Balap F1 dari sirkuit Monza, Italy, semalam memang luar biasa. Akibat hujan yang beberapa hari ini turun di kota Milan ini membuat sirkuit menjadi basah sehingga kedasyatan mobil-mobil cepat menjadi sia-sia saja. Balap di kondisi sangat basah yang sangat diperlukan adalah kecermatan tim menyusun taktik serta skill, kenekatan dan yang terutama adalah faktor keberuntungan. Makanya tidak heran pada balapan hujan sering muncul juara kejutan atau istilahnya "from zero to hero".
Rupanya Dewi Fortuna di sirkuit Monza memilih untuk berpihak kepada tim kelas dua Toro Rosso. Toro Rosso yang berarti Banteng Merah adalah tim "kelas dua" dari tim peserta F1 lainnya yaitu Red Bull. Selain itu kekelas duaan Toro Rosso makin terihat dari mesin yang mereka gunakan adalah bekas mesin mobil ferarri beberapa musim lalu. Monza. Melalui pembalap SebastianVettel, Toro Rosso sukses menempati podium pertama di sirkuit yang sebetulnya adalah homebase Ferarri. Kegemilangan Toro Rosso sudah terlihat dari sesi kualifikasi dimana Vettel berhasil menjadi pole position seater termuda sepanjang sejarah F1. Begitu sesi kualifikasi berakhir dan dipastikan catatan waktu Vettel di Q3 tidak ada yang menandingi, kontan saja terjadi pesta di kubu Toro Rosso.
Keesokan harinya, Vettel dan Toro Rosso membuktikan kalau keberhasilan menempati pole position di Monza bukan sekedar kemujuran belaka dengan menjuarai balapan dengan sangat gemilang.Otomatis setelah menjadi pole position termuda, Vettel juga mencatatkan dirinya sebagai juara GP termuda dengan menumbangkan rekor milik Fernando Alonso.
Mungkin Enzo Ferarri diatas sana sedang bercanda dengan mengirimkan tuahnya melalui perantaraan Dewi Fortuna kepada tim Banteng Merah ini untuk menjadi juara di sirkuit miiknya. Bagaimana nasib kakak-kakak Toro Rosso? Ferarri sang penguasa sah Monza hanya sanggup menempatkan Felipe Massa di tempat ke-6. Sedangkan penampilan kakak kandung Toro Rosso sendiri yaitu Red Bull melempem bagaikan kerupuk kena hujan dengan hanya sanggup finish ke-8. Padahal Mark Webber dari Red Bull cukup gemilang pada saat kualifikasi hingga mendapatkan posisi start ke-3.
Melihat suasana podium Monza kemarin serasa Dejavu beberapa tahun lalu saat lagu kebangsaan Jerman disandingkan dengan lagu kebangsaan Italy. Di musim balap 5 tahun kedua lagu kebangsaan tersebut begitu begitu sering terdengar hingga membuat muak penonton melalui Michael Schumacher dan Ferarri yang terlalu mendominasi sepanjang musim balap. Kali ini rasanya mendengar paduan kedua lagu kebangsaan tersebut menjadi sangat indah karena berhasil dilantunkan kembali oleh pembalap dan tim yang sama sekali tak pernah diperhitungkan untuk menjuarai sebuah balapan GP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar