Senin, 02 Juli 2007

Metric System


Beberapa hari yang lalu di Digg gue baca sebuah artikel tentang bangsa-bangsa yang belum menerapkan sistem metrik standar internasional. Sistem metrik yang sesuai standar internasional contohnya adalah meter (mm, cm, m,km) untuk mengukur panjang, gram (mg, g, kg) untuk mengukur berat, celcius untuk mengukur derajat panas, km/h untuk mengukur kecepatan. Sistem metrik standar internasional seperti itu sebetulnya sudah diterapkan di seluruh permukaan bumi ini kecuali di 3 negara yang keukeuh gemar menggunakan sistem metriknya sendiri. Ketiga bangsa katro tersebut adalah Liberia, Myanmar dan AMERIKA SERIKAT...


Ya, orang amerika adalah salah satu bangsa yang masih teguh menggunakan sistem metriknya sendiri. Jarang banget orang amerika pakai ukuran meter dan memilih menggunakan ukuran kaki dan inchi untuk menghitung tinggi badan seseorang serta mereka juga lebih kenal pound daripada kilogran dalam mengukur berat sesuatu. Misalnya dalah sebuah pertandingan tinju disebutkan ukuran vitalnya De La Hoya disebut H : 5' 10½" W : 154, buat bukan orang Amerika tentunya akan kesulitan mencernanya padahal maksudnya adalah De La Hoya punya tinggi 179 cm dan beratnya 70 kg. Lalu orang amerika yang kepanasan bilang kalau suhunya udaranya sampai 100 derajat, untuk orang Indonesia yang biasa pakai celcius tentunya akan berfikir orang amerika tersebut terlalu melebih-lebihkan karena 100 derajat bagi orang Indonesia sudah merupakan titik didih air. Ternyata maksud orang amerika 100 derajatnya itu adalah derajat fahreinheit atau setara dengan 37.8 derajat celcius. Ada lagi ukuran punyanya orang amerika yang bikin rancu orang Indonesia yaitu ukuran berat dengan menggunakan ounce atau oz, sebetulnya 1 ounce itu ekivalen dengan 28.35g tapi kebanyakan orang Indonesia menyangka ounce itu sama dengan ons , padahal ons yang dipakai orang Indonesia itu adalah ukuran berat peninggalan belanda yang setiap 1 ons nya ekivalen dengan 100g. Jauh banget kan antara 1 ounce dengan 1 ons itu, bedanya sampai nyaris 4 kali lipat. Jadi ingat cerita seorang teman yang pergi ke sebuah tempat makan kelas international milik orang amerika, di menu disebutkan berat sepotong steaknya adalah 5 ounces, teman gue mengira berat steak tersebut adalah 500g alias setengah kilo, dia langsung protes dan bilang busyeeet kaya mau ngasih makan anak macan aja, masa buat orang Indonesia yang berperut nasi ini mau dikasih daging sampe setengah kilo gini... Sang waiter yang rupanya faham betul akan ketidakfasihan orang Indonesia dengan ukuran ala amerika ini segera menjelaskan kalau 5 ounces itu kira-kira hanya seberat 140g an. Setelah mendengarkan penjelasan sang waiter barulah teman gue itu faham.


Heran juga padahal udah hampir seluruh bangsa memakai sistem metrik SI kok tetep aja bangsa-bangsa keras kepala ini pakai sistem metrik sendiri. Di F1 aja sekarang ini udah umum digunakan km/h untuk mengukur kecepatan mobil-mobilnya. Kalau orang amerika sih bisa dimaklumi kalau mereka masih sangat pede tampil beda dengan ukuran metriknya sendiri secara mereka emang dari sono adalah negara adikuasa. Nah kalo Myanmar dan Liberia, udah negaranya kecil, masih berkonflik pula eh masih belagu juga sok tampil beda... ehmmm boleh dong beda kata mereka....

Tidak ada komentar: