Minggu, 09 Desember 2007

Peristiwa Bojongkokosan; Sebuah Potongan Sejarah




Bagi mereka yang tinggal di daerah kabupaten Sukabumi tepatnya sekitar daerah Parungkuda hari pahlawan itu bukan jatuh tanggal 10 November melainkan tanggal 9 Desember. Kenapa demikian? Karena tanggal 9 Desember 1945 terjadi sebuah peristiwa heroik ketika sejumlah pejuang lokal melakukan serangan terhadap pasukan sekutu. Peristiwa diawali oleh informasi yang mengatakan bahwa akan ada sekitar 2 truk pasukan sekutu dari Jakarta yang akan bergerak menuju Bandung dalam rangka hendak melucuti tentara sekutu. Para pejuang lokal ini bersiap-siap mengambil posisi di kedua sisi sebuah tebing dekat talang air di desa Bojongkokosan. Secara geografis daerah ini memang cocok untuk melakukan penyergapan karena jalan raya utama berada di tengah-tengah tebing yang dirimbuni oleh semak-samak selain itu juga talang air yang dipilih para pejuang ini juga berada di sebuah belokan tajam. Sekitar jam 3 kurang, rombongan pasukan sekutu yang ternyata berjumlah lebih banyak dari pekiraan yaitu sekitar 1000 orang memasuki daerah Bojongkokosan dan mereka dikejutkan oleh serangan mendadak dari para pejuang lokal. Sebetulnya secara matematis kita kalah dalam pertempuran selama 2 jam tersebut karena kita sebagai pihak penyerang harus kehilangan 70 orang pejuang dan disisi lain tentara sekutu yang tewas hanya 50 orang. Namun perlu diingat secara senjata kita kalah jauh, hanya sedikit pejuang kita yang pakai senjata api sisanya hanya mengandalkan batu sedangkan seluruh tentara sekutu bersenjata lengkap.


Pertempuran Bojongkokosan yang tidak terlalu dikenal dalam buku sejarah nasional ini rupanya berefek sangat besar baik bangsa Indonesia maupun pihak sekutu. Peristiwa penyergapan tentara sekutu oleh para pejuang di desa Bojongkokosan ini rupanya memberikan inspirasi dan menambah motivasi para pejuang di Bandung dalam melawan tentara sekutu hingga akhirnya timbul perisiwa bersejarah lainnya yaitu Bandung Lautan Api. Sementara di Inggris sana sebagai dedengkot tentara sekutu langsung terjadi kehebohan karena jumlah korban yang jatuh di pihak sekutu dianggap cukup besar dan salah satu yang tewas ada seorang perwira tinggi tentara kerajaan Inggris. Terjadi perdebatan di parlemen Inggris yang juga menarik perhatian dunia. Akhirnya Inggris membalas perbuatan para pejuang tersebut dengan menugaskan angkatan udaranya untuk memborbardir kawasan Cibadak dan Cisaat.


Peristiwa ini memang kalah terkenal jika dibandingkan dengan peristiwa 10 November di Surabaya namun bagi masyarakat sekitar kejadian tersebut lebih nyata karena masih ada beberapa orang yang mengalami langsung peritiwa tersebut yang tidak jemu-jemu menceritakan kembali kisah heroik tersebut kepada anak-anak muda. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemda setempat agar peristiwa tersebut bisa diakui sebagai sejarah nasional. Hasil positif mulai didapat dari provinsi Jawa barat yang menjadikan tanggal 9 Desember ini sebagai hari juang Siliwangi. Selain itu untuk mengenang peristiwa tersebut makan pemda setempat juga membangun sebuah monument yang dinamakan Museum Palagan Bojongkokosan.





Sumber :
http://www.indomedia.com/tribunjabar/detail.asp?id=3056.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Bojong_Kokosan
Cerita dari mulut ke mulut

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Setuju sejumlah peristiwa sejarah di Indonesia dikenang atau dipublikasikan! Apa yang disebut dengan Indonesia berasal dari mimpi besar dan kerja besar! Wilayah hampir seluas Eropa ingin dipersatukan dari perpecahan sekaligus dibebaskan dari penjajahan. Terentang waktu yang panjang sekaligus peristiwa yang brutal untuk mewujudkan sesuatu yang bernama "Indonesia", sejak penaklukan Malaka oleh Portugis pada 1511 hingga Belanda hengkang dari Irian/Papua pada 1962. Jutaan orang tewas untuk meraih mimpi tersebut, termasuk 2 orang keluarga saya gugur di Front Karawang-Bekasi dan Front Jawa Tengah. Ini lebih baik dari pada merayakan hari/peristiwa/sejarah orang luar yang tidak terkait dengan riwayat Indonesia, semisal Valentine Day, Thanksgiving atau Halloween.

Wassalam,

Indra Ganie
Bintaro Jaya, Kabupaten Tangerang Selatan - Banten