Senin, 17 Maret 2008

Poli Tikus

Jika :
Poligami = Banyak Istri
dan,
Poliklinik = Banyak Klinik
maka :
Politikus = Banyak Tikus

Memang capek banget kalau ngomongin politikus, sepertinya hampir ngga ada politikus yang ngga punya ambisi mengejar kekuasaan belaka. Politikus memang layak disebut kumpulan tikus-tikus. Tikus adalah binatang kecil jorok yang kerjaannya bikin kesal manusia saja. Makanan tikus adalah hasil mencuri makanan manusia belum lagi bolong-bolong yang dibuatnya dalam usahanya mencuri makanan. Tikus juga binatang pintar yang tak mudah dijebak, sekali dia boleh saja bisa kena perangkap tapi besok-besok dia sudah lihai menghindari jebakan. sama saja seperti politikus yang ketika masih merints karir berusaha dengan berbagai cara agar bisa mendapatkan posisi strategis. Setelah duduk enak dapet jabatan masih belum puas juga dengan apa yang didapat trus korupsi deh, persis seperti tikus yang mencuri .
Di sebuah berita TV ada wawancara dengan gubernur yang kita sebut saja pak Ahlinya mengenai jalanan yang bolong-bolong. Wartawan menanyakan kenapa jalanan yang bolong tidak diperbaiki padahal akibat jalanan bolong sudah makan banyak korban jiwa. Pak Ahlinya dengan santai berkilah ; "Sudah diperbaiki kok tapi setahap demi setahap". Lalu wartawan bertanya lagi kenapa baru sebagian kecil saja yang diperbaiki. merasa terdesak, pak Ahlinya berusaha membela diri dengan mengatakan "Dulu waktu mengajukan anggaran untuk perbaikan, budgetnya malah dikurangi sama dewan". Memang dasar politikus, bisa saja ngelesnya. Entah benar atau tidak alasan pak Ahlinya kalau anggaran perbaikan jalan dikurangi oleh DPRD? terlepas benar atau tidaknya alasan pak Ahlinya semua orang juga udah tahu kalau proyek pekerjaan umum seperti proyek perbaikan jalan adalah salah satu sumber korupsi besar.
Para politikus yang mengaku-aku anggota dewan wakil rakyat juga adalah sekumpulan tikus-tikus tukang mengerat yang tak kalah busuk. Kalau apa yang disebut pak Ahlinya benar-benar sungguh keparat sekali tikus-tikus tersebut Di sisi lain merekalah yang menyuruh mengurangi anggaran untuk perbaikan tapi di sisi lain merekalah sekarang yang sok-sokan membela rakyat para korban jalan bolong. Gilirin dapet jatah pembagian duit langsung saja tikus-tikus ini diam semua. Makanya sekarang banyak pengusaha yang beralih jadi politikus sebab jadi politikus bisa lebih kaya daripada jadi pengusaha. Memang bikin ribet urusan sama tikus, bawaannya pengen ngeracun aja...

Tidak ada komentar: