Sudah dua hari ini di kantorku mengalami krisis air bersih gara-gara ada kebocoran pada pipa saluran air. Semula airnya masih keluar tapi kotor, warna kecoklatan penuh tanah gitu deh... Terpaksalah kalau mau buang air kecil harus mengambil air minum galon untuk bersih-bersih areal sensitif. Aku pun mengalaminya sendiri pengalaman "bersih-bersih" menggunakan air minum galonan. Aku yang saat itu kebelet sudah terdesak HIV (Hasrat Ingin Vivis) buru-buru mengambil air dingin dari dispenser tanpa dicampur oleh air panasnya alhasil ketika diguyurkan ke sekitar selangkangan rasa dingin langsung menyebar ke seluruh tubuh. Efek semriwing ini ternyata tidak cepat hilang sehingga efek semriwing ini masih terasa dalam jangka waktu yang agak lama. Lama-lama keadaan menjadi parah karena katanya lagi dalam perbaikan jadi saluran air dimatikan sama sekali, wah kalau dah begini makin repot aja sebab jika sebelumnya sisa-sisa buang hajat kita masih bisa diflush dengan air kotor sekarang sudah tidak bisa sama sekali, masa untuk membuang residu ekskresi kita harus menggunakan air minum juga???
Kini baru aku sadari kelemahan sistem pertoiletan modern yang sudah meninggalkan model bak dan ember dan diganti dengan keran shower ternyata punya kelemahan yang agak fatal. Di sistem pertoiletan tradisional yang menggunakan bak dan ember memungkinkan untuk dilakukan "penimbunan" air sehingga ketika terjadi force majeure seperti air padam, pipa bocor ataupun banjir paling ngga masih ada stock air bersih yang bisa dipakai untuk kasus-kasus kebelet.
Krisis air juga jadi isu yang lagi anget-angetnya dibicarakan selebritis dunia, sewaktu konser Live Earth pekan lalu di beberapa kota besar dunia, inilah salah satu isu yang digotong. Bahkan seorang Jennifer Aniston menyarankan untuk membudidayakan kebiasaan mandi menggunakan shower karena cara ini lebih irit air ketimbang mandi menggunakan gayung dan bathtub. Iya sih sebetulnya ide mantan istri Brad Pitt ini ada benarnya juga tapi mungkin miss Aniston ini belum pernah mengalami sengsaranya tinggal di Jakarta yang udaranya panas dan penuh polusi, ketika pulang hendak membersihkan badan dari keringat dan debu tiba-tiba air di shower tidak jalan karena ada gangguan dari saluaran PAM... tada... kesian deh loe...
Jadi yang modern itu ngga selamanya baik dan canggih. Memang sih cara modern lebih memudahkan hidup tapi janganlah kita melupakan unsur-unsur tradisional sebab ternyata cara tradisional lebih tahan krisis daripada cara modern.
Kini baru aku sadari kelemahan sistem pertoiletan modern yang sudah meninggalkan model bak dan ember dan diganti dengan keran shower ternyata punya kelemahan yang agak fatal. Di sistem pertoiletan tradisional yang menggunakan bak dan ember memungkinkan untuk dilakukan "penimbunan" air sehingga ketika terjadi force majeure seperti air padam, pipa bocor ataupun banjir paling ngga masih ada stock air bersih yang bisa dipakai untuk kasus-kasus kebelet.
Krisis air juga jadi isu yang lagi anget-angetnya dibicarakan selebritis dunia, sewaktu konser Live Earth pekan lalu di beberapa kota besar dunia, inilah salah satu isu yang digotong. Bahkan seorang Jennifer Aniston menyarankan untuk membudidayakan kebiasaan mandi menggunakan shower karena cara ini lebih irit air ketimbang mandi menggunakan gayung dan bathtub. Iya sih sebetulnya ide mantan istri Brad Pitt ini ada benarnya juga tapi mungkin miss Aniston ini belum pernah mengalami sengsaranya tinggal di Jakarta yang udaranya panas dan penuh polusi, ketika pulang hendak membersihkan badan dari keringat dan debu tiba-tiba air di shower tidak jalan karena ada gangguan dari saluaran PAM... tada... kesian deh loe...
Jadi yang modern itu ngga selamanya baik dan canggih. Memang sih cara modern lebih memudahkan hidup tapi janganlah kita melupakan unsur-unsur tradisional sebab ternyata cara tradisional lebih tahan krisis daripada cara modern.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar