Rabu, 07 Mei 2008

Tsunami Diam

Dapat dipastikan Indonesia akan segera kembali terserang tsunami, tapi kali ini bukan tsunami dasyat akibat gempa bawah laut seperti di Aceh beberapa tahun lalu tapi tsunami diam. Tsunami diam adalah silent tsunami adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan krisis pangan yang kini terjadi di seluruh dunia terutama di negara-negara dunia ketiga. Pemerintah Indonesia baru saja mengumumkan kenaikan harga bbm yang akan segera diberlakukan. Kenaikan harga BBM yang akan dilakukan minimal adalah 25% dari harga yang sekarang.


Menaikan harga BBM ditengah krisis seperti ini memang bukan keputusan yang populer tapi kita juga harus faham kalau harga minyak duniapun terus meroket hingga telah mencapai US$122/barell, Sewaktu harga BBM lama ditetapkan, harga minyak masih berada di kisaran US$60/barell atau hanya setengahnya dari harga sekarang jadi sebetulnya cukup bijaksana juga pemerintah hanya menaikan seperempat saja bukan 100% seperti kenaikan riilnya. Namun segala keputusan tidak populer pasti akan makan korban. Yang paling sengsara dari kebijakan kenaikan BBM adalah rakyat kecil yang sebelum BBM naikpun sudah hidup sengsara. Kesengsaraan rakyat akan makin parah akibat efek domino kenaikan BBM terhadap sektor lain, bisa dipastikan harga-harga kebutuhan lainnya juga akan ikutan naik.


Sangat dilematis terutama bagi Presiden SBY yang bakal kehilangan banyak simpati dari rakyat tapi mau bagaimana lagi, krisis ini bukan cuma milik bangsa Indonesia tapi juga telah terjadi di berbagai belahan dunia lain. Masih untung harga beras kita walaupun sudah naik tapi masih tetap dibawah harga beras dunia yang mencapai US$1.2/liter dan semoga akan tetap terus begitu. Mahasiswa sebagai ujung tombak berbagai aksi demo pastinya akan segera turun kejalan untuk memprotes keputusan pemerintah tersebut. Tanpa bermaksud membela pemerintah, saya rasa mahasiswa itu jangan cuma bisa koar-koar menyalahi pemerintah saja tapi tolonglah bantu mencari penyelesaian masalahnya. Pemerintah juga jangan cuma sok merasa penting sendiri dengan membuat keputusan seorang diri tapi ajaklah rakyat terutama kaum akademisi untuk berdiskusi bersama mencari pemecahan terbaik dari antara yang terburuk.


Ajang Lomba Karya Ilmiah perlu juga digalakkan kembali terutama untuk membuat bahan bakar alternatif selain minyak bumi. Siapa tahu ada ilmuwan-ilmuwan lokal yang bisa menyumbangkan ide tentang bahan bakat selain minyak sehingga kita tidak tergantung lagi dengan BBM. Atau juga bisa dibuka semacam sayembara nasional untuk seluruh rakyat dengan tema "bagaimana cara mengatasi krisis ekonomi dunia tanpa mengorbankan rakyat". Disini semua orang bebas mengemukakan ide-idenya, mana tahu juga ada ide brilian dari pikiran polos rakyat yang bisa menjadi jalan keluar bangsa Indoensia dari berbagai macam krisis.


Yang namanya demo-demo anarkis kayanya udah ngga jaman lagi. Kebanyakan aksi demo tidak menghasilkan apapun kecuali bikin buruk keadaan. Demo dijalanan bikin rugi banyak pihak akibat kemacetan yang ditimbulkan apalagi kalau demonya sampai anarkis dan merusak. Bukannya aspirasi yang tersalurkan malah bikin usaha orang lain rusak dan ujungnya malah nambahin deretan orang susah lagi. Demo sih boleh aja, tapi janganlah selalu ribut menentang tanpa mencoba memberi solusi.

Tidak ada komentar: