Kamis, 10 Januari 2008

Confession of a Dangerous Mind - Chuck Barris

Confession of a Dangerous Mind diklaim oleh sang pengarang Chuck Barris sebagai unofficial autobiography, namun tidak ada yang tahu pasti kebenarannya. Autobiography sendiri merupakan kisah nyata kehidupan pengarangnya jadi seharusnya lebih banyak unsur fakta daripada fiksi. Chuck Barris dikenal sebagai produser beberapa acara Game Show TV terkenal di Amerika pada era 60an sampai 70an seperti "The Dating Game" dan "The Newlywed Game" serta pembawa acara (dan tentu saja merangkap produser) acara "The Gong Show" yang kini juga diadaptasi oleh sebuah TV swasta di Indonesia. Ketika kecemerlangannya dalam berkreasi menciptakan sebuah tontonan Game Show menurun, Chuck Barris putar setir dengan mengarang beberapa buku, salah satunya adalah "Confession of a Dangerous Mind" ini.
Entah apakah yang ditulisnya di bukunya ini memang yang sesungguhnya terjadi atau hanya sekedar taktik dagang dari Chuck Barris agar bukunya laku di pasaran maka dia berani mengungkapkan kalau dirinya pernah bekerja di lembaga intelejen Amerika CIA sebagai agen lapangan. Chuck Barris sendiri tidak pernah mengamini atau menyangkal soal kebenaran isi bukunya ini namun taktiknya tersebut lumayan berhasil. Buktinya adalah kisah "Confession of a Dangerous Minds" dibuat versi layar lebarnya pada tahun 2002 yang disutrdarai oleh George Clooney.


Baiklah mari kita anggap buku ini sebagai autobiography betulan. Cerita diawali dengan cerita masa muda Chuck Barris yang sangat santai serta dengan berbagai kisah asmara khas anak muda. Barris yang mempunyai pola pikir eksentrik sehingga membuat dirinya tidak betah bekerja pada bidang-bidang yang sifatnya konvensional. Ketika sedang sibuk mencari pekerjaan baru setelah menganggur cukup lama, Barris mendapat panggilan pekerjaan yang cukup unik ternyata pekerjaan itu adalah menjadi anggota CIA. Hasrat utama Barris sebetulnya ingin bekerja di dunia perTVan untuk mengembangkan ide-idenya mengenai acara Game Show. Setelah beberapa kali idenya ditolak mentah-mentah oleh berbagai jaringan TV akhirnya Barris sukses juga membuat sebuah acara Game Show di TV yang diberi judul "The Dating Game". Walaupun awalnya sempat tertaih-tatih namun kesuksesan tiba juga hingga Barris berhasil membuat beberapa acara lain yang tidak kalah sukses. Dibalik itu tidak ada yang tahu kalau Barris juga merangkap sebagai agen lapangan CIA dan menjadikan profesi produser TV sebagai kedoknya sempurna. Kedua profesi tersebut dijalankan Barris dengan sukses namun kisah cintanya dengan para wanita tidak sesukses karirnya tersebut. Justru ketika Barris sudah merasa jenuh dengan kedua profesinya tersebut, dia berhasil menemukan pelabuhan cintanya.


Kisah kehidupan Barris yang kalau betulan terjadi ini benar-benar luar biasa dan memang layak diangkat ke film. Namun setelah selesai membaca buku ini aku malah makin sangsi kalau kisah ini benar terjadi di kehidupan nyata Chuck Barris. Memang sih dibuku ini juga diselipkan beberapa foto supaya dapat memberikan kesan yang meyakinkan tapi itukan bisa dibuat-buat juga mengingat sang pengarang pernah bekerja di industri hiburan. Setelah memahami faktor psikologis Barris si produser TV yang hidupnya cenderung membosankan, aku malah merasa kalau kehidupan Barris sebagai agen CIA hanya khayalannya belaka sebagai kompensasi dari rasa bosannya. Selain itu aku juga merasa janggal membaca proses perekrutan Barris sebagai agen CIA rasanya terlalu sederhana dan gampang untuk menjadikan seseorang sebagai agen rahasia. Dan yang terakhir adalah kita semua ahu kalau CIA adalah sebuah lembaga mata-mata yang sangat kompleks dan sangat menjaga kerahasiaan tapi ko bisanya si Chuck Barris ini leluasa menceritakan pengalamannya bekerja sebagai agen termasuk pengalamannya dalam menghabisi nyawa tokoh-tokoh yang dirasa berbahaya oleh CIA. Di sisi lain kalau disebut buku fiksi juga kurang cocok karena ada banyak unsur yang berdasarkan fakta terutama di seputar kisah Barris ketika berkecimpung di dunia pertelevisian jadi sepertinya menurutku ini adalah buku setengah autobiography.

Tidak ada komentar: