Sabtu, 12 Januari 2008

The Dying General

Berita seputar sakitnya mantan presiden berita nyaris jadi tajuk utama berita di setiap media baik cetak maupun elektronik. Apalagi ketika jumat malam lalu ketika Pak Harto masuk dalam kondisi kritis, hampir seluruh stasiun TV menyiarkan breaking news. Yang parah ngga cuma heboh menmberitakan perkembangan keadaan kesehatan Pak Harto detik per detik bahkan ada beberapa stasiun TV yang sudah menyiapkan awaknya di Astana Giri Bangun tempat yang diperkiraan akan menjadi tempat peristirahatan terakhir Pak Harto padahal orangnya sendiri belum mati. Persaingan antar media saat ini benar-benar luar biasa ketat sehingga mereka berlomba-lomba untuk menjadi yang pertama dalam menyampaikan informasi kepada pemirsanya. Tidak cuma para pemburu berita serius yang sibuk memantau perkembangan Pak Harto, bahkan media infotainmentpun tak ketinggalan untuk stand by di RSPP. Bedanya kalau wartawan berita betulan mencari informasi keadaan kesehatan Pak Harto yang paling mutakhir, para pemburu gosip sibuk mencari tahu siapa saja yang mengunjungi Pak Harto siapa tahu ada diantara pengunjunginya adalah mantan pacar anak atau cucunya Soeharto yang bisa dijadikan bahan gosip. Sungguh ironis sebab antusiasme media yang sangat bebas semacam ini dulunya adalah sebuah barang mahal pada saat Pak Harto masih berkuasa.
.
Soeharto yang sedang terbaring lemah akibat sakitnya itu rupanya banyak mendapatkan doa dari orang-orang mulai dari keluarga serta kaum kerabatnya hingga berbagai lapisan masyarakat Indonesia yang masih kagum terhadap sosoknya. Ternyata yang mendoakan kesembuhan Pak Harto tidak cuma orang-orang yang mencintainya saja tapi orang-orang yang pernah disakitinya pun ternyata mendoakan agar Pak Harto cepat sembuh, kalau Pak Harto sembuh mereka mengharapkan proses peradilan terhadap dirinya bisa dilanjutkan. Memang selama 32 tahun masa pemerintahannya Pak Harto telah banyak "makan korban" yang sampai saat ini masih menaruh dendam terhadapnya. Tapi selama itu juga Pak Harto telah menabur benih "hutang budi" terhadap para pengikutnya yang hingga kini masih membelanya habis-habisan. Proses peradilan terhadap berbagai "kesalahan" Pak Harto mulai dari pelanggaran HAM hingga kasus korupsi tidak pernah jalan akibat banyaknya rintangan dari berbagai pihak yang berusaha melindungi sosok paling ditakuti di masa OrBa ini.
.
Beberapa bulan yang lalu ketika sedang menumpang sebuah taksi, sang pengemudi yang rupanya adalah fans Soeharto menyatakan bahwa kehidupan terasa lebih mudah ketika Pak Harto berkuasa, semuanya serba mudah didapat dan murah. Sang supir ternyata sangat percaya hal-hal supranatural mengatakan bahwa ketika Pak Harto berkuasa sangat jarang terjadi bencana alam seperti saat ini, Pak Harto yang menurut sang sopir taksi masih kejawen bisa berkompromi dengan penguasa alam. Well tidak dapat disalahkan juga pendapat supir taksi yang mungkin lupa kalau di penghujung maa pemerintahan Soeharto Indonesia menderita krisis ekonomi yang berkepanjangan. Krisis Ekonomi ini disinyalir karena dampak dari gaya pemerintahan Pak Harto yang menyebarkan virus mematikan bagi ekonomi yaitu Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Virus KKN yang telah berkembang selama puluhan tahun ini sudah sangat merusak hingga sampai saat ini virus tersebut masih sangat sulit untuk diberantas. Masalah bencana alam sama sekali tidak ada hubungan dengan soal-soal kejawen atau hal supranatural lainnya tapi memang manusianya saja yang ngga becus menjaga keseimbangan alam. Dulu juga sudah banyak terjadi bencana alam hanya saja tidak terlalu terekpose media seperti saat ini karena pada jaman Pak Harto media dikontrol dengan ketat oleh pemerintah sehingga yang sampai ke rakyat tinggal yang baik-baiknya saja.
.
Selama memerintah dulu Pak Harto memang melakukan beberapa kejahatan seperti pelanggaran HAM dan menyebarkan virus KKN tapi harus diakui kalau Pak Harto juga mempunyai prestasi yang cukup bagus. Boleh saja tingkat pendidikan Pak Harto adalah yang paling rendah diantara semua presiden RI namun Pak Harto punya Management Skill yang paling bagus. Menurutku Pak Harto adalah presiden Indonesia yang mempunyai program kerja yang sangat jelas melalui program Repelita atau Rencana Pembangunan Lima Tahun. Memang sih kadang program ini sering dijadikan ajang korupsi tapi paling tidak sudah jelas program pembangunan yang akan dikerjakannya. Selain itu prestasi olahraga Indonesia juga sangat maju salah satu faktor pendukungnya adalah Pak Harto mau melegalkan program judi melalui kegiatan Porkas atau SDSB. Ehmm apa hubungannya? Kegiatan judi legal ini berhasil mengeruk keuntungan yang cukup besar, keuntungannya ini dipakai untuk pengembangan olahraga maka ngga heran kala itu Indonesia selalu juara umum di Sea Games. Bandinginlah dengan keadaan dunia olahraga Indonesia sekarang yang mendapat dana minim sehingga sulit berkembang dan akhirnya prestasinyapun ikutan minim.
.
Sosok Pak Harto yang dicintai sekaligus dibenci ini memang masih menarik perhatian media dan masyarakat. Soal masalah hukum yang menjeratnya, demi keadilan harus tetap jalan mungkin bentuk hukumannya tak perlu hukuman fisik tapi diganti saja dengan penyitaan aset pribadinya termasuk aset milik anak-cucunya yang berjumlah sangat banyak. Aset para anak-cucunya juga kan berasal dari hasil KKN juga. Pak Harto mempunyai julukan The Smiling General karena sang jenderal besar ini mempunyai senyuman yang khas. Namun sekarang ini senyum ini menjadi pemandangan langka, akankah kita melihat sang jenderal ini tersenyum? Tak ada yang dapat menjawabnya dengan pasti, mungkin untuk saat ini julukan yang paling pas dengan kondisi sang jenderal adalah The Dying General...

Tidak ada komentar: