Senin, 12 November 2007

Gabus Pucung

Masakan betawi yang paling dikenal adalah soto betawi yang berisi jeroan dan berkuah santan kental dan soto betawi ini rasanya enak setara dengan kadar kolesterolnya yang juga tinggi. Sebetulnya ada juga satu jenis masakan betawi yang berefek samping ngga sejahat soto betawi yaitu Sayur Pucung Gabus atau disebut juga Gabus Pucung. Memang nama Gabus Pucung ini tidaklah setop markotop soto betawi namun rasa-rasanya tidak ditemukan makanan ini di daerah lain selain di kampung betawi terutama di daerah Bekasi. Saya baru pertama kali mencoba masakan khas betawi ini di sebuah warung makan yang spesialisasinya memang gabus pucung di daerah Harapan Indah Bekasi.

Dari namanya kita bisa langsung tahu kalau bahan baku utama Gabus Pucung ini adalah ikan gabus, sedangkan pucung adalah nama betawi dari kluwek. Selama ini aku tahunya ikan gabus itu temannya Peda, Teri, Jambal dan ikan asin lainnya ternyata ada juga masakan yang mengolah ikan secara langsung ini tanpa perlu melalui proses pengasinan dulu. Maka dari itu aku jadi penasaran ingin tahu rasanya ikan gabus yang dimasak dengan kluwek ini. Secara berbahan dasar pucung atau kluwek sepintas gabus pucung ini mirip rawon tapi dari segi citarasa tetap ada perbedaan. Kuah gabus pucung ini terasa lebih pedas karena terdapat irisan cabai rawit dan jahe. Ikan Gabusnya sendiri sepertinya sudah melalui perebus yang cukup lama dalam kuah pucungnya sebab rasa kuahnya benar-benar meresap hingga kedalam daging ikan. Pertama kali mencoba aku langsung jatuh cinta dengan masakan asli betawi yang katanya sudah nyaris punah ini.


Sambil menikmati lezatnya sayur gabus pucung aku mendapatkan beberapa fakta baru yang tidak aku ketahui sebelumnya yaitu aku baru tahu kalau ikan gabus itu semasa hidupnya tidak pernah berteman dengan ikan teri, kembung, pari, cumi-cumi dan udang karena ikan gabus sama seperti ikan jambal hidup di air tawar. He..he.. maaf ya atas ketidaktahuan aku ini sebab dulu aku membenci pelajaran biologi. Ikan gabus juga termasuk ikan yang sangat merdeka, mereka tidak terlalu senang diternak makanya sang penjual gabus pucung hanya mengandalkan dari hasil tangkapan para pengepul. Konon selain susah ditangkar ikan gabus juga susah ditangkap, untuk mendapatkannya para pengepul harus menyetrum ikan yang mempunyai kepala mirip lele ini. Aku tahu kalau kepala ikan gabus mirip lele karena waktu aku makan kemarin kebetulan aku dapat kepalanya. Mungkin karena proses memasaknya yang cukup lama jadinya kepala ikan gabus ini tidak sekeras kepala lele yang di pecel lele. Walaupun hidup di air tawar tapi rasa daging ikan gabus ini lebih mirip rasa daging ikan laut namun tidak terlalu amis.


Seporsi sayur gabus pucung dihargai Rp. 15.000, memang sepertinya cukup mahal untuk ukuran makanan warung namun bila dilihat dari rasa dan masakan ini termasuk langka maka harga segitu saya kira cukup wajar. Kenikmatan rasa sayur gabus pucung ini membuat aku lupa daratan, begitu dagingnya tandas aku langsung mengangkat batok kepala ikan gabus tersebut dan slrup...slrup... kuisap-isap batok kepala tersebut sampai-sampai aku kenagigitan ikan gabus tersebut. Yap saking asiknya mengisap kepala ikan malang tersebut tanpa aku sadari bibirku tersangkut oleh gigi ikan gabus yang lumayan tajam tersebut. Tapi secara keseluruhan sayur gabus pucung masakan warung Udin Ombo (Kalo gak salah gitu nama warungnya) di Harapan Indah Bekasi ini patut dicoba oleh siapa saja yang senang bersurfing lidah.

Tidak ada komentar: