Selasa, 31 Juli 2007

Harry Potter and The Deathly Hallows

Akhirnya seri terakhir dari kisah petualangan si penyihir cilik Harry Potter keluar juga. Yap Harry Potter yang penyihir ini memang tokoh fiksi hasil rekaan tante JK Rowlings tapi ceritanya mampu menyihir jutaan pembaca dari seluruh dunia baik anak-anak maupun orang dewasa untuk rebutan membaca kisahnya, hasilnya yang jadi happy dan sugih tentunya sang pengarangnya sendiri. Saking lakunya buku Harry Potter terjual di seluruh penjuru bumi ini, tante Rowling yang tadinya cuma seorang warga Inggris kelas menengah bawah mendadak berubah jadi seorang jutawati yang kekayaannya nyaingin kekayaan Ratu Inggris. Harry Potter memang berhasil menyihir pengarangnya jadi seorang multi millionaire tetapi Harry Potter ngga mampu menemukan mantra yang paten untuk membendung serangan para pembajak di dunia maya. Sedikit saran untuk Harry Potter, mungkin bisa dicoba mantra karangan saya, wes ewes ewes bablas piratus ne.

Seri ketujuh atau terakhir ini diberi sub judul Harry Potter and The Deathly of Hallows. Buku terakhir ini menjadi seri Harry Potter yang paling gelap dan penuh duka. di seri-seri sebelum Rowlings udah dengan teganya menebar duka dengan mematikan beberapa tokoh yang penting dalam kehidupan Harry Potter tapi tidak pernah sampai sebanyak di seri ini. Pembaca Harry Potter pertama kali diperkenalkan dengan kematian pada seri Harry Potter and The Goblet of Fire, disini yang tewas adalah Cedric Diggory teman sekaligus rival Harry Potter dalam kompetisi Triwizard Challange dan kehidupan percintaan. Lalu pada buku berikutnya yaitu Harry Potter and The Order of Phoenix kembali pembaca dibuat sedih dengan kematian Sirius Black godfathernya Harry Potter. Dan yang paling bikin shock pembaca Harry Potter adalah kematian professor Dumbledore di Harry Potter and The Half-Blood Prince. Tapi itu belum seberapa dibandingkan dengan kematian beberapa tokoh penting lainnya di seri pamungkas ini, salah satunya adalah Hedwig si burung hantu teman Harry Potter yang paling setia.


Selain lebih gelap, buku Harry Potter kali ini juga menampilkan petualangan yang sangat berbeda dari seri-seri sebelumnya. Apabila di seri sebelumnya sebagian besar cerita bersetting di Hogwart, sekolahannya Harry Potter, maka di seri ini Harry beserta dua temannya Ron dan Hermione harus berpetualang ke berbagai tempat makanya petualangan mereka kali ini jadi lebih seru. Bila di seri sebelumnya pembaca bisa saja mengikuti ceritanya dengan baik tanpa membaca seri sebelumnya maka di buku ini jangan harap pembaca baru bisa mudeng dengan ceritanya sebab untuk bisa mngerti ceritanya dengan baik diperlukan pengetahuan-pengetahuan dari cerita pada seri-seri sebelumnya.


Ceritanya sendiri masih seputar Harry Potter yang dikejar-kejar oleh musuh lamanya Lord Voldemort dan anak buahnya yang disebut death eaters. Kali ini posisi Voldemort lagi kuat-kuatnya jadi ngga heran kalau jatuh banyak korban. Sementara itu selain berusaha menyelamatkan diri dari kejaran Voldemort, Harry juga punya kewajiban moral untuk menyelesaikan tugas yang diamanatkan professor Dumbledore sebelum tewas. Untuk itu maka Harry, Ron dan Hermione memutuskan untuk minggat dari Hogwart dan pergi berpetualang ke berbagai tempat yang diyakini menyimpan petunjuk untuk menyelesaikan tugas yang mereka emban. Petualangan mereka ini ternyata mampu membuka beberapa tabir-tabir rahasia yang seputar dunia persihiran dan seputar kehidupan pribadi beberapa orang penting dalam hidup mereka. Pada akhirnya berkat pengetahuan dan senjata-senjata yang mereka peroleh dari petualangannya itu, Harry berhasil mengenyahkan Voldemort baik dari dalam jiwanya maupun dari muka bumi ini. Pertempuran terakhir Harry dengan Voldemort dilakukan di Hogwart yang merupakan rumah bagi mereka berdua. Ternyata ada sebuah kejutan besar yang terungkap di akhir cerita tepat sebelum Harry duel dengan Voldemort yaitu tentang Snape yang terlihat selalu membenci Harry tapi di sisi lain beberapa kali pernah menyelamatkan hidupnya ternyata mempunya rahasia yang besar yang menjadi kunci kemenangan Harry Potter atas Voldemort.


Ngga ngebayangin kalau seri terakhir ini difilmkan, apakah ada sutradara yang mampu menuangkan fantasi-fantasi tersebut ke layar kaca. Seharusnya bila ada sutradaranya sukses menterjemahkan buku ini ke film, hasilnya akan lebih bagus daripada The Lord of The Ring. Tapi sekali lagi disarankan untuk tidak berekspektasi terlalu besar untuk mendapatkan versi film Harry Potter yang sedasyat versi bukunya.

Tidak ada komentar: