Tadi pagi gue ada appointment dengan seorang account manager dari sebuah perusahaan jasa kurir yang hendak mengajukan penawaran ke perusahaan tempat gue bekerja. Sebetulnya sedari awal gue udah bilang kepada sang am kalau perusahaan tempat gue kerja itu ada kontrak global sehingga hampir tidak mungkin kita bisa menggunakan jasa kurir lain untuk pengiriman internasional tapi dia begitu gigih merayu-rayu gue dan karena capek diteleponin melulu akhirnya gue bersedia juga untuk menemuinya secara langsung.
Maka bertemulah kami tadi pagi, entahlah apa karena dari awalnya sudah malas ketemu begitu pertama kali ketemu gue udah mulai merasa terganggu dengan cara berbicara si am yang merepet terus seperti petasan cabe rawit di acara sunatan orang betawi. Baru aja gue ngomong sedikit eh dia udah nyamber aja dengan rentetatan kalimat yang sebetulnya ngga nyambung dengan omongan gue sebelumnya, kemudian tiba-tiba mata gue tertuju pada sudut bibirnya terdapat buih- buih putih seperti busa gitu deh, alamak gue jadi mual. Setelah ngalor ngidul ngomongin hal-hal seputar per transport an barang sampailah pada topik mengenai Dangerous Goods, salah satu topik favorit gue apabila sedang berbincang-bincang dengan para sales perusahaan kurir. Sama seperti para sales jasa kurir pada umumnya, bapak satu ini juga berusaha menjelaskan mengenai apa itu barang Dangerous Goods. Biasanya gue selalu mengaku kalau gue juga punyaDG certificate dan kalau gue udah ngomong begini para sales jasa kurir tersebut tidak akan melanjutkan bahasannya karena untuk memiliki DG certificate harus mengikuti training yang ada ujiannya sedangkan mereka umumnya hanya sekedar tahu saja. Tapi kali lantaran gue ngga punya kesempatan untuk ngomong akhirnya gue memilih untuk playing dumb saja dan mencoba mendengarkan penjelasan si am yang panjang lebar tapi agak-agak ngaco itu. Setelah puas bercuap-cuap sang am pun menanyakan peluangnya untuk bisa masuk, guepun mengeluarkan jurus ampuh dalam berdiplomasi urusan penolakan yaitu dengan bilang akan mempertimbangkannya. Sang am yang gigih menawarkan untuk melakukan trial dulu dan gue cuma bisa bilang nantilah kita pertimbangkan. Padahal dalam hati ini gue pengen bilang, trial my arse, kerjaan gue bukan buat percobaan kalau sampai terjadi sesuatu bisa habislah gue ini.
Gue ngga bermaksud jahat sama sang am sebab gue juga faham sang am pun sama seperti gue yang cuma kuli doang, apa yang dia lakukan juga hanya untuk sekedar mencari makan. Maka dari itu gue berusaha jujur dari awal tapi kadang orangnya sendiri yang terlalu gigih hingga ngga mau dengar penjelasan gue. Kadang kasian juga sih sama kegigihan mereka tapi di lain sisi gue juga ngga bisa sembarangan mempercayai pengiriman barang-barang gue ke sembarangan kurir, kalau sampai terjadi kesalahan bisa fatal akibatnya. Memang perlu perjuangan untuk mendapatkan sesuatu, ya begitulah hidup, c'est la vie...
2 komentar:
si account manager itu bukan dari perusahaan kurir tempat gw kerja kan? heheheh ..... and jadinya masih teteb pake perusahaan kurir tempat gw kerja kan? apalagi utk shipment DG nya ... :)
Bukan AM perusahaan elo kok Don... Justru gue tetep setia sama perusahaan kurir dimana elo bekerja...
Posting Komentar