Pandangan para film maker Amerika seputar dunia terorisme sepertinya sudah mulai bergeser, kini sudah mulai banyak film-film mengenai terorisme yang diusahakan dibuat dengan berimbang. Salah satunya adalah film terbarunya Jamie Foxx dan Jennifer Garner, The Kingdom. Film The Kingdom ini bergenre aksi namun dicampur dengan unsur drama yang cukup kuat. Memang sih masih menampilkan ke super poweran Amerika namun di sisi lain pihak yang selama ini dianggap musuh juga ditampilkan sebagai manusia biasa juga sehingga walaupun bercerita tentang terorisme namun sang sutradara tidak menampilkan pernyataan politik apapun.
Film The Kingdom diawali oleh narasi sejarah singkat Kerajaan Saudi Arabia dan hubungannya dengan minyak dan Amerika Serikat. Adegan awal menggambarkan keriaan berbagai kegiatan hari libur disebuah lingkungan tempat tinggal warga Amerika di Saudi Arabia. Keriaan tersebut tiba-tiba berubah menjadi kepanikan ketika sebuah mobil polisi dibajak oleh sepasang teroris yang melepaskan tembakan membabi-buta kearah kerumunan ekspatriat itu. Seorang petugas keamanan seolah memberi instruksi kepada massa yang panik untuk berlari kearahnya namun ketika orang-orang mulai mendekat tiba-tiba petugas keamanan yang ternyata gadungan itu meledakan sebuah bom. Namun tragedi tidak berhenti disitu dan bahkan itu hanyalah umpan untuk memancing orang lebih banyak datang ketempat kejadian dan sebuah ledakan lain yang lebih dasyat terjadi kembali menewaskan banyak para korban, petugas medis dan para penyelidik. Seluruh adegan yang sangat tidak manusiawi itu direkam oleh para pelakunya sendiri bahkan mereka mencuci otak seorang anak kecil dengan memaksanya menyaksikan adegan tersebut.
Di Amerika Serikat terjadi juga sebuah perdebatan karena ada sekelompok anggota FBI yang ngoto ingin pergi ke Saudi untuk menyelidiki kejadian tersebut karena salah satu rekan mereka menjadi korban tewas. Setelah melalui lobi yang alot akhirnya serombongan penyidik FBI berangkat ke TKP untuk menyelidiki kejadian tersebut. Pada awalnya mereka banyak sekali mendapat hambatan namun berkat pendekatan yang jitu akhirnya pihak keamanan setempat mau menerima mereka. Mereka juga disana tidak bisa dengan leluasa menlakukan penyelidikan karena sering terganjal oleh norma-norma adat lokal. Berkat bantuan dari pihak polisi Saudi Arabia yang juga membenci tindakan terorisme itu akhirnya mereka bisa mengungkap pelaku tindakan keji tersebut. Disinilah bedanya film The Kingdom dengan film terorisme made in Amerika lainnya yaitu yang pahlawan sesungguhnya justru adalah sang polisi Saudi Arabia.
Tampilan gambar di film The Kingdom ini mirip film dokumenter tapi dengan intensitas jalan cerita yang cepat apalagi di seperempat bagian terakhir film. Seluruh adegan seolah-olah terjadi di depan mata kita sendiri terutama ketika adegan ledakan bom. Pengambilan gambar pada adegan tembak menembakpun sengaja dibuat tidak terlalu fokus dan malah berkesan shaking yang justru bikin kita merasa seperti di tengah-tengah medan pertempuran. Para pemainnya pun terutama Jamie Foxx dan Jennifer garner memang sudah terbiasa main film aksi sehingga tidak canggung lagi melakukan berbagai adegan aksi tapi juga tetap tampil meyakinkan ketika melakukan adegan yang memerlukan penjiwaan. Namun sepertinya kebanyakan penonton film Amerika masih belum bisa menerima kenyataan kalau mereka sesungguhnya tidak sesuperpower yang mereka kira sehingga film Kingdom ini tidak terlalu bagus dalam pendapatan box officenya, sama nasibnya seperti film Lions for Lambs yang mengkritisi kebijakan invasi amerika di timur tengah yang juga gagal di box office walaupun didukung oleh bintang-bintang ternama.
1 komentar:
review film-nya bagus, saya setuju film ini agak mulai berimbang, banyak yang bisa dipelajari dari secuil kisah film ini, kalo di telaah lanjut banyak cerita mengenai keluarga Saud dan AS ..
review saya disini: http://atrix.or.id/2007/11/25/the-kingdom/
- atrix -
Posting Komentar