Jumat, 12 September 2008

Criminal Minds (Ryan)

Aku saat ini sedang senang-senangnya mengikuti film serial TV yang berjudul “Criminal Minds” lewat DVD. Criminal Minds berkisah tentang para personil dari “Behavioral Analysis Unit” atau disingkat BAU, sebuah unit di FBI yang tugasnya adalah memprofile sebuah kejahatan sehingga bisa dicari pelakunya. BAU biasanya menangani kejahatan berantai yang pelakunya melakukan tindakan kriminalnya dengan sangat rapi sehingga sulit untuk ditangkap. BAU akan mencari pola atau tanda khusus yang bisa memberikan gambaran pribadi sang pelakunya.

Berbeda dengan CSI, yang menangkapi para penjahat melalui petunjuk fisik yang didapat di TKP, maka BAU mencari petunjuk dengan cara menempati diri seolah-olah sebagai pelaku sehingga dapat memahami pola pikir pelaku. Dengan cara inilah BAU berusaha mencegah pelaku kejahatan untuk melakukan aksinya lagi dan sekaligus mengungkapkan identitasnya. Sebagai penggemar cerita-cerita detektif, aku sangat terkesan dengan serial ini. Penonton diajak oleh para tokoh utamanya untuk menyelami pikiran para pelaku criminal tersebut.

Akibat kerajinan nonton Criminal Minds ini, aku juga jadi ikut-ikutan sok memprofile tersangka pelaku kejahatan yang lagi ngetop-ngetop di Indonesia yaitu si Jagal Romantis Ryan. Begini kurang lebih analisku tentang Ryan.

Kenapa Ryan melakukan pembunuhan itu? Ryan termasuk seorang psikopat. Seseorang menjadi psikopat biasanya karena yang bersangkutan pernah mengalami luka batin yang dalam. Beberapa orang mencoba mengobati luka batin melalui cara yang positif tapi ada juga yang berusaha mencari pelampiasan melalui tindakan-tindakan menyimpang yang dapat merugikan orang lain atau dirinya sendiri. Rupanya Ryan termasuk orang yang gagal mengobati luka batinnya sehingga terbentuklah monster psikopat yang haus darah. Dalam kasus Ryan memang nampak ada motif ekonomi sebab semua harta benda korban milik korban dikuasainya juga. Namun sebetulnya motif utama adalah hasrat (passion) dari dalam diri Ryan untuk menghabisi nyawa orang lain. Bagi pembunuh psikopat ada kepuasaan batin tertentu setelah melakukan tindakan pembunuhan. Kepuasaan batin itu seperti candu sehingga tidak cukup sekali tapi dilakukan hingga berkali-kali.

Kenapa Ryan selama ini tidak tertangkap? Ciri pembunuhan seorang psikopat adalah adanya pola tertentu serta dilakukan dengan perhitungan yang tepat serta rapi. Berdasarkan hasil pemeriksaan polisi dan hasil otopsi, para korban dihabisi dengan cara dipukul hingga tewas lalu dikuburkan di halaman rumah orangtuanya. Pembunuhan serta tindakan-tindakan menutupi jejak dilakukan Ryan sedemikian rapi dan terencana matang sehingga tak ada satupun orang lain yang menaruh curiga terhadapnya. Dalam kasus hilangnya salah satu korbannya yaitu Ariel Sitanggang, Ryan sempat diperiksa polisi karena keluarga meyakini Ryanlah orang yang terlihat terakhir bersama Ariel. Namun dengan tenangnya Ryan bisa mengelabuhi polisi sehingga kecurigaan keluarga Ariel bisa dipatahkan.

Kenapa akhirnya Ryan tertangkap? Pembunuhan sebelumnya dilakukan dengan hasrat, nothing personal, semua rencana dijalani dengan kepala dingin . Namun di pembunuhan terakhir ada unsur personal yang terlibat karena sang korban dianggap Ryan berusaha merebut pacarnya. Dibakar cemburu, pembunuhan dilakukan dengan emosi sehingga merusak pola rapi yang selama ini berhasil dijalin Ryan. Pembunuhan dilakukan di Jakarta bukan Jombang seperti sebelumnya, korban dimutilasi dan dibuang begitu saja bukan dikubur di tempat aman yaitu pekarangan rumah orangtuanya. Akibat emosi juga, tindakan pembunuhan tanpa perhitungan matang sehingga banyak meninggalkan jejak bagi polisi untuk mudah mengusut pelakunya. Seperti di “Criminal Minds”, para pelaku kejahatan berantai sering mulai terungkap ketika mereka melakukan tindakan yang keluar dari pola sebelumnya.

Tidak ada komentar: