Kamis, 15 Mei 2008

Tayangan TV Bermasalah

KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) caru saja meliris daftar 10 tayangan TV yang dianggap bermasalah. Daftarnya adalah sebagai berikut?

1. Cinta Bunga, SCTV
2. Dangdut Mania Dadakan 2, TPI
3. Extravaganza, Trans TV
4. Jelita, RCTI
5. Mask Rider Blade, an tv
6. Namaku Mentari, RCTI
7. Rubiyah, TPI
8. Si Entong, TPI
9. Super Seleb Show, Indosiar
10. Mister Bego, an tv.

Adakah yang jadi favorit anda? Uhmm kalau aku sih ngga ada paling cuma Extravaganza aja yang kadang-kadang aku tonton. Kalau melihat tayangan Extravaganza belakangan ini menurutku sih memang ini menurun kualitasnya banyak humor kurang segar sehingga untuk membuat tetap lucu sering membuat joke-joke yang menurutku agak berlebihan. Tapi seharusnya tidak hanya Extravaganza saja yang disentil karena ada juga tayangan lawak sejenis yang juga kadang terlalu berlebihan. Jadi kalau mau fair seharusnya jumlah tayangan bermasalah yang beredar di TV nasional kita ini jumlahnya lebih dari 10. Tayangan infotainment seharusnya masuk dalam daftar tayangan bermasalah karena tak ada manfaatnya sama sekali bagi pemirsa malah kadang memberikan contoh buruk dengan menampilkan konflik pribadi seseorang yang seharusnya bukan untuk konsumsi publik.

Senin, 12 Mei 2008

Misteri Telepon Santet

Isu yang lagi hot-hot di masyarakat sekarang ini adalah soal santet via HP yang bisa bikin penerimanya kesurupan, pingsan atau bahkan meninggal. Ya ampyun hari gini yang udah serba digital masih percaya aja sama hal-hal yang primitif. Kesannya para dukun santet dan setan-setannya udah pada melek teknologi he...he... padahal ilmu hitam dan teknologi adalah dua hal yang sangat berlawanan. Wah jangan-jangan bentar lagi ada gosip soal santet yang dikirim via WiFi.


Katanya telepon santet itu berasal dari telepon dengan prefix 0866 atau 0666 dan masih menurut gosip warnanya adalah merah, bo... kalau layar HPnya bukan yang color gimana urusannya tuch??? Untuk lebih meyakinkan diberikan juga "fakta-fakta" tentang korban yang telah jatuh plus berbagai macam kesaksian para korban yang tidak sampai mati.


Ada juga yang coba memberikan analisa yang sok ilmiah dengan mengatakan kalau no. merah tersebut megirimkan infrared dalam jumlah yang luar biasa sehingga bisa langsung merusak otak dan susunan syaraf. Pertanyaannya? apakah mungkin infrared di transfer via SMS atau gelombang telepon? Kayanya berlebihan banget deh... kalaupun udah ada teknologi yang sampai situ pastinya akan memerlukan biaya yang sangat besar. Coba aku pikir dulu ya apa gunanya mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk melakukan pembunuhan terhdap seseorang yang tidak kita kenal???


Ada juga gosip yang mengatakan kalau 0866/0666 itu adalah nomornya Axis si pendatang baru di dunia GSM. AXIS katanya adalah produk gereja setan dan AXIS itu adalah anagram dari SIX A. Six atau tepatnya triple six adalah nomor setan dan A juga adalah setan (masa sih?).Padahal sebetulnya si AXIS itu punya prefix 0838 bukan 0866/0666. Sepertinya untuk gosip yang satu ini adalah buatan oknum-oknum kompetitor penyedia layanan GSM lainnya yang merasa terancam oleh kehadiran si AXIS.


Menurutku sih mungkin aja kejadian sebenarnya adalah ada orang yang memang sudah punya penyakit jantung tiba-tiba menerima telepon yang isi pembicaraannya bikin dia kaget sehingga penyakit janyungnya kambuh. Atau untuk kasus yang pingsan dan kesurupan terjadi karena si penerima SMS sudah terlanjur percaya oleh gosip SMS santet sehingga jadi terugesti sendiri. Eh tiba-tiba dia dapet SMS dari nomer berprefix 0866/0666 yang kebetulan isi SMSnya juga serem sehingga dia jadi kaget sendiri dan pingsan. Memang belum ada operator selular yang pakai Prefix 0866/0666 tapi itu sih bisa dibuat-buat.


Ehmm kita tunggu aja bentar lagi di bioskop pasti bakalan keluar film Indonesia baru yang temanya diangkat dari kejadian santet HP ini. Mungkin judulnya bisa seperti ini : "Teror SMS Maut" atau "Misteri Telepon Santet".

Rabu, 07 Mei 2008

Tsunami Diam

Dapat dipastikan Indonesia akan segera kembali terserang tsunami, tapi kali ini bukan tsunami dasyat akibat gempa bawah laut seperti di Aceh beberapa tahun lalu tapi tsunami diam. Tsunami diam adalah silent tsunami adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan krisis pangan yang kini terjadi di seluruh dunia terutama di negara-negara dunia ketiga. Pemerintah Indonesia baru saja mengumumkan kenaikan harga bbm yang akan segera diberlakukan. Kenaikan harga BBM yang akan dilakukan minimal adalah 25% dari harga yang sekarang.


Menaikan harga BBM ditengah krisis seperti ini memang bukan keputusan yang populer tapi kita juga harus faham kalau harga minyak duniapun terus meroket hingga telah mencapai US$122/barell, Sewaktu harga BBM lama ditetapkan, harga minyak masih berada di kisaran US$60/barell atau hanya setengahnya dari harga sekarang jadi sebetulnya cukup bijaksana juga pemerintah hanya menaikan seperempat saja bukan 100% seperti kenaikan riilnya. Namun segala keputusan tidak populer pasti akan makan korban. Yang paling sengsara dari kebijakan kenaikan BBM adalah rakyat kecil yang sebelum BBM naikpun sudah hidup sengsara. Kesengsaraan rakyat akan makin parah akibat efek domino kenaikan BBM terhadap sektor lain, bisa dipastikan harga-harga kebutuhan lainnya juga akan ikutan naik.


Sangat dilematis terutama bagi Presiden SBY yang bakal kehilangan banyak simpati dari rakyat tapi mau bagaimana lagi, krisis ini bukan cuma milik bangsa Indonesia tapi juga telah terjadi di berbagai belahan dunia lain. Masih untung harga beras kita walaupun sudah naik tapi masih tetap dibawah harga beras dunia yang mencapai US$1.2/liter dan semoga akan tetap terus begitu. Mahasiswa sebagai ujung tombak berbagai aksi demo pastinya akan segera turun kejalan untuk memprotes keputusan pemerintah tersebut. Tanpa bermaksud membela pemerintah, saya rasa mahasiswa itu jangan cuma bisa koar-koar menyalahi pemerintah saja tapi tolonglah bantu mencari penyelesaian masalahnya. Pemerintah juga jangan cuma sok merasa penting sendiri dengan membuat keputusan seorang diri tapi ajaklah rakyat terutama kaum akademisi untuk berdiskusi bersama mencari pemecahan terbaik dari antara yang terburuk.


Ajang Lomba Karya Ilmiah perlu juga digalakkan kembali terutama untuk membuat bahan bakar alternatif selain minyak bumi. Siapa tahu ada ilmuwan-ilmuwan lokal yang bisa menyumbangkan ide tentang bahan bakat selain minyak sehingga kita tidak tergantung lagi dengan BBM. Atau juga bisa dibuka semacam sayembara nasional untuk seluruh rakyat dengan tema "bagaimana cara mengatasi krisis ekonomi dunia tanpa mengorbankan rakyat". Disini semua orang bebas mengemukakan ide-idenya, mana tahu juga ada ide brilian dari pikiran polos rakyat yang bisa menjadi jalan keluar bangsa Indoensia dari berbagai macam krisis.


Yang namanya demo-demo anarkis kayanya udah ngga jaman lagi. Kebanyakan aksi demo tidak menghasilkan apapun kecuali bikin buruk keadaan. Demo dijalanan bikin rugi banyak pihak akibat kemacetan yang ditimbulkan apalagi kalau demonya sampai anarkis dan merusak. Bukannya aspirasi yang tersalurkan malah bikin usaha orang lain rusak dan ujungnya malah nambahin deretan orang susah lagi. Demo sih boleh aja, tapi janganlah selalu ribut menentang tanpa mencoba memberi solusi.

Selasa, 06 Mei 2008

Ribetnya UN

Kasian sekali anak sekolah jaman sekarang, sudah biaya sekolahnya tinggi ujiannyapun makin ribet. Bicara soal kualitis pelajaran eksakta dan bahasa, anak sekarang memang lebih canggih. Kecil-kecil sudah jago bahasa inggris dan hafal rumus-rumus fisika yang sulit. Tapi sayangnya anak sekarang seperti telah kehilangan jatidiri kebangsaannya karena kurang mendapatkan pelajaran yang nampak ngga penting tapi sebetulnya sangat penting seperti sejarah, etika dan moral.


Perasaan waktu jaman aku sekolah dulu pelaksanaan ujian nasional yang waktu itu masih bernama Ebtanas biasa aja tuh. Tapi sekarang, pelaksanaan UN heboh sekali hanya kalah sedikit dari kehebohan pemilu. Tidak cuma melibatkan pejabat-pejabat di depdiknas tapi sampai melibatkan kepolisian segala. Bahkan ada kasus di daerah Sumatera Utara yang sampai melibatkan densus 88 alias pasukan khusus anti teror kepolisian, padahal kasusnya cuma masalah kecurangan UN dimana ada satu sekolah yang guru-gurunya sengaja mengkoreksi jawaban para murid agar bisa mendapatkan nilai minimal kelulusan. Tindakan curang dalam Ujian Nasional bolehlah dikategorikan sebagai tindakan penipuan tapi kayanya ngga perlu deh sampai melibatkan pasukan anti teror, pihak kepolisian saja cukup. Padahal diluar sana masih banyak kasus lain yang lebih cocok dikatakan sebagai tindakan teror seperti misalnya perusakan rumah ibadah, penculikan anak atau pertikaian antar kampung.


Memang sih ide pemerataan standar pendidikan nasional perlu diacungi jempol tapi sebetulnya intinya bukan di ujian kelulusannya tapi yang harus dibenahi dulu yaitu pemerataan sarama dan prasarana pendidikan. Rasa-rasanya kurang fair menyamakan kemampuan akademis anak-anak yang bersekolah di sekolah yang fasilitasnya lengkap mulai dari laboratorium hingga akses internet dengan anak-anak yang bersekolah di bangunan sekolah yang nyaris roboh dan kalau hujan terpaksa harus pulang karena kelasnya kebocoran. Kalau sarana dan prasarana sudah merata atau paling tidak telah memenuhi kelayakan minimal, bolehlah pelaksanaan ujian nasionalnya dilakukan sama rata di seluruh pelosok negeri.


Kalau sudah mau menghadapi ujian nasional yang stres bukan cuma anaknya saja, orangtuanya saja ikutan stres. Sistem birokrasi di tubuh departemen milik pemerintah masih kacau balau sehingga memungkinkan ada kesalah dalam memasukan data. Seperti pernah ada kasus seorang anak yang juara olimpiade sains tidak lulus UN. Padahal selama ini nilai akademisnya selalu diatas rata-rata dan bahkan dia sudah diterima disebuah universitas negeri bergengsi. Entahlah apa penyebab kegagalan anak tersebut dalam UN, ditenggarai adalah kesalahan dalam memasukan data nilai. Entahlah bagaimana nasib anak tersebut, yang pasti tentu saja dia bakal stress berat. Untungnya aku ngga jadi anak sekolah di jaman sekarang, bisa-bisa aku jadi anak stress juga.

Senin, 05 Mei 2008

Untraceable

Untraceable mengangkat realita kejahatan jenis baru melalui internet. Dalam jagat dunia maya tanpa batas ini kejahatan apapun bisa terjadi dan karena sifatnya yang maya maka sulit sekali untuk melacaknya. Tema kejahatan yang diusung dalam "Untraceable" adalah pembunuhan yang dilakukan seorang psikopat yang disiarkan langsung melalui jaringan internet dan bukan itu saja, bahkan para pengunjung situs bisa ikut andil menentukan kematian sang korban. Memang yang persis seperti ini belum pernah terjadi dalam dunia nyata tapi bukan tidak mungkin suatu hari hal ini bisa terjadi. Sekarang saja kasus pemerkosaan atau eksploitasi anak yang disiarkan di internet sudah sering terjadi. Belum lagi rekaman-rekaman kematian orang baik yang disengaja maupun tidak disengaja dengan bebasnya beredar di jalur jaringan maya. Jadi bukan tidak mungkin kejahatan yang tergambarkan dalam film "Untraceable" ini mungkin saja akan terjadi.


"Untraceable berkisah tentang Jennifer Marsh seorang agen FBI yang spesialisasinya di bidang kriminal maya atau Cyber Crime. Kali ini Jennifer dan rekan-rekannya mendapatkan kasus yang sangat menghebohkan dimana ada seorang Psikopat yang menayangkan rekaman penyiksaannya secara langsung di internet. Pada mulanya obyek penyiksaannya hanya binatang tapi lama kelamaan meningkat dengan menjadikan manusia sebagai korbannya. Dengan menggunakan situs "killwithme" sang psikopat mengajak para pengunjung situsnya untuk berpartisipasi dalam membunuh korbannya. Caranya adalah cukup mengunjungi website tersebut, semakin banyak orang yang masuk situs tersebut makasang korban akan cepat mati. Jennifer dan timnya berusaha keras untuk melacak keberadaan pemilik situs maut tersebut namun sang pelaku selalu berhasil melooskan diri.


FBI dan pelaku seperti melakukan permainan kucing-kucingan dimana ternyata sang pelaku sebetulnya selangkah lebih maju. Ada adegan yang cukup menegangkan ketika sang pelaku yang bernama asli Owen Reilly berhasil melacak keberadaan tempat tinggal Jennifer. Dengan menggunakan webcam dia siarkan langsung situasi rumah Jennifer bahkan putri Jennifer yang kebetulan melihat rumahnya ada di internet langsung pergi keluar. Disini penonton diajak berfikir seperti para pengunjung situs tersebut yang mengira kalau anak Jennifer tersebut akan menjadi korban berikutnya. Namun rupanya Owen masih punya hati dengan tidak menjadikan anak tersebut sebagai korban. Hal itu dilakukan hanya sebagai shock theraphy bagi sang ibu yang memang sedang mengepalai operasi penangkapan Owen.


Sepertinya situs buatan makin laris saja dikunjungi oleh para pecandu internet, buktinya proses kematian korbannya makin lama makin cepat. Begitu juga pemilihan korbannya sudah tidak dilakukan secara random lagi tapi makin personal untuk menekan Jennifer. Owen tidak cuma sukses menakuti Jennifer dengan memata-matai keluarganya saja tapi ia juga sukses menjebak Griffin Dowd, partner kerja Jennifer. Griffin dijadikan sebagai korban berikutnya. Akhirnya Owen membuat kesalahan juga ketika menjadi Jennifer korban dan eksekusi dilakukan di gudang rumah Jennifer. Jennifer tentu saja melawan dan berhasil menguasai keadaan karena ia telah faham dengan situasi gudangnya sendiri.


"Untraceable" ini cukup menegangkan dan menakutkan karena banyak adegan sadis-sadisnya namun ide cerita yang caru bikin film ini lumayan segar. Ngga nyangka juga aktris serius sekelas Diane Lane bisa juga berperan jadi jagoan.

Minggu, 04 Mei 2008

Media Massa: Pelayan Kebenaran ataukah Penentu Kebenaran?

Dalam rangka menyambut hari komunikasi sedunia maka misa minggu ini mengambil tema yang berjudul : “Media Massa: Pelayan Kebenaran ataukah Penentu Kebenaran?” adapun isi pengantarnya adalah seperti ini :


“ Bapak suci Benedictues XVI dalam pesannya untuk hari komunikasi sedunia menyoroti peranan media massa pada masa kini. Bapa suci mengatakan, bahwa media massa telah sampai pada persimpangan. Ada dua arah yang berlawanan. Arah yang satu adalah media massa sebagai PELAYAN. Arah lain adalah media massa sebagai PROTAGONIS.
Media massa sebagai PELAYAN, melayani kebenaran, melayani keluhuran martabat manusia. Sedangkan media massa sebagai PROTAGONIS, yaitu sebagai pihak penentu, melayani suatu kebenaran yang disebut sebagai kebenaran fungsional.
Apabila kebenaran yang fungsional itu diutamakan, maka media massa rela mengorbankan keluhuran martabat manusia guna mengejar kepuasan public, guna mengejar keuntungan ekonomi dan guna melayani kepentingan orang tertentu atau grup tertentu.”


Kalau aku cermati, media massa saat ini kebanyakan berperan sebagai PROTAGONIS atau penentu kebenaran.. Seharusnya media massa menjadi sumber informasi bagi masyarakat, tapi kadang kali sering membuat membuat berita yang kurang seimbang bahkan tak jarang ikut menghakimi sesuatu yang belum jelas kebenarannya. Dengan kemampuannya untuk mempengaruhi opini publik, media massa sering dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk membentuk citra sesuai dengan apa yang dinginkannya.


Contoh yang paling mutakhir adalah kasus Ahmadiyah yang kadung digembor-gemborkan oleh banyak media massa sebagai aliran sesat. Padahal aliran tersebut bukanlah aliran yang baru saja terbentuk. Sebelum media massa menggadangkan Ahmadiyah sebagai aliran sesat, reaksi massa terhadap merekabaik-baik saja. Namun begitu media massa menyebutnya sebagai aliran sesat banyak massa yang tak sepaham langsung menyerang “aliran sesat” tersebut. Aku jadi bingung sebetulnya siapa sih yang sesat? Yang ngakunya aliran yang lebih benar kok malah melakukan tindakan anarkis yang sangat jauh dari nilai-nilai agamis.


Yang paling parah adalah acara infotainment. Acara tesebut sama sekali tidak ada unsur pelayanan terhadap kebenaran dan keluhuran martabat manusia. Infotainment terlihat sekali sengaja dibuat asal seru sehingga ketika ada suatu kejadian yang belum jelas, infotainment sudah langsung membuat laporan lengkap hanya berdasarkan praduga dan bahkan tak jarang membuat berita yang hanya rekaan belaka saja. Anehnya infotainment justru sangat disukai bahkan semakin ngawur beritanya maka penggemarnya akan semakin suka.


Memang begitu besarnya kemampuannya media massa dalam membentuk opini publik maka banyak juga penguasaha atau kaum politikus yang ingin menguasai media. Di Indonesia saja ada seorang presiden wannabe yang punya sebuah kerajaan media. Di Italia sana seorang raja media yang sukses bernama Silvio Berlusconi berhasil menjadi Perdana Menteri untuk yang ketiga kalinya. Apabila media telah dikuasai maka tak heran kalau mendapatkan simpati public bukanlah hal yang sulit.


Apabila media massa benar-benar menjalankan tugasnya sebagai PELAYAN maka tidak akan ada yang namanya kebencian, perselisihan, provokasi dan tentu saja tak akan ada tempat untuk kebohongan publik. Memang ya sangat sulit untuk mendapatkan media massa yang masih jadi PELAYAN apalagi dalam keadaan dunia saat ini yang terasa sudah tanpa batas lagi. Media massa konvensional seperti Koran dan TV kini mulai tergantikan oleh media maya yang isinya kadang tak bisa dipertanggungjawabkan. Contoh nyata untuk kasus ini adalah blog yang sedang anda baca ini.

Sabtu, 03 Mei 2008

Bunuh Diri

Untuk urusan bunuh diri, persoalan mental bangsa memang tidak ada hubungannya dengan tingkat kecerdasaan penduduknya. Perbedaan kecerdasaan hanya mempengaruhi pada cara-cara yang dipakai untuk melakukannya. Lihat saja Indonesia dan Jepang yang secara tingkat kecerdasan penduduknya beda tapi sama-sama punya warga yang doyan bunuh diri. Bedanya kalau di Jepang bunuh dirinya dilakukan dengan cara yang canggih seperti dengan menghirup gas Hidrogen Sulfida buatan sendiri sedangkan orang Indonesia melakukan bunuh diri dengan cara yang masih primitif seperti membakar diri sendiri.


Di Jepang memang mempunyai tradisi bunuh diri yang disebut harakiri yang biasanya dilakukan apabila telah kehilangan harga diri. Kalau jaman dulu harakiri menggunakan pedang samurai tapi saat ini yang lagi ngetren-ngetrennya adalah bunuh diri dengan menggunakan Hydrogen Sulfide. Memang orang jepang pintar-pintar sehingga mereka bisa membuat sendiri Hydrogen Sulfide ini dengan menggunakan bahan-bahan yang terdapat di rumah. Hydrogen Sulfide ini rupanya bisa dibuat dengan mencampurkan berbagai produk untuk keperluan rumah tangga seperti cairan pembersih toiltet, detergent, garam mandi, dan bahkan shampoo... Sedangkan di Indonesia tradisi bunuh diri seperti ini sebetulnya tidak ada tapi rupanya himpitan kesulitan ekonomi membuat orang-orang Indonesia jadi buntu pikirannya. Tapi berhubung tingkat kecerdasan rakyatnya masih rendah jadi upaya bunuh diri ini masih dilakukan dengan cara konvensional yang umumnya sangat menyakiti diri seperti membakar diri, gantung diri, minum racun serangga atau melompat dari ketinggian. Kadang usaha bunuh diri ini gagal yang ada bukannya mati tapi malah cacat.


Beda tingkat kesejahteraan juga membuat perbedaan alasan bunuh diri. Di Indonesia sebagian besar orang melakukan bunuh diri karena permasalahan yang tak jauh dari problem kemiskinan. Ada ibu yang melakukan bunuh diri bersama anak-anaknya karena tidak kuat mendengar rintihan anaknya yang kelaparan, ada juga anak yang bunuh diri akibat malu nunggak SPP dan tak sedikit yang melakukan bunuh diri karena terlilit hutang. Sementara di Jepang alasan bunuh dirinya kadang terdengar tidak sespekta persoalan orang Indonesia. Contohnya saja ada seorang gadis muda yang bunuh diri akibat gagal jadi aktris atau seorang anak yang bunuh diri akibat sering dipalak di sekolah. Bagi orang Indonesia yang masih berkutat dengan urusan memenuhi kebutuhan dasar, mendengar alasan orang Jepang bunuh diri rasanya sangat lucu.


