Di buku sebelummnya Sang Pemimpi, Andrea menceritakan kisah masa remaja Ikal dan sepupunya Arai di SMA dan perjuangannya untuk bersekolah hingga perguruan tinggi, Edensor melanjutkan petualangan Arai menggapai mimpi di Eropa. Bila Sang Pemimpi bisa dinikmati tanpa perlu membaca buku sebelumnya Laskar Pelangi maka Edensor ini harus dibaca setelah membaca buku sebelumnya untuk mengetahui latar belakang kisahnya. Pada bagian terakhir buku Sang Pemimpi dikisahkan baik Ikal maupun Arai berhasil mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan ke tingkat Master di University de Paris Sorbonne maka kelanjutan petualang keduanya dapat disimak dalam buku ketiga ini. Pada bagian awal buku sebelum masuk ke kisah petualangan Ikal di Eopa, Andrea memberikan beberapa mozaik yang merupakan penggalan kisah dari masa lalunya yang nantinya akan terkait dengan beberapa kejadian di eropa secara tidak terduga. Buku ketiga ini masih bertutur mengenai kekuatan mimpi, dalam buku yang kisahnya diinspirasikan dari pengalaman sang pengarang ini, Andrea ingin mengajak pembaca untuk tidak pernah menyerah untuk mengejar mimpi-mimpi.
Selain ingin memotivasi pembaca untuk tidak menyerah dengan mimpi-mimpinya, Andrea juga memberikan beberapa humor segar nan cerdas seputar gegar budaya dan kenaifan anak kampung yang mendadak jadi warga Paris. Andrea juga dengan lancar menceritakan mengenai kepribadian teman-teman sekelasnya yang berasal dari berbagai latar kebudayaan. Ikal ternyata harus bekerja keras untuk bisa bersaing dengan teman-temannya yang memang sudah memiliki dasar yang kuat untuk mengikuti perkuliahan di universitas sekelas Sorbonne. Dan oh la la, Ikal si anak kampung ternyata berhasil jadi kumbang yang dipilih oleh seorang gadis Bavaria teman sekelasnya yang sosoknya layak jadi Miss Universe karena memiliki 3B (Brain, Beauty dan Behavior). Namun walaupun telah ketiban duren runtuh yaitu sukses jadi pria pilihan sang kembang kelas tanpa harus bekerja keras mendapatkannya namun hati Ikal rupanya hanya untuk A Ling seorang. Ada juga Famke seorang mahasiswa seni yang juga berprofesi sebagai model, gadis Belanda ini semula hanya bertugas menjemput Ikal dan Arai begitu menjejakan kakinya di Eropa namun akhirnya mereka menjalin persahabatan. Famke lah yang memberikan ide kepada keduanya untuk berkelling Eropa dengan cara mengamen. Ketika ide ini disampaikan Ikal kepada teman-temannya ternyata menjadi bahan pertaruhan diantara mereka.
Berpetualanglah Arai dan Ikal keliingi Eropa hingga mencapai Rusia dan bahkan menyentuh Afrika. Dalam petualangan mereka ini banyak sekali terjadi hal-hal ajaib yang tak pernah terbayang oleh mereka sebelumnya mulai dari makan daun plum hingga ketika nyaris dirampok oleh begal eropa mereka diselamatkan oleh seorang kakek yang ternyata berasal dari Indonesia. Bagi Ikal sebetulnya perjalanannya itu bukan sekedar untuk sekedar jalan-jalan keliling eropa namun ada misi lain dibalik itu. Misi tersebut yaitu berusaha mencari jejak A Ling sang pujaan hati yang konon terdampar juga di eropa. Berbekal berbagai info yang didapatkannya dari internet, Ikal mendatangkan tempat yang diperkirkan terdapat A Ling nya tercinta namun apa yang didapat adalah A Ling yang seorang nenek renta, A Ling sang pelacur dan A Ling yang merupakan merk obat kuat. Sampai akhir petualangannya Ikal gagal menemukan A Ling secara fisik namun Ikal menemukan behasil menemukan A Ling secara spiritual.
Setelah puas berpetualang akhirnya Ikal harus menyelesaikan tesisnya namun sang profesor pembimbing memutuskan untuk pensiun dan pulang kampung ke Sheffield. Demi menyelesaikan tesisnya itu terpaksalah Ikal harus pindah ke Sheffield Hallam University. Kota Sheffield ini tidak semenarik Paris sehingga tidak banyak yang dapat diceritakan Andrea seputar kegiatan Ikal di Sheffield. Sampai akhirnya ketika hendak Ikal mengunjungi rumah sang dosen untuk memperlihatkan tesisnya ternyata sang dosen belum tiba di rumah oleh sang nyonya rumah Ikal disarankan untuk jalan-jalan dulu. Maka berangkatlah Arai naik bis dari depan rumah sang dosen dan secara mengejutkan bis mengarah ke sebuah desa yang suasananya persis seperti dalam gambaran buku A Ling dulu. Ketika Ikal menanyakan nama daerah tersebut kepada seorang penduduk lokal dapatlah Ikal jawaban yang mengejutkan, nama desa itu adalah Edensor...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar