20 tahun setelah lulus kuliah ketika Toru Watanabe berada di dalam sebuah pesawat di Jerman tiba-tiba mendengar sebuah lagu milik The Beatles yang berjudul Norwegian Wood, kontan saja ia teringat akan kejadian masa lalunya. Itulah prolog dari novel berjudul Norwegian Wood karya novelist jepang paling populer Haruki Murakami. Cerita sengaja dibuat dalam bentuk flash back, disaat sang tokoh utama yang juga jadi narator cerita Toru Watanabe berada di masa remajanya di tahuan 1960an. Kehidupan Toru Watanabe tidaklah spesial, tidak mempunyai banyak teman tapi kehidupan menjadi complicated ketika sahabatnya Kizuki tewas bunuh diri di hari ulang tahunnya yang ke 17. Kizuki meninggalkan seorang kekasih yang bernama Naoko, kebetulan ketika Kizuki masih hidup mereka bertiga sering pergi bersama-sama. Setelah kematian Kizuki Toru menjadi dekat dengan Naoko karena memiliki rasa kehilangan yang sama.
Memasuki masa kuliah, Toru pindah ke Tokyo dan tinggal di asrama khusus cowok. Disana dia sekamar dengan mahasiswa lain yang dijuluki Storm Trooper karena berperilaku agak aneh. Sementara itu Naoko tidak mampu mengatasi kesedihannya sehingga membuat keadaan mentalnya menjadi rusak dan terpaksa harus dirawat di sanatorium. Memang tidak banyak teman Toru ini, dia hanya dekat dengan sang don Juan kampus Nagasawa. Watanabe yang juga sedih dan kesepian ikutan bergaya hidup hedonisme ala Nagasawa hanya untuk menghibur hatinya yang sebetulnya juga sedih dan kesepian.
Lalu pada suatu ketika Toru bertemu dengan seorang mahasiswi bernama Midori, Midori ini adalah seorang wanita muda yang penuh gairah, agak liar dan perilakunya sangat tidak bisa ditebak. Toru yang sudah berkomitmen dengan Naoko semula hanya menjadikan Midori sekedar TTN saja sebab Midoripun ternyata sudah mempunyai pacar. Naoko di sanatorium menjalin persahabatan dengan Reiko seorang guru musik paruh baya yang sangat senang memainkan gitar. Sekali-kali Toru mengunjungi Naoko di sanatorium dan Torupun ternyata menjadi sangat akrab dengan Reiko. Walaupun jarang bertemu langsung, komunikasi antara Toru dan Naoko tetap berjalan memalui media surat, hampir semua kejadian yang dialami Toru akan dicerikannya melalui surat kepada Naoko termasuk pertemanannya dengan Midori.
Pada suatu masa Toru merasa tidak cocok lagi dengan kehidupan asrama memutuskan untuk menyewa sebuah flat kecil, lalu dia mengajak Naoko untuk tinggal bersama. Sayangnya Naoko belum siap bahkan keadaan mentalnya menjadi lebih para sehingga sangat tidak memungkinkan bagi Naoko untuk kembali ke kehidupan normal. Sementara itu Midori walaupun sempat marah besar terhadap Toru karena tidak memberitahu dirinya perihal kepindahannya ternyata berhasil mengisi kekosongan hati Toru. Semula Toru masih setia menunggu Naoko sembuh tapi menjadi goyah akibat siraman cinta dari Midori yang memang terlihat lebih nyata. Sampai akhirnya beberapa hari setelah ulang tahunnya yang ke 21, Naoko menyusul mantan kekasihnya Kizuki ke alam baka dengan cara yang sama yaitu bunuh diri. Hal ini membuat Toru terguncang berat dan Toru memutuskan untuk meninggalkan Midori dan kota Tokyo untuk sementara waktu. Setelah sebulan berkelana Toru merasa sudah sanggup untuk melupakan Naoko dan kembali ke Tokyo. Sekembalinya ke Tokyo, Toru kedatangan Reiko, mereka berdua sama-sama terlarut dalam kenangan akan Naoko hingga terjadilah peristiwa yang seharusnya tidak boleh mereka lakukan. Akhir ceritanya dibuat tidak biasa, bagi pembaca kontemporer pasti akan kecewa tapi bagi penghayal seperti saya, ending cerita bisa dibuat sendiri menurut penafsiran masing-masing.
Cerita Norwegian Wood ini tidak hanya melulu membahas masalah kejiwaan para tokohnya saja tapi juga memotret kehidupan mahasiswa jepang di tahun 60an yang bergejolak oleh kegiatan-kegiatan politis kampus dan yang sangat mengejutkan saya ternyata pada tahuan 60an gaya hidup sex bebas sudah sangat lazim disana. Gaya bertutur Murakami di buku ini mirip sebuah autobiografi tapi ternyata dibantah oleh sang pengarangnya sendiri seperti yang tertulis di author's notenya. Tidak seperti karya Murakami lainnya yang pernah saya baca yaitu Kafka On The Shore yang sangat penuh fantasi dan khayalan, Norwegian Wood ini sangat membumi ceritanya jadi ngga heran kalau buku ini adalah autobiografinya sang penulis sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar