberikan restu, rupanya mas I juga mau memberikan dukungannya dikala keinginan miss B untuk dicium lumba-lumba nyaris ditolak oleh mas-mas penjaga lumba-lumba. Waduh beruntung banget ya miss B ini punya pacar pengertian seperti mas I.

Menurut miss B dicium lumba-lumba itu enak, rasanya dingin-dingin gimana gitu he...he... iyalah secara moncong lumba-lumba itu berlendir. Selain lumba-lumba, miss B juga melihat pertunjukan anjing laut dan guess what? dia juga kepingin dicium oleh anjing laut juga hi..hi..hi.. Untung kali ini mas I berhasil memberikan pengertian kepada miss B kalau anjing laut itu punya mulut yang lebih bau daripada lumba-lumba sehingga miss B mau membatalkan keinginan absurdnya itu.

Tapi pas gue tanya apakah miss B sudah cukup puas karena keinginannya sudak terkabul, dia jawab kalau ketemu lumba-lumba lagi walaupun sudah punya anak nanti tetep dia kepengen dicium lagi.... dasar nih anak semakin bikin gue takjub aja...waqaqaqaqaqaqqq gedebug...