Tapi apapun alasannya bunuh diri bukanlah perbuatan terpuji apalagi kalau dalam melakukan usaha bunuh dirinya itu malah membahayakan orang lain. Seperti bakar diri yang bisa menyebabkan kebakaran satu kampung atau gara-gara satu orang bunuh diri dengan Hydrogen Sulfide di kamar mandinya sendiri menyebabkan orang seapartemen keracunan gas. Kadang hidup ini terasa berat tapi sebetulnya itu hanyalah ujian yang diberikan Sang Maha Kuasa agar manusia selalu ingat untuk berpaling padaNya. Suatu saat kelak ketika ujian tersebut berhasil dilewati maka kita akan mendapatkan suatu anugrah yang tak terhingga.

Jumat, 02 Mei 2008

Yang Murah.. Yang Murah...

Sedih memang melihat kenyataan sekarang ini dimana harga kebutuhan pokok terutama barang-barang yang berhubungan dengan urusan perut makin meroket naik. Namun ternyata tak semua harga naik, ada juga harga yang merambat turun. Orang sinis bilang, harga diri dan harga nyawa yang turun bahkan hilang sama sekali. Tapi bukan itu yang aku maksudkan. Ternyata beberapa harga kebutuhan hiburan turun.


Baiklah marilah kita jalan-jalan ke toko elektronika. Beberapa jenis barang beberapa tahun yang lalu sangat mahal tapi sekarang malah urun harganya. Jaman dulu harga TV 21” bisa sampai 2 jutaan tapi kini sudah banyak kita temui harga TV 21” merk yang cukup bagus yang harganya dibawah 1 jutaan. Begitu juga DVD player, kini tak perlu lagi beli DVD player merk ecek-ecek karena yang bermerk baguspun sudah cukup murah. Demikian juga dengan Handphone, masih ingat dengan HP Nokia sejuta umat N5110. Ketika masa jayanya, HP tersebut berharga lebih dari satu juta rupiah padahal HPnya masih berukuran cukup gede, boro-boro ada kamera dan MP3 playernya, layer LCDnya saja masih hitam putih. Namun saat ini dengan jumlah uang yang sama kita bisa mendapatkan sebuah HP layar warna lengkap dengan kamera, Radio, pemutar musik dan tentu saja dengan model yang lebih cantik.


Satu lagi produk yang harganya kini jadi murah adalah nonton film di bisokop… Kini cukup dengan uang 10 ribu rupiah saja kita sudah bisa menonton film terbaru dengan nyaman dalam gedung bioskop yang nyaman. Aku masih ingat beberapa tahun yang lalu, kita perlu merogoh uang 50ribu rupiah per orang untuk menikmati nonton di bioskop Hollywood KC tapi saat ini dengan uang yang sama bisa dipakai nonton ramai-ramai berlima pada hari kerja. Makanya ngga heran kalau sekarang bioskop-bioskop mulai ramai didatangi penonton mulai dari anak sekolahan hingga pegawai kantoran yang menunggu lewatnya jam 3 in 1. Tidak jarang pada hari minggu, bioskop menjadi tempat tujuan berlibur keluarga lengkap dengan mengajak baby sitter anak-anak mereka.



Kenapa bisa demikian? Untuk kasus barang elektronik harga turun akibat teknologi yang selalu berkembang sehingga ada saja temuan teknologi yang lebih canggih dengan proses produksi yang lebih efisien. Sementara untuk kasus tiket nonton bioskop yang makin murah kita harus berterimakasih kepada para pembajak DVD. Yang makin canggih tidak Cuma teknologinya saja, para pembajakpun makin canggih saja sehingga film yang baru diputar bioskop beberapa hari saja sudah dapat kita temui DVD bajakannya. Selain soal masa edar yang nyaris bersamaan, harga DVD bajakanpun lebih murah. Akibat maraknya peredaran DVD bajakan bioskop menjadi sepi. Pengusaha bioskop memasang strategi baru dengan menurunkan harga tiket masuk bioskop. Hasilnya cukup sukses juga, kini kita bisa melihat bioskop selalu ramai apalagi ditambah oleh rajinnya pihak keamanan merazia pedagang DVD bajakan.


Daripada stress musingin persoalan kenaikan harga, mendingan kita nonton bioskop aja kali ya…

Kamis, 01 Mei 2008

Mayday...mayday...outsourcing & offshoring

Membicarakan soal perdagangan manusia pikiran kita langsung berasosiasi dengan para pekerja seks komersil yang terpaksa menjalankan profesi tak terhormat itu karena terjebak atau anak-anak yang dijadikan pengemis oleh suatu sindikat tertentu. Namun ada jenis perdagangan manusia yang sama mirisnya tapi tidak terlalu kita sadari yaitu perbudakan model baru yang disebut dengan outsourcing dan offshoring. Seperti yang kita tahu, outsourcing adalah suatu sistem pemindahan tanggung jawab non core business unit dari perusahaan inti ke perusahaan lain di luar perusahaan inti tersebut. Sehingga tenaga kerja itu terikat kontrak kerja kepada perusahaan lain. Sementara offshoring adalah memindahkan proses produksi suatu perusahaan dari suatu negara ke Negara. Biasanya tujuan offshoring adalah negara dunia ketiga dimana upah buruh masih rendah.


Kedua cara tersebut diatas belakangan ini gencar dilakukan oleh berbagai korporasi besar untuk meningkatkan profit dengan menekan labour cost. Celakanya offshoring ini sering digabungkan dengan outsourcing seperti yang serng terjadi di Indonesia ini. Ada sebuah perusahaan sepatu olahraga terkemuka yang pembuatan sepatunya di lakukan secara offshoring di Indonesia dengan menunjuk sebuah perusahaan lokal untuk pelaksanaannya. Perusahaan Indonesia yang ditunjuk tersebut ternyata juga melakukan system outsourcing dalam perekrutan tenaga kerja. Sungguh sangat tragis nasib para pekerjanya, sudah menjadi pekerja offshoring status merekapun outsourcing pula. Ironisnya sepasang sepatu yang telah diberi merk tersebut dijual di Indonesia dengan harga yang sangat mahal. Bahkan harga sepasang sepatu merk terkenal tersebut lebih mahal daripada gaji sebulan buruhnya.


Buruh memang menjadi pihak yang dirugikan, perusahaan lokalpun tak terlalu untung juga, yang paling untung tentu saja si perusahaan sepatu kapitalis tersebut. Kira-kira setahun yang lalu, si perusahaan sepatu top tersebut menghentikan ordernya dari perusahaan rekanan lokal karena menganggap biaya operasional produksi di Indonesia terlalu tinggi. Namun sebetulnya bisa ditebak maksudnya biaya operasional yang tinggi adalah biaya upah yang tinggi juga sehingga si perusahaan sepatu top tersebut hengkang dari Indonesia dan mencari negara miskin lainnya yang tenaga kerjanya bisa dibayar lebih murah. Perusahaan sepatu lokal tersebut langsung kolaps dan terpaksa harus menghentikan produksinya karena tak ada lagi pesanan sepatu. Korban yang paling merugi tentu saja adalah ribuan buruhnya yang tiba-tiba menjadi pengangguran tanpa pesangon lantaran status mereka sebagai buruh outsourcing.


UMR di daerah Jakarta dan sekitarnya dianggap tinggi oleh para pelaku bisnis neoliberisme sehingga banyak yang dipindahkan ke daerah yang upah buruhnya masih murah. Pembangunan kawasan industri baru di daerah membuat areal pertanian dan perkebunan beralih fungsi. Begitu juga kultur masyarakatnya yang tadinya bertani kini banyak yang beralih jadi buruh karena stigma yang menganggap status sosial buruh lebih tinggi daripada kaum tani